Siswa Belajar Berkelompok dari Rumah, Pemda Tunggu Izin Mendikbud

Sejumlah pemerintah daerah di NTT melarang pembelajaran tatap muka akibat pandemi virus Corona ( Covid-19)

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM / INTAN NUKA
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Drs. Dumuliahi Djami 

Ia mengatakan, Manggarai Barat tidak termasuk dalam daerah yang diberikan kesempatan untuk melakukan belajar mengajar secara tatap muka oleh Kemendikbud.

Menurut Bernadus, terdapat 2 opsi dalam pembelajaran, yakni opsi pembelajaran daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Dalam pembelajaran daring, dilakukan proses belajar mengajar menggunakan internet dan dalam bentuk kegiatan telekonferensi atau video konferens serta aplikasi lainnya yang memungkinkan untuk pembelajaran dapat berlangsung.

Sedangkan untuk pembelajaran luring, di mana terdapat wilayah yang tidak memiliki jaringan internet, maka pembelajaran dilakukan secara offline dengan penugasan manual atau memberikan buku pegangan guru kepada siswa untuk dipelajari di para peserta didik yang berada di rumah.

Pemda Manggarai juga memperpanjang masa belajar secara online dari rumah.
Hal ini tertuang dalam Surat Instruksi Bupati Manggarai Deno Kamelus tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Resiko Penularan Infeksi Corona Virus Disease atau Covid-19.

Pos Kupang memperoleh surat intruksi tersebut dari Kepala Bagian Protokol dan Komunukasi Pimpinan Setda Manggarai, Lodovikus D Moa, Senin (13/7).

Instruksi ditujukan kepada kepala sekolah PAUD, TK atau pengelola PKBM, Kepala UPTD SD/MI, SMP/MTs. Disampaikan bahwa mengingat tahun ajaran baru dimulai tanggal 13 Juli, maka selain memperpanjang masa dirumahkan, juga tetap mengikuti protokol kesehatan penanganan Covid-19.

Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo menegaskan, sampai saat ini pihakya masih memberlakukan proses belajar dari rumah. Menurutnya, pemerintah masih terus melakukan kajian dan evalusi agar pembelajaran bagi siswa tetap berjalan terutama bagi siswa baru.

Khusus murid SD, kata Bupati Robby, harus diperhatikan secara khusus agar bisa belajar baca dan tulis serta menghitung.

"Kita masih belajar dari rumah. Kita lagi atur agar KBM tetap jalan sesuai protokol kesehatan. Kita lagi kaji anak-anak diatur belajar per kelompok dari rumah. Siswa kelas satu SD kita harus perhatikan khusus biar bisa baca, tulis dan menghitung," kata Bupati Robby di Kampus Unipa Maumere, Senin (13/7).

Ia menjelaskan, Sikka masih masuk zona merah tapi pemerintah sedang berupaya keras menuju ke zona hijau.

"Kita sedang menuju zona hijau karena di Sikka tidak ada transmisi lokal. Jadi, kita minta semua sekolah atur jam belajar bagi siswa kelas satu dan enam menghadapi UN," ujarnya.

Menindaklanjuti arahan Bupati Sikka, sejumlah SD di Kecamatan Nelle, belajar di rumah warga selama dua jam. Sesi pertama dari pukul 08.00 sampai 10.00 Wita. Sesi kedua, pukul 10.00 sampai pukul 12.00 Wita.

Hal ini terpantau oleh Tim Kecamatan Nelle di SDK Delang, SDI Kode dan SDI Keduwair, Senin (13/7) siang. Tim pemantau memastikan KBM berjalan dengan penerapan protokol kesehatan.

Bupati Sumba Barat Agustinus Niga Dapawole mengatakan, guru tetap masuk sekolah, sedangkan siswa belajar di rumah. Kehadiran para guru itu ditandai dengan mengisi absen kehadiran setiap harinya.

"Kehadiran para guru sangat penting untuk mendukung sistem belajar di rumah dengan menyiapkan materi tugas berdasarkan pokok bahasan sesuai kalender kegiatan belajar mengajar yang tersedia. Penyusunan soal itu selanjutnya dibagikan siswa-siswi mengerjakannnya," kata Bupati Niga. (yen/cr5/mm/rob/ris/ii/pet)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved