Bupati Don Kunker di Ulupulu Nangaroro

POS-KUPANG.COM | MBAY -- Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do melakukan kunjungan kerja ( Kunker) dan monitoring padat karya kerja jalan rabat, sekaligus sidak rumah kepala keluarga miskin.

Tepat jam 07.30 Wita Bupati Don tiba di Lokasi Padat Karya, Desa Ulupulu I Kecamatan Nangaroro Kabupaten Nagekeo, Kamis (16/7/2020).

Bupati Don didampingi Camat Nangaroro, Gaspar Taka, Kades Ulupulu I, Emilianus Meze dan para pelaku program serta warga yang hadir, terlebih dahulu menelusuri jalan usaha tani di antara lahan usaha warga.

• Bahas ASF, Dinas Peternakan Ngada Gelar Rapat Terbatas

"Ini jalan sudah lebar dari pintu masuk. Jangan justru makin sempit di ujung. Saya minta partisipasi warga termasuk hal-hal seperti ini. Segera pindahkan pagar kalau terlalu rengsek masuk badan jalan," ujar Bupati Don kepada seorang warga yang mulai tanam kaki pagar rapat jalan.

Atas permintaan Bupati, warga tersebut menyatakan siap, karena diakuinya, jalan ini bermanfaat untuk kebutuhan transportasi ke dan dari pekarangannya.

• Fraksi Gerindra DPRD Malaka Kritisi Pengelolaan Anggaran Daerah, Begini Jawaban SBS

Selesai itu Bupati Don kembali, lalu bergabung dengan 43 warga dari 3 kelompok yang hari ini melanjutkan kegiatan padat karya pekerjaan peningkatan jalan dengan perkerasan beton.

Tahun 2020, Desa Ulupulu I, Kecamatan Nangaroro, mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 600 juta dari Satker Pelaksana Prasarana Wilayah Permukiman Wilayah II NTT, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU untuk Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah, Pekerjaan peningkatan jalan dengan perkerasan beton.

Kontrak pekerjaan selama 120 hari kalender, mulai 4 Juni - 3 Oktober 2020, sepanjang 897 meter, dan dilaksanakan oleh Badan Kerja Sama Antar Desa (BKAD) PISEW Kecamatan Nangaroro.

Selesai gotong royong singkat di lokasi padat karya, Bupati pulang dan minta mampir di rumah salah seorang penyandang KK miskin sesuai informasi data desa.

Kepada camat Nangaroro dan kades Ulupulu I Bupati Don menyatakan Camat dan Kades harus memastikan penyebab kemiskinan itu apa.

"Pastikan, miskin dalam hal apa, atau apa yang menyebabkan dia miskin. Apa ada lahan pekerangan? Ada usaha "toni mula, peni wesi (pertanian dan peternakan) minimal skala rumah tangga," ujarnya.

Ia mengajak pemangku kepentingan untuk bersama memberantas kemiskinan yang ada.

"Saya ajak semua pelaku kepentingan, terutama camat, kepala desa, para tokoh adat/ulayat. Mari kita kerja sama, memberi sorotan pada hal-hal ini. Agar, yang miskin dibantu tepat sesuai persoalannya dan bisa keluar dari jeratan kemiskinan," ujarnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan)