Breaking News

Protes Kebijakan Gantung Kunci oleh Perusahaan, Puluhan Sopir Taksi Gogo di Kupang Mogok

Puluhan sopir taksi yang beroperasi di Kota Kupang melakukan Mogok Kerja pada Kamis (16/4/2020) sore

Penulis: Ryan Nong | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG
Para sopir Taxi Gogo saat melakukan aksi mogok pada Kamis (16/4/2020) sore 

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Puluhan sopir taksi yang beroperasi di Kota Kupang melakukan Mogok Kerja pada Kamis (16/4/2020) sore. Mereka tidak menarik penumpang sebagaimana biasanya dan memilih memarkir mobil taxi mereka di ruas Jalan Sam Ratulangi persisnya di sekitar Taman Generasi Pengubah (Tagepe) Kelurahan Kelapa Lima Kota Kupang

Lebih dari 50 sopir taxi Gogo dan Timor Taksi berkumpul di salah satu rumah yang berada di sisi utara Taman Tagepe saat aksi mogok tersebut. 

Kepada Dirjen Migas Bupati Deno Sampaikan Ada Alternatif Pembangunan SPBU Satu Harga di Cibal Barat

Saat berbincang dengan wartawan, para sopir tersebut mengaku keberatan dengan kebijakan perusahaan mereka yang membawahi Taxi Gogo dan Timor Taxi tersebut. 

Tommy Aquino yang ditunjuk para sopir Taxi Gogo untuk berbicara menjelaskan, para sopir merasa dirugikan karena pihak perusahaan hanya mementingkan satu pihak dan mengabaikan mereka sebagai pekerja. Hal ini dikatakannya karena perusahaan sama sekali tidak mempertimbangkan posisi dan kondisi mereka dalam membuat kebijakan. Apalagi saat ini situasi sedang sulit dan sepi karena pandemi Corona.

Dampak Corona Bocah SD di Ende Jualan Pisang Goreng Tak Belajar Online Guru Hanya Beri PR

"Perusahaan buat kebijakan sepihak dan ini beratkan kami. Sebagai driver, kami merasa dirugikan dengan kebijakan yang dibuat, perusahaan hanya mementingkan profit daripada kesejahteraan driver," ujar Tommy kepada wartawan. 

Ia menjelaskan, dalam situasi pandemi Corona seperti saat ini, perusahaan malah mengeluarkan kebijakan baru untuk "gantung kunci". 

Ia menjelaskan, "kebijakan gantung kunci" yang mulai diberlakukan perusahaan itu sungguh memberatkan mereka. Pasalnya, perusahaan mewajibkan para sopir untuk terlebih dahulu menyetor uang harian sebesar Rp 130 ribu sebelum mengeluarkan mobil atau mengoperasikan mobil taxi. 

"Perusahaan meminta sopir tetap setor sesuai dengan keputusan itu, jika tidak disetor maka dari perusahaan wajibkan harus gantung kunci. Jadi siapa yang mau jalan harus siap Rp 130 ribu  untuk harian," beber Tommy. 

Ia mengatakan, kebijakan yang dikeluarkan tersebut sungguh membebani para sopir Taxi. Betapa tidak, dalam situasi seperti sekarang, aku Tommy, rata rata pendapatan harian saja tidak mencapai angka tersebut. Belum lagi harus disisihkan untuk biaya bensin atau bahan bakar serta uang yang harus dibawa pulang ke rumah. 

"Sungguh kita merasa terbebani, kita minta kebijakan perusahaan untuk memberi keringanan, untuk masa sulit ini, kita bisa mencicil," ujar Tommy. 

Ia mengatakan, dengan kebijakan gantung kunci maka para sopir harus mencari pinjaman di luar untuk melakukan penyetoran. Padahal, untuk pekerjaan tersebut, pemasukan baru bisa diperoleh jika mobil dibawa untuk dioperasikan dulu.

Tommy mengatakan, meskipun setoran harian yang awalnya Rp 150 ribu telah diturunkan menjadi Rp 130 ribu, tetapi dengan kebijakan gantung kunci yang diberlakukan tetap saja memberatkan para sopir. 

Salah satu sopir, Yadi Eoh menambahkan, persoalan makin pelik karena perusahaan sejak Rabu (15/4/2020) telah memberlakukan kebijakan jam kerja. Semua mobil taxi wajib masuk garasi pada pukul 24.00 Wita (jam 12 malam). Jika lewat, maka setoran untuk mobil tersebut dihitung dengan perhitungan dua hari. 

"Memang dulu (sebelum Wabah Corona), kita biasanya dapat sampai Rp 300an ribu, tetapi sekarang untuk cari Rp 100 ribu saja susah. Trus kita harus bayar setoran Rp 130 ribu, mana untuk bensin, nanti untuk bawa pulang berapa?" curhat Yadi. 

Mereka berharap, pihak perusahaan bisa memberi keringanan untuk mereka dengan melakukan Pencicilan setoran harian. 

"Kita minta kalau bisa, perusahaan memberi kebijakan supaya setoran harian kita bisa cicil. Jadi tidak pakai gantung kunci, karena saat ini situasinya lagi susah," ungkap Yadi. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved