Prostitusi Online di Ende, Transaksi di Depan Pasar Potulando Modus Nongkrong

Lokasi parkir depan Pasar Potulando, Kabupaten Ende Provinsi NTT diduga menjadi tempat transaksi prostitusi online

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
Pos Kupang/Romualdus Pius
Sampah di pasar Potulando Ende 

POS-KUPANG.COM | ENDE - Lokasi parkir depan Pasar Potulando, Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur ( Provinsi NTT) diduga menjadi tempat transaksi prostitusi online antara pelanggan dan penyedia jasa atau perantara.

Perantara dengan pelanggan berkomukasi via handphone lalu bertemu di depan Pasar Potulando untuk tawar-menawar tarif.

Selanjutnya, jika sudah sepakat, perantara menghubungi 'anak buahnya', lalu bersama pelanggan ke kos-kossan atau penginapan. Biaya penginapan ditanggung oleh pelanggan.

Bandara El Tari Kupang Siap Terapkan Pelayanan New Normal

Jika ada pihak keamanan yang datang dan bertanya mereka mengaku bahwa hanya duduk nongkrong saja. Berikut hasil penelusuran POS-KUPANG.COM.

Sabtu (6/6/2020) dini hari POS-KUPANG.COM, mendatangi lokasi tersebut. Pantauan, ada sejumlah muda-mudi duduk berkumpul di emperan depan pasar, mereka asyik bercanda dan tertawa.

POS-KUPANG.COM, lantas membeli minuman di kios dalam pasar yang masih beroperasi kendati sudah pukul 01.00 Wita dini hari, kios itu tak jauh dari emperan tempat muda-mudi duduk
POS-KUPANG.COM lalu bergeser duduk sendiri di tempat parkir.

Merasa Dianaktirikan, 32 KK Mengadu ke Pemdes Umakatahan

Beberapa menit berselang, muda-mudi tersebut, bergeser ke sebrang jalan dan duduk berkumpul di emperan deretan ruko.

Salah seorang dari mereka (inisial R) yang mengenakan pakian perempuan namun postur tubuhnya kekar seperti pria mereka mendatangi POS-KUPANG.COM.

"Kaka tunggu siapa di sini? Maaf, saya boleh duduk di samping kaka," tanya R. POS-KUPANG.COM lantas mempersilahkan R duduk.

"Ade dan teman-teman sedang apa di sini, kok sudah dini hari tapi masih kumpul-kumpul. Apakah ada sesuatu yang kalian buat," tanya POS-KUPANG.COM. R merespon pertanyaan POS-KUPANG.COM, sembari tersenyum dan memalingkan wajahnya ke arah teman-temannya di depan ruko.

Setelah ditanya beberapa kali, R akhirnya menuturkan, kalau dia tengah menunggu dua orang 'anak buahnya yang sedang melayani tamu.

"Saya ni kan mami mereka, saya sedang tunggu anak-anak saya pulang layani tamu, jadi kalau sudah selesai layani saya jemput mereka pulang," ungkapnya.

Menurut R tarif anak buahnya, berkisar 300 hingga 500 ribu sekali layan. Dia katakan, dirinya hanya menjadi perantara untuk membantu.

"Saya tidak jual orang, tapi bantu saja, nanti baku bagi uangnya. Kalau kaka juga mau saya kontak dua nona. Nanti kita tunggu di kos saya di belakang pasar ini," ajak R. R merahasiakan latar belakang anak buahnya.

Ditanya apakah tidak takut kalau razia oleh pihak keamanan, R mengaku sudah beberapa kali pihak keamanan melakukan razia, namun mereka selalu berhasil berkelit.

"Kami sudah tau kapan ada razia dan tanda-tanda kalau ada razia, jadi aman. Kalau lokasi untuk itu, kalau sudah deal, harganya, bisa pilih sendiri, bisa di penginapan. Kalau ada yang razia, kami bilang kami duduk nongkrong," ungkapnya.

Sekretaris Lurah Potulando, Maria Imakulata Mei, diwawancarai, POS-KUPANG.COM di Kantor Lurah Potulando, Senin (8/6/2020) mengaku kaget mendengar informasi yang disampaikan POS-KUPANG.COM terkait transaksi prostitusi di depan Pasar Potulando.

"Wah saya terus terang kaget dengar informasi ini, tapi itu seharusnya tidak boleh. Kami akan tindak lanjut dan koordinasi dengan Babinkamtibmas di sini," ungkap Imakulata.

Imakulata lantas, menyuruh stafnya menelepon Alfred Babinkamtibmas Kelurahan Potulando.

Tiba di Kantor Lurah, Alfred membeberkan, terkait informasi yang disampaikan POS-KUPANG.COM, sebelumnya warga sudah sampaikan.

"Saya sudah dengar laporan dari warga. Ada warga yang lapor ke saya, saya juga pernah turun, hanya itu, mereka punya mata-mata sehingga kita susah untuk tertibkan," ungkap Alfred.

Namun, lanjutnya, ke depan ia akan berkoordinasi dengan pihak RT dan warga untuk melakukan penertiban dan mencaritau bagaimana parantara dan anak buahnya beraksi untuk transaksi prostitusi.

Ketua RT 01 Potulando didatangi POS-KUPANG.COM di kediamannya mengaku akan koordinasi dengan Babinkamtibmas untuk melakukan penertiban.

"Yah terkait itu ada laporan dari warga, namun katanya, anak-anak muda dan perantara itu di RT tetangga bukan RT kami," ungkapnya.

Namun, karena tempat transaksi prostitusi di wilayah RTnya, ia bertekad bersama pihak terkait untuk melakukan penertiban.

"Terima kasih antas informasinya, ini tidak benar lagi kalau anak-anak muda kita berbuat seperti itu. Kasihan kalau ada anak-anak kita dari kampung datang ke sini untuk sekolah tetapi malah terjerumus ke dunia prostitusi," ungkapnya.

Menurutnya, informasi bahwa ada transaksi prostitusi di Potulando sudah lama ia dengar, tetapi dirinya baru mengetahui kalau di depan Pasar Potulando yang masuk dalam wilayahnya merupakan lokasi transaksi.

Pengamat Sosial, Oskar Vigator diwawancarai POS-KUPANG.COM via handphone mengatakan, pihak Lurah RT dan Babinkamtibmas mesti bergerak cepat melakukan pemantauan dan penertiban karena informasi tersebut sudah sampai ke masyarakat.

"Mungkin ada kesulitan soal bukti dan lain-lain, tetapi kalau ada indikasi bahwa ada tempat mereka transaksi, itu bisa membantu untuk melakukan pemantauan dan pelacakkan," ungkapnya.

Menurutnya, dengan kemajuan teknologi dan informasi memang mempermudah para perantara menjalankan aksinya, sehingga sulit dilacak. Oleh karena itu kata dia, butuh koordinasi dari semua pihak terkait.

Menurutnya, banyak faktor yang memengaruhi mengapa anak-anak muda terjerumus ke dalam dunia prostitusi.

Dia katakan ada dua faktor yang menjadi pemicu yakni desakan ekonomi dan gaya hidup konsumerisme.

"Yang paling utama menurut saya yakni desakan ekonomi. Di Ende penduduknya padat, tapi lapangan pekerjaan juga terbatas," ungkapnya.

Lanjutnya, anak-anak muda juga sudah mulai gaya hidup anak muda sudah mulai mengarah ke konsumerisme. Menurutnya, hasrat mereka untuk memiliki barang-barang mewah begitu tinggi.

"Misalnya ingin punya handphone bagus, merk terkini, supaya bisa ke salon dan lain-lain, nah untuk bisa dapat uang dengan nilai yang besar, cepat dan gampang, mereka akhirnya terjerumus ke dunia itu," kata Oskar. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved