Mengapa di Indonesia Jumlah Pasien Corona Meninggal Lebih Banyak dari yang Sembuh,Penjelasan Pakar?
Mengapa di Indonesia Jumlah Pasien Corona Meninggal Lebih Banyak dari yang Sembuh,Penjelasan Pakar?
Seharusnya, untuk melakukan tracing dapat dibantu oleh level terendah di masyarakat.
Yakni mulai dari RT dan RW hingga ke bagian kelurahan.
Level tersebut dapat membantu untuk mencari tahu orang yang pernah berinteraksi dengan pasien positif.
"Jadi memang rumah sakit terbatas, saya tidak bosan-bosan untuk mengatakan jangan sampai banyak orang yang dirawat," ungkap dr. Erlina.
"Kalau dirawat artinya apa, berat, butuh perawatan rumah sakit."
"Saya merasa sebetulnya dinas kesehatan sudah kalang kabut tapi mereka mungkin tidak cukup orangnya," ucap dia.
"Harus dibantu oleh local government, RT, RW atau kelurahan ikut mencari siapa saja yang berinteraksi," ujarnya.
Kemudian apabila sudah menemukan orang tersebut, dr. Erlina terus menyarankan untuk melakukan pemeriksaan.
dr. Erlina kemudian memberikan dua contoh negara yang mampu mengendalian penyebaran corona.
Di Korea Selatan sendiri, pihak kesehatan melakukan tes swab kepada 15.000 warganya setiap hari.
Negara Jerman, juga melakukan banyak pemeriksaan bahkan terdapat istilah drive thru.
"Dan kalau sudah ditemukan dites. Itu Korea Selatan melakukan swab itu 15 ribu per hari," jelas dr. Erlina.
Baca Juga: Pernah Pacari Artis Cantik Nikita Willy Hingga Taklukan Hati Beberapa Artis Cantik, Pesepakbola Ini Pilih Nikahi Wanita Biasa, Ini Dia Sosoknya
"Kemudian juga di Jerman banyak melakukan, bahkan mereka ada istilah drive thru," lanjutnya.
Pemerikaan drive thru merupakan metode pengecekan yang mudah untuk dilakukan.
Masyarakat tidak perlu menuju rumah sakit agar dapat melakukan pemeriksaan.
Dalam metode itu disediakan beberapa posko yang nantinya bisa didatangi oleh masyarakat.
Baca Juga: Tumben-tumbenan, Barbie Kumalasari Tuai Pujian Netizen Saat Pamer Foto Ini di Instagram: Cantiknya Natural
Dengan cara tersebut, dr. Erlina mengungkapkan dapat menemukan pasien-pasien baru yang ternyata terpapar corona.
Pasien itu bisa saja menunjukkan gejala ringan.
Hingga bahkan termasuk ke dalam orang tanpa gejala (OTG).
Untuk pasien yang memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, dr. Erlina menyarankan untuk melakukan isolasi mandiri.
Nantinya pasien tersebut bisa sembuh dan kembali menjadi negatif corona.
"Jadi pemeriksaan itu mudah sekali, orang tidak perlu ke rumah sakit," terang dr. Erlina.
"Ada posko yang bisa didatangi oleh masyarakat."
"Dan dengan demikian akan ditemukan pasien-pasien yang positif tapi masih ringan atau bahkan tanpa gejala," ujar dia.
"Ini cukup di rumahkan saja, karantina sendiri di rumah bisa sembuh dan jadi negatif," pungkasnya.
Baca Juga: Mendadak Tak Laku Lagi di Dunia Hiburan Gara-gara Terseret Kasus Korupsi Seorang Menteri, Mantan Pesinetron Ini Sekarang Jualan Ayam Demi Menyambung Hidupnya
(Febia Rosada Fitrianum)
Sebagian artikel ini telah tayang di Suar.ID dengan judul: Jumlah Pasien Meninggal Dunia Akibat Virus Corona di Indonesia Lebih Banyak Ketimbang yang Sembuh, Sosok Dokter ini Sebutkan Penyebabnya: ini Matematika Simpel Aja Ya... https://suar.grid.id/AMP/202085926/jumlah-pasien-meninggal-dunia-akibat-virus-corona-di-indonesia-lebih-banyak-ketimbang-yang-sembuh-sosok-dokter-ini-sebutkan-penyebabnya-ini-matematika-simpel-aja-ya?page=all
Tribunnews.com dengan judul "Penyebab Jumlah Pasien Meninggal di Indonesia Lebih Banyak dari yang Sembuh Versi dr. Erlina".