Penjahit Masker Kain Pertama di Kota Kupang Sudah Jahit Lebih dari 5000 Masker Seorang Diri

Tuhan akan menggantikan dengan cara lain sehingga saat mendapat mesin jahit ia mengaku tidak kaget.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ELLA UZU RASI
Safrudin Tonu atau yang lebih akrab disapa Opa sedang menjahit kopiah. 

Disela waktu senggangnya ia memodifikasi kain - kain bekas untuk dijadikan masker. Sebagian untuk dijual, sebagian lagi untuk disumbangkan.

Untuk membuat 1 masker earloop berukuran 18 x 25 cm, ia membutuhkan waktu 8 menit sedangkan untuk masker dengan pola lipit - lipit ia membutuhkan 11 menit.

1 meter kain dapat dibuat 15 masker kain earloop ukuran 18 x 25 cm.

Founder Rumah Kreatif Hulnani ini mengakui, masker yang dijahitnya sudah dikirim ke beberapa daerah selain Kota Kupang seperti Sumba, Alor dan Lembata.

Sebagian besar hasil kerjanya terutama masker disumbangkan secara cuma - cuma meski ia sendiri tidak berkelimpahan.

"Saya kerja tapi sebagian untuk kegiatan sosial jadi disumbangkan saja"

"Waktu itu saya kasih - kasih saja karena orang butuh banyak. Orang punya duit tapi cari masker tidak ada. Tapi lebih banyak yang datang cari di rumah itu saya kasih saja. Kecuali minta lebih dari 5 itu ada biayanya. Kalau hanya 1 atau 2 saya kasih saja" ceritanya.

"Saya bantu - bantu saja. Di jalan mereka minta saya kasih. Setiap kali jalan saya selalu bawa masker jadi kalau ketemu orang - orang yang tidak pakai masker saya kasih" lanjutnya.

Ia mengakui sudah terbiasa hidup berbagi sehingga tidak menjadi satu beban baginya meski ia berbagi dalam keadaan pas - pasan.

Safrudin juga menceritakan, ia mendapatkan hadiah berupa mesin jahit listrik dari pendeta Jemmy Kilapong dari Yayasan Generasi Unggul. Ia mengatakan, ini adalah berkah yang didapatkan ditengan wabah Covid-19.

"Jadi ini berkah yang saya dapatkan dari corona ini. Saat itu mesin jahit saya rusak, di hari yang sama pendeta telepon untuk antar mesin jahit. Pagi - pagi saya lagi duduk otak atik mesin jahit pak pendeta telpon mau antar mesin jahit. Jadi begitu ceritanya" ungkapnya.

"Pendeta tau dari postingan di facebook. Dia juga baca sehingga minta nomor saya jadi kita telepon" tambahnya.

Safrudin berprinsip, ketika ia memberi dengan ikhlas, Tuhan akan menggantikan dengan cara lain sehingga saat mendapat mesin jahit ia mengaku tidak kaget.

"Saya tidak kaget karena memang saya sudah memberi jadi saya siap menerima" katanya dengan nada berkelakar.

"Memang dapatnya dengan cara yang saya tidak pernah bayangkan sebelumnya tapi saya sudah berbuat lah jadi prinsipnya berbuat baik saja" katanya.

Rabu, ASN Sumba Barat Kembali Berkantor Nomal

Di Ende Soekarno Tinggal di Rumah Haji Abdullah, Ada 7 Tempat Bersejarah Tanpa Penanda &Tak; Terawat

Pemkab SBD Bertindak Tegas, Warga tak Pakai Masker Dihukum Push-up, Ini untuk Laki-laki, Perempuan?

"Saya juga punya prinsip, hanya burung - burung sejenis yang terbang beriringan jadi orang - orang baik itu Tuhan akan kumpulkan jadi satu" tutupnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ella Uzu Rasi)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved