Opini Pos Kupang

20 Tahun Unimor di Timor Barat

TAK terasa, Universitas Timor ( Unimor) telah berusia 20 tahun. Arby Suharyanto sebut usia 20 tahun dikategorikan sebagai tahap kedelapan

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto 20 Tahun Unimor di Timor Barat
Dok
Logo Pos Kupang

Sejak tahun 2000 hingga September 2014, Unimor adalah perguruan tinggi swasta (PTS), yang berada di bawah pengawasan Kopertis Wilayah VIII Denpasar.

Namun sejak Oktober 2014, Unimor diubah statusnya dari PTS ke perguruan tinggi negeri (PTN). Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 119 tahun 2014, tanggal 6 Oktober 2014 tentang Pendirian Universitas Timor, Unimor dinegerikan.

Penegerian ini merupakan tahap pembaptisan resmi sebagai salah satu PTN termuda di Indonesia.

Penegerian Unimor bukan narasi tanpa awal. Itu bukan dadakan. Tetapi ia diproses melalui waktu yang begitu panjang dan melelahkan.

Untuk memperlancar proses itu, dibentuklah sebuah Tim Penegerian pada sekitar tahun 2012. Selama dua tahun, tim ini bekerja menyiapkan dua dokumen penting, yaitu dokumen akademik, yang menjelaskan alasan penegerian dan dokumen aset, yang memuat aset Unimor.

Kedua dokumen tersebut memuat pandangan para tokoh dan sekolah pendukung termasuk Sandinawa, Yayasan yang menaungi Unimor, iklas menyetujui jika Unimor dinegerikan. Dari berbagai pandangan yang dihimpun, para nara sumber mendukung.

Mereka dengan tegas mengatakan bahwa tawaran itu adalah peluang emas yang harus disambut dengan tulus hati.

Untuk menunjukkan kenegeriaannya, Unimor telah berusaha melobi ke pusat agat diberikan dana pembangunan kampus terpadu. Memasuki tahun 2015, pusat menggelontorkan dana sekitar Rp. 5 miliar untuk pembuatan rancangan lokasi dan jenis gedung yang hendak dibangun.

Rancangan ini direncanakan direalisasi tahun 2016. Tetapi karena Negara membutuhkan banyak dana untuk pembangun infrastruktur di seluruh wilayah NKRI, dana untuk Unimor tiada kabar lagi.

Terbetik kabar bahwa memasuki tahun 2019, dana pembangunan kampus terpadu itu telah ada di rekening Unimor. Untuk menandai pembangunan kampus tersebut, Kemendikbud telah mengirim beberapa staf khusus dan calon pengelola proyek pembangunan untuk mengecek lokasi dan melakukan pengamatan awal.

Masa Depan

Dalam artikel saya (voxntt.com, 24 Juni 2020), telah saya tulis bahwa usai memenangkan pemilihan Rektor, Senin, 22 Juni 2020, Dr. Ir. Stefanus Sio, MP, akan memimpin Unimor dari 2020 hingga 2024.

Intisari dari artikel itu ialah bahwa sebagai anak asli, dia harus siap memikul beban leluhur Biinmafo (Biboki, Insana dan Miomafo), wilayah kevektoran masa lalu melalui kecerdikannya untuk menyusun `kabinet kerja', terutama mengejar pembangunan fisik (kampus terpadu), menata integritas dirinya untuk membagi beban pekerjaan dan menyiapkan dana.

Ketiga beban di atas merupakan tantangan berat. Sebab, hampir selama 10 tahun terakhir, pembangunan kampus terpadu sebagai lambang kemegahan Unimor di kuan Kefa meredup tanpa bekas.

Di akhir tahun 2019, saat almarhum Arnoldus Klau Berek masih sebagai Rektor Unimor, info pembangunan kampus terpadu sempat marak dan ramai dibicarakan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved