Fadli Zon Ungkap 3 Masalah Besar Dibalik Kebijakan New Normal Presiden Jokowi, Ini Mencemaskan!
kebijakan new normal itu sangat mencemaskan. Sebab secara epidemiologis, Indonesia masih berada dalam zona merah pandemi Covid-19.
Hal tersebut diungkapkannya membuat organisasi pengambilan keputusan menjadi tak jelas.
"Hasilnya sudah bisa kita lihat. Dari 102 wilayah yang diperbolehkan new normal oleh Gugus Tugas, misalnya, tak ada satupun kota di Jawa yang masuk rekomendasi, kecuali Tegal," ungkap Fadli Zon.
"Tapi anehnya, Gubernur Jawa Barat sudah mengumumkan per 1 Juni kemarin ada 15 daerah di Jawa Barat yang boleh menerapkan new normal. Ini kan jadi kacau otorisasinya!," tambahnya.
Kedua, terjadi `misleading' atau kehilangan kepemimpinan.
Pemerintah mengklaim angka reproduksi Covid-19 Indonesia sudah berada di angka 1,09.
Dalam standar WHO, angka ini bisa dianggap terkendali.
Hanya saja, angka yang digunakan Pemerintah Pusat adalah angka yang ada di DKI Jakarta.
Sehingga menurutnya, menggunakan tren perbaikan R0 dan Rt di DKI Jakarta sebagai dasar untuk menggaungkan kebijakan new normal di level nasional sangat tidak tepat.
"Lagi pula, meskipun di atas kertas data Covid-19 di DKI trennya cenderung membaik, data itu tetap harus dilihat secara kritis," jelan Fadli Zon.
Lebih lanjut dipaparkannya, berdasarkan data Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, dalam dua minggu terakhir tingkat penularan Covid-19 di DKI Jakarta menurun.
• Andre Taulany Syok Dengar Pengakuan Sule Punya Hutang Rp 3,7 Miliar Sampai Minta Tolong Raffi Ahmad
• Bupati Ende Djafar Achmad : Rumah Ibadah Dibuka, Tak Taat Protokol Diberi Sanksi, Numba Dilokalisir!
• Mahfud MD Senang Nurhadi Ditangkap, Bukti KPK Kerja Tanpa Teriak, Nurhadi Tak Dilindungi Orang Kuat
Pada 31 Mei lalu, angkanya berkisar antara 0,89 hingga 1,22.
"Masalahnya adalah, tren penurunan itu harus kita hubungkan dengan dibukanya keran mudik alias pulang kampung oleh Pemerintah menjelang lebaran kemarin," jelasnya.
Menurut data Jasa Marga, tercatat ada 465.582 kendaraan keluar dari Jakarta dalam rentang waktu H-7 hingga H-1 sebelum lebaran kemarin.
Dari jumlah tersebut, menurut Polda Metro Jaya, hanya sekitar 25 ribu kendaraan saja yang bisa dihalau untuk putar balik.
"Artinya, secara de facto terjadi arus mudik pada lebaran kemarin, sehingga tren penurunan kasus baru dan tingkat penularan Covid-19 di DKI, belum menggambarkan kondisi normal yang sesungguhnya," imbuhnya.