Doni Sebut Penyebab Kebakaran Karena Korsleting Listrik
Saat kejadian itu, urainya, api merambat cepat sekali sehingga dirinya tidak bisa menyelamatkan barang-barang berharaga milik mereka.
Doni Sebut Penyebab Kebakaran Karena Korsleting Listrik
POS-KUPANG.COM| KUPANG-- Doni, salah seorang korban yang mendiami Mess Guru, mengatakan, sebelum terjadi musibah kebakaran, dirinya sedang mencuci.
" Kronologi Kejadian itu, saya ada di belakang dan lagi mencuci. Mesin cuci sementara bunyi. Terus, saya angkat ini air dan mau "poa" di ini mesin cuci," demikian disampaikan Doni kepada wartawan Pos Kupang.Com di Naimata, Selasa (30/6/2020) saat menguraikan kronologi kejadian kebakaran di Mess Guru SD Inpres Naimata.
Ketika hendak menuangkan air ke dalam mesin cuci itu, ujarnya, dirinya melihat bubungan rumahnya sudah dipenuhi dengan asap.
Melihat demikian, dirinya membawa sebuah ember berisi air dan hendak menyiram. Namun, balok kayu yang sudah terbakar akhirnya terjatuh dari bubungan dan mengenai tanganya.
" Saya lihat seng itu sudah baasap semua, saya bawa air satu ember masuk mau siram; balok dengan api, satu kali turun hantam saya di tangan ( dia menunjukkan tangan, )" paparnya.
Meskipun balok yang sudah terbakar jatuh menimpali tanganya, dirinya berusaha untuk keluar dan mematikan meteran listrik.
Setelah mematikan meteran listrik, urainya, dirinya berusaha untuk masuk kembali ke dalam rumah dan berusaha menyelamatkan berkas-berkas. Usahanya itu pun sia-sia karena terjebak di dalam.
" Akhirnya saya lari keluar untuk kasih mati meteran dan masuk kembali untuk selamatkan berkas- berkas tetapi tidak bisa, saya terjebak di dalam," katanya.
Karena terjebak di dalam, akhirnya dia berusaha menyelamatkan diri dengan berusaha keluar dari dalam jendela.
"Habis saya buka lemari saya tidak bisa lihat apa-apa, cuma saya lihat ada cahaya di jendela itu. Saya berusaha keluar lewat jendela itu. Saya berusaha untuk keluar dari itu. tidak tahu kepala duluan atau apa saya juga tidak sadar," ucapnya.
Dikatakan Doni, penyebab kebakaran karena korsleting listrik dari atas plafon.
"Tapi kalau dari saya atau dari sebelah saya Ju tidak tahu karena api sudah membesar. Saya masuk mau siram begini itu balok sudah hantam saya di sini ( dia menunjukkan tangannya)," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa kebakaran yang menghanguskan mess Guru SD Inpres Naimata No 036, Kecamatan Naimata, Kelurahan Maulafa disebabkan karena Korsleting listrik pada salon ( Sound speaker) yang sedang diperbaiki tetangga Mess.
" Penyebab kebakaran Diduga disebabkan korlsting listrik, karena pada saat itu tetangganya sedang memperbaiki salon rusak dan kejadian itu terjadi sekitar jam 9.02 atau 9.03 menit,"
Demikian disampaikan Ny. Benedigta Tenis (43), istri dari Theodorus Fallo, S.Pd, yang merupakan salah seorang guru di SD Inpres Naimata, Senin (29/6/2020).
Mess guru yang ludes terbakar itu terdiri dari satu atap dan ditempati oleh dua guru SD Naimata yakni Monika Naraha, S.Pd, bersama suami dan juga Theodorus Fallo bersama istri dan anak-anaknya.
Mess guru yang hanya memiliki satu atap tersebut, hanya dipisahkan oleh tembok sebagai sekat pembatas.
Dikatakan Benedigta, sebelum peristiwa kebakaran itu terjadi, tetangga sebelah mess, sementara memperbaiki salon bekas atau salon ( soundspeaker) yang sedang dalam kondisi rusak.
Sedangkan, dirinya bersama suami beserta anak-anaknya (2 putrinya), baru selesai sarapan pagi dan sedang duduk di pintu belakang.
Sesaat dirinya beserta suami dan kedua putrinya sedang duduk di pintu belakang rumah, tiba-tiba, ujar Benedigta, menguraikan kronologi kejadian, nyala api sudah muncul dari arah belakang rumah tetangganya dan pada saat itu pihaknya tidak mengetahuinya.
Dikatakan Benedigta, setelah tetangganya melihat ada nyala api dari arah belakang rumah, tiba-tiba dia ( tetangganya) berlari keluar untuk menyiram nyala api itu.
Setelah tetangganya menyiram nyala api itu, jelas Benedigta, tetangganya lalu kemudian memanggil dirinya ( Benedigta) sebanyak 1 kali; yang ketika itu sedang duduk bersama dengan suami dan kedua putrinya di pintu belakang, bahwa telah terjadi kebakaran.
Padahal, urainya, nyala api sudah merambat di dinding belakang.
" Dia teriak satu kali bilang kebakaran. Itu yang dia sudah siram di luar baru dia teriak bilang kebakaran. Sedangkan, api sudah merambat di dinding belakang," kata Benedigta.
Setelah mendengar terjadi kebakaran, kata Benedigta, dirinya bergegas masuk ke dalam rumah dan berusaha mendobrak pintu lemari miliknya.
Akan tetapi, jelasnya, karena lemari miliknya terlalu keras, makanya hanya " rau" kain gorden.
Begitu pula suaminya, yang berusaha untuk menyelamatkan ijazah, tas dan uang, tetapi ia pada akhirnya terjatuh.
Mereka berusaha untuk masuk menyelamatkan barang-barang berharga milik mereka tetapi tidak bisa karena konfor, kulkas dan meteran listrik telah meledak
" Kami tidak bisa masuk begitu pun anak-anak tidak bisa masuk karena konfor ukuran besar, konfor ukuran kecil, kulkas ukuran besar dan kulkas ukuran kecil juga meledak, " ujarnya.
Dikatakan Benedigta, begitu pula, meteran listrik milik tetangganya juga meledak. Melihat demikian, karena meteran listrik kami tersambung dengan sekolah makanya kami berusaha untuk memadamkan meteran listrik.
Akibat dari peristiwa kebakaran tersebut, ujar Benedigta, uang senilai Rp 30 juta, cincin emas, kalung, gelang ijazah, dua unit laptop laptop, dua unit salon ( Sound Speaker) besar dan kecil, dua unit TV dua, lemari besar dan kecil serta surat-surat berharga lainnya ludes terbakar.
Sementara itu, Theodorus Fallo mengatakan, kebakaran awal itu di bagian dapur sehingga menjalar ke setiap ruangan.
• Rektor Undana : Nilai Universal Dalam Menata Kehidupan Jangan Sampai Tergerus
• Monika Naraha : Kami Korban dan Tidak Saling Menyalahkan
"Jadi saya mau bantu untuk selamatan ijasah dengan uang dong sonde bisa karena api sudah di atas bumbungan atap rumah dan seng sudah terjatuh. Jadi, saya berusaha untuk melompat lewat jendela," katanya.
Saat kejadian itu, urainya, api merambat cepat sekali sehingga dirinya tidak bisa menyelamatkan barang-barang berharaga milik mereka.
Sampai pada berita ini diturunkan mereka belum bisa memprediksi total kerugian yang dialami. (Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Vinsen Huler)