ABK Indonesia di Kapal China Disiksa Hingga Tewas, Mayat Disimpan di Pendingin, Dilarung ke Laut

Bagaimana kehidupan di kapal, terutama kapal ikan luar negeri, seringkali kita tidak tahu. Ternyata banyak cerita miris dan menyedihkan.

Editor: Agustinus Sape
Tangkapan Layar Facebook Suwarno Canö Swe
VIDEO Detik-Detik Mayat ABK asal Indonesia Disiksa Hingga Tewas, Lalu Mayat di Buang ke Laut 

Cerita ABK Indonesia di Kapal China Disiksa Hingga Tewas, Mayat Disimpan di Pendingin Sebulan, Dilarung ke Laut

POS-KUPANG.COM - Bagaimana kehidupan di kapal, terutama kapal ikan luar negeri, seringkali kita tidak tahu. Ternyata banyak cerita miris dan menyedihkan.

Kisah perbudakan di kapal, ABK berontak dan meloncat dari kapal, penyiksaan hingga tewas berujung mayat disimpan di pendingin di buang ke laut, ini menjadi salah satu contohnya.

"Teman saya meninggal karena disiksa lalu disimpan sebulan di tempat pendingin ikan dan dibuang ke laut. Sementara, kami berempat tidak tahan dipukul, disiksa, akhirnya kami selamat dengan melompat dari kapal, 12 jam terombang-ambing di laut", demikan klaim Mashuri, seorang ABK ( anak buah kapal) Indonesia.

Mashuri bekerja di kapal "purse seine" atau pukat cincin Fu Yuan Yu 1218 berbendera China.

Dia bersama teman WNI lainnya mengaku mengalami apa yang dia sebut "perbudakan".

Hal itu ia rasakan selama enam bulan di atas kapal.

Dikutip dari Kompas.com, ABK ini mengaku dirinya disalurkan oleh agen PT Mandiri Tunggal Bahari atau MTB yang berlokasi di Tegal, Jawa Tengah.

MTB adalah perusahaan yang juga menyalurkan Herdianto.

Ia adalah ABK Indonesia yang meninggal dan dilarung di laut Somalia oleh kapal berbendera China bernama Luqing Yuan Yu 623.

Kepolisian Daerah Jawa Tengah pada Selasa (19/5/2020) telah menetapkan MH dan S dari agen MTB sebagai tersangka. Keduanya berasal dari Tegal.

BBC News Indonesia telah menghubungi pengurus MTB melalui telepon dan pesan singkat.

Hanya saja hingga berita ini diturunkan belum ada tanggapan dari mereka.

Serikat Buruh Migran Indonesia mengatakan "perbudakan" ABK Indonesia disebabkan oleh kacaunya tata kelola aturan perekrutan, pelatihan dan penempatan pelaut perikanan Indonesia, yang menyebabkan menjamurnya agen-agen pengiriman "gadungan".

'Teman kami disimpan di tempat pendingin ikan hingga sebulan'

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved