Kepsek SMPK Frater Ndao Tidak Setuju UN Dihapus, Ini Alasannya

Kepala Sekolah SMPK Frateran Ndao, Ende, Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, M. Pd mengatakan pihaknya tidak setuju kalau Ujian Nasional (UN

Penulis: Romualdus Pius | Editor: Ferry Ndoen
POS KUPANG.COM/ROMUALDUS PIUS
Kepala Sekolah SMPK Frateran Ndao, Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, M. Pd. 

Laporan Reporter POS KUPANG.COM,Romualdus Pius

POS-KUPANG.COM,ENDE---Kepala Sekolah SMPK Frateran Ndao, Ende, Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, M. Pd mengatakan pihaknya tidak setuju kalau Ujian Nasional (UN) dihapus.

Hal ini dikatakan Kepala Sekolah SMPK Frateran Ndao, Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, M. Pd menanggapi wacana penghapusan Ujian Nasional kepada POS KUPANG.COM, Kamis (2/4) di Ende.

“Menurut hemat saya dengan mentalitas peserta didik kebanyakan, maka gagasan menghapus UN (Ujian Nasional), belum terlalu cocok untuk di terapkan di Indonesia, kecuali budaya literasi di satuan pendidikan, dikalangan peserta didik di tanah air sudah baik, sesuai harapan,”katanya.

Dikatakan dewasa ini, dengan perkembangan teknologi, yang semakin canggih, namun tidak diikuti dengan kesiapan mental berpikir yang matang, dewasa. Akibatnya, peserta didik kebanyakan lebih memilih bermain HP, daripada belajar.

Belajar dinomor duakan, bermain HP dinomorsatukan. Apalagi kalau orang tua kebanyakan, juga lebih memilih main HP daripada mendampingi putra dan putrinya saat belajar di rumah,ujarnya.

Jadi, jika anak “gagal” dalam belajar, maka para orang tua jangan pernah menyalahkan anak, apalagi guru atau sekolah, tetapi salahkan dirimu para orang tua. Mengapa? Sebab, kebiasaan belajar atau budaya belajar berawal dari rumah, berawal dari keluarga yang merupakan sekolah pertama nan mini, tempat anak memulai belajar atau berliterasi ungkap Frater Yohanes.

Maka, jika semua orang tua menumbuhkan kebiasaan positif ini sejak dini kepada anak-anak di keluarga, niscaya ia akan menjadi pribadi yang haus belajar atau berliterasi , tanpa disuruh apalagi dipaksa.

Baginya, belajar adalah kebutuhan primer untuk kesehatan ataupun kehidupan mentalnya, bukan karena keterpaksaan dan hanya untuk sebuah angka.

3 Pemain Asing Persebaya Pilih Habiskan Libur Kompetisi di Surabaya, Ini Alasannya, Info Liga 1 2020

Jadi, jika anak atau peserta didik memandang belajar secara positif,, maka gagasan menghapus UN yang diproklamirkan oleh Mendikbud bisa menjadi keputusan yang tepat ungkap Frater Yohanes.

Deman Berdarah Dengue di Ende Tembus Angka 125, Begini Penjelasannya

“Namun, menurut saya, keputusan Mendikbud belum terlalu tepat untuk diterapan di Indonesia untuk saat ini, dengan mentalitas kebanyakan peserta didik seperti yang ada sekarang ini,”katanya.

Jika gagasan merdeka belajar yang wujudnyatakan dengan penghapusan UN ini, benar-benar dilakukan maka butuh waktu yang panjang, karena pertama harus bisa mengubah habits ataupun mentalitas malas belajar dan menjadikan belajar sebuah kebutuhan primer karena berkaitan hidup di masa depan.

Dan untuk menumbuhkan dan menjadikan belajar sebagai kebiasaan yang positif bagi seorang anak atau peserta didik, dibutuhkan waktu atau proses yang panjang.

Wander Luiz Positif Virus Corona, Ini Doa Gelandang Persebaya Aryn Williams untuk Striker Persib

Karena itu, semua stakeholder harus sama-sama bergerak dan bergerak bersama-sama, dengan menjadi kepala sekolah penggerak, guru penggerak, orang tua penggerak dan masyarakat penggerak.

Dan itu dimulai dengan gerakan literasi menumbuhkan kecintaan untuk belajar dan atau membaca.
Jika dalam diri peserta didik sudah rasa itu, maka gagasan menghapus Ujian Nasional baru bisa dilaksanakan. Namun, sekali lagi amanat UU No. 20 tahun 2003 dan turunannya permendikbud No.4 tahun 2018 harus dicabut terlebih dahulu., walau UU dan Permendikbud itu, dibuat untuk manusia dan bukan manusia untuk UU dan Permendikbud.

Poinnya adalah gagasan Mendikbud itu sangat visioner, namun untuk saat ini belum cocok diterapkan di Indonesia, dengan berbagai pertimbangan, terlebih terkait dengan mentalitas peserta didik pada umumnya,ujar Frater Yohanes.

Kepala Sekolah SMPK Frateran Ndao, Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, M. Pd.
Kepala Sekolah SMPK Frateran Ndao, Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, M. Pd. (POS KUPANG.COM/ROMUALDUS PIUS)
Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved