Rocky Gerung
Pandemi Corona, Rocky Gerung Kritisi Logika Jokowi Pilih Rapid Test Tolak Lockdown Atasi Covid-19
Pandemi Corona, Rocky Gerung Kritisi Logika Jokowi Pilih Rapid Test Tolak Lockdown Atasi Covid-19
Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
Pandemi Corona, Rocky Gerung Kritisi Logika Jokowi Pilih Rapid Test Tolak Lockdown Atasi Covid-19
POS-KUPANG.COM - Pandemi Corona, Rocky Gerung Kritisi Logika Jokowi Pilih Rapid Test Tolak Lockdown Atasi Covid-19
Pengamat politik dan sosial Univesitas Indonesia yang kerap menjadi Bintang ILC TV One Rocky Gerung mengkritisi logika berpikir Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) dalam menangani pandemi Virus Corona di Tanah Air.
Dosen filsafat ini mengatakan, logika Presiden Jokowi memilih opsi untuk menangani wabah Covid-19 di Indonesia adalah logika yang terbalik.
Hal itu disampaikan Rocky Gerung saat berdialog dengan Herbuseno Arief di channel Youtube miliknya.
Sejak awal, dalam proses penangan virus Corona, Rocky menyebut kabinet dan para menteri Jokowi sudahh punya note (suara) sendiri-sendiri.
• Rocky Gerung Ungkap Alasan Jokowi Lebih Bergairah Pindahkan Ibu Kota Ketimbang Atasi Virus Corona
• Waspada ! Bukan Hanya Corona, Lembata Juga Darurat Demam Berdarah
Sehingga terlihat jelas tidak ada koordinasinya.
Ia kemudian menyingggung pemerintah seakan tidak punya prioritas mengatasi pandemi Corona.
Sebab di saat yang bersamaan wancana pemindahan ibukota, dalam hal ini mencari investor terus digaungkan.
Padahal menurutnya, Presiden Jokowi harus menyuarakan bahwa saat ini pemerintah serius menangani Corona, dengan cara menunda proyek-proyek infrastruktur yang enyedot devisa dan APBN.
Karena itulah, ketika pemerintah berpikir demikian, jangan ditanggapi dengan logika berpikir yang lurus.
Namun, tanggapi dengan logika yang bengkok juga.
"Akal yang bengkok. saya kasih contoh akal bengkok. saya baca di media presiden Jokowi memutuskan utuk tidak lockdown karena diangggap karakter mental kita tidak disiplin. Oleh karena itu rapid test mengikuti Korea Selatan. Lalu Korea Selatan adalah mayarakat yang disiplin," kata Rocky Gerng.
"Kan ngaco kan. Kan dia bilang masyarakat kita tidak disiplin. Karena itu tidak mungkin lockdown. Oleh karena itu kita ikut Korea yang adalah masyarakat yang disiplin. Justru di dalam masyarakat yang tidak disiplin berbahaya untuk ikut teori masyarakat yang disiplin. Ini pikiran yang ya yang dungu," tegas Rocky Gerung.
• ZODIAK CINTA dan ASMARA Ramalan Zodiak Cinta Jumat 27 Maret 2020: Cancer Menggoda,Cancer Ada Gosip
• Vikjen Keuskupan Agung Kupang : Sikap Waspada Bukan Berarti Takut
"Kalau lockdown, lockdowin itu kan untuk mendisiplinkan mereka yang tidak disiplin kan. Jadi ada yang ngaco tuh. Korea berhasil karena mayarakatnya disiplin. Indonesia tidak berhasil karena masyarakatnya tidak disiplin. Jadi logika presiden ini terbalik-balik," kata Rocky Gerung lagi.
* Rapat dengan Gubernur, Jokowi Ungkap Alasan Larang Lockdown
Presiden Joko Widodo mengungkapkan alasan melarang pemerintah daerah mengambil kebijakan lockdown atau karantina wilayah dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan saat rapat dengan gubernur seluruh Indonesia lewat video conference dari Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (24/3/2020).
Jokowi menyebutkan, ia kerap mendapat pertanyaan kenapa tak melakukan lockdown seperti negara-negara lain.
• Kadis P dan K Kota Kupang : Sistem Belajar Online di Kota Kupang Sebagian Sudah Berjalan.
• Bandara Komodo Labuan Bajo Tidak Bisa Ditutup, Ini Komentar Wakil Bupati Maria Geong
Namun, Jokowi menegaskan, setiap negara memiliki karakter dan budaya yang berbeda-beda.
"Perlu saya sampaikan bahwa setiap negara memiliki karakter yang berbeda-beda, memiliki budaya yang berbeda, memiliki kedisiplinan yang berbeda-beda. Oleh karena itu kita tidak memilih jalan itu (lockdown)," kata Jokowi.
Jokowi mengaku sudah mempelajari hal ini matang-matang dengan melakukan analisis terhadap kebijakan semua negara yang terjangkit Covid-19.
Laporan dari Kemenlu terkait kebijakan tiap negara dalam menghadapi pandemi ini dilaporkan tiap hari ke Jokowi.
"Sehingga negara kita yang paling pas adalah physical distancing, menjaga jarak aman, itu yang paling penting. Kalau itu yang bisa kita lakukan saya yakin bahwa kita bisa mencegah penyebaran covid 19 ini," kata Jokowi.
Oleh karena itu, Jokowi juga meminta pemda mengawal betul kebijakan physical distancing ini.
Ia meminta pemda memastikan kesehatan masyarakat menjadi yang utama, namun sekaligus memastikan ekonomi tetap terjaga.
• 3 Polisi Berpangkat Bintara Dianiaya, Kini Oknum Perwira Siap Dihukum Disiplin dan Pidana
• RAMALAN ZODIAK Hari ini Jumat 27 Maret 2020,Taurus Bersiap Kecewa, Scorpio Hati-hati,Ada Orang Jahat
Presiden Joko Widodo sebelumnya melarang pemerintah daerah untuk melakukan lockdown atau karantina dalam menghadapi penyebaran virus corona Covid-19.
Jokowi menegaskan kebijakan lockdown hanya diambil oleh pemerintah pusat.
"Kebijakan lockdown baik di tingkat nasional dan tingkat daerah adalah kebijakan pemerintah pusat. Kebijakan ini tak boleh diambil oleh Pemda. Dan tak ada kita berpikiran untuk kebijakan lockdown," kata Presiden Jokowi dalam jumpa pers di Istana Bogor, Senin (16/3/2020).
Hingga Senin (23/3/2020) sore kemarin, terdapat 579 kasus positif Covid-19 di Indonesia.
Sebanyak 49 di antaranya meninggal dunia, dan 30 lainnya dinyatakan sembuh.
Desakan soal lockdown bergema karena kasus positif virus corona di Indonesia terus meningkat tajam.
Sejumlah negara telah melakukan kebijakan lockdown, antara lain Italia, Spanyol, Perancis, Irlandia, juga Malaysia.
Inggris menjadi negara terbaru yang melakukan kebijakan lockdown, yang berlaku sejak Senin (23/3/2020) malam.
Lockdown diumumkan setelah Pemerintah Inggris kecewa aturan social distancing untuk mengurangi penularan virus, tidak dipatuhi masyarakat.
Terlihat orang-orang masih berkerumun menikmati sinar matahari akhir pekan di taman dan pedesaan, yang mendorong pemerintah membuat aturan lebih keras.
* WASPADA! Ini Ciri-ciri Terinfeksi Virus Corona dari Hari Pertama hingga Hari Ketujuhbelas, Cairan di Paru
Perhatian dunia saat ini tengah tertuju kepada masalah kesehatan yang diakibatkan virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa Covid-19 menjadi pandemi global.
Saat ini, virus tersebut pun telah menjangkit lebih dari 300.000 orang, dengan jumlah korban tewas mencapai lebih dari 17.000 orang.
Virus corona masih satu keluarga besar dengan virus penyebab MERS dan SARS.
Seseorang yang terinfeksi penyakit ini pun memunculkan gejala tertentu, meskipun terdapat kasus yang tidak timbul gejala klinis terlebih dahulu.
Lantas, apa saja gejalanya?
Melansir beberapa situs resmi, demam menjadi gejala paling umum di antara pasien yang terpapar virus.
Sebuah penelitian yang melibatkan hampir 140 pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan, China, mengidentifikasi pola khas gejala terkait virus corona Covid-19.
Adapun hasil penelitiannya sebagai berikut:
1. Sekitar 99 persen pasien mengalami suhu tinggi atau demam.
Gejala tersebut ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius.
Sementara suhu tubuh normal berkisar 36,1 hingga 37,2 derajat.
2. Sedangkan lebih dari setengahnya mengalami kelelahan dan batuk kering.
Batuk kering terjadi setidaknya dalam waktu setengah hari dan terus menerus.
Batuk kering lebih berpotensi menjadi gejala Covid-19 dibandingkan batuk berdahak.
3. Kurang lebih sepertiga pasien mengalami nyeri otot dan kesulitan bernapas.
4. Gejala pertama mungkin tidak muncul tepat setelah seseorang terinfeksi.
Lebih lanjut, pasien mungkin terinfeksi virus tanpa menunjukkan gejala selama lima hari atau lebih.
Saat gejalanya muncul, dapat mirip dengan pneumonia.
Covid-19 dapat memburuk dari waktu ke waktu, yang membedakannya dengan pneunomia.
Pola harian ciri-ciri terinfeksi virus corona:
Hari pertama
Hari pertama saat terinfeksi, pasien demam.
Selain itu, pasien kemungkinan juga mengalami kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering.
Sebagian kecil dari mereka mungkin mengalami diare atau mual selama satu atau dua hari sebelumnya.
Hari kelima
Pasien kemungkinan mengalami kesulitan bernapas, terutama jika di usia lebih tua atau memiliki riwayat penyakit yang sudah ada sebelumnya.
Hari ketujuh
Menurut sebuah penelitian di Universitas Wuhan, hari ketujuh menjadi waktu rata-rata gejala memburuk, sebelum pasien dirawat di rumah sakit.
Hari kedelapan
Pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah (15 persen, menurut CDC China) mengalami sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).
Ini merupakan penyakit yang terjadi ketika cairan terkumpul di paru-paru.
ARDS ini sering kali berakibat fatal.
Hari kesepuluh
Jika pasien memiliki gejala yang memburuk, hari kesepuluh menjadi waktu dalam perkembangan penyakit ketika mereka kemungkinan besar dirawat di ICU.
Pasien-pasien mungkin mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan daripada pasien dengan kasus yang lebih ringan.
Hanya sebagian kecil yang mati.
Tingkat kematian saat ini berkisar sekitar 2 persen.
Hari ketujuh belas
Rata-rata, orang yang pulih dari virus dikeluarkan dari rumah sakit setelah dua setengah minggu dirawat.
* UPDATE CORONA - Ada Kabar Baik Penanganan Virus Corona di Indonesia: Dari Rapit Test hingga Kartu Pra Kerja
Penyebaran virus corona Covid-19 masih terus bertambah dalam beberapa hari terakhir di Indonesia.
Hingga Rabu (25/3/2020), total kasus infeksi Covid-19 yang telah dikonfirmasi di Indonesia mencapai 790 kasus, bertambah dari hari sebelumnya sebanyak 686 kasus.
Dari angka tersebut terdapat 58 kematian dan 31 pasien dinyatakan sembuh.
Sejumlah upaya dilakukan oleh pemerintah untuk menekan penyebaran virus corona yang masih terus terjadi.
Melansir berbagai pemberitaan Kompas.com, berikut adalah beberapa kabar baik dari kondisi penanganan virus corona di Indonesia:
1. Pemerintah telah mulai rapid test corona
Pada Jumat (20/3/2020), Presiden Jokowi menyebut bahwa rapid test atau tes cepat virus corona (Covid-19) telah mulai dilakukan.
Lokasi pertama tes ini adalah Jakarta Selatan, yaitu pada sejumlah warga yang diduga terinfeksi virus corona karena melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19.
Menurut Presiden, pemerintah memprioritaskan wilayah yang paling rawan.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan, rapid test ini merupakan mekanisme pemeriksaan spesimen pasien terduga Covid-19.
Tes ini bukan menggunakan metode swab tenggorokan, melainkan sampel darah.
2. Wisma atlet mulai digunakan untuk pasien corona
Untuk memenuhi kebutuhan pasien virus corona, Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta telah mulai melayani pasien.
Per Rabu (25/3/2020) siang, jumlah pasien yang dirawat di sana sebanyak 144 orang.
Sebelumnya, Yuri mengatakan bahwa keberadaan rumah sakit darurat Covid-19 ini bertujuan untuk menambah fasilitas ruang isolasi bagi para pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Adapun pasien yang ditangani di sana merupakan pasien yang tidak dapat melakukan isolasi mandiri di rumah dengan berbagai pertimbangan medis.
3. Penyaluran kartu pra kerja dipercepat
Untuk mengantisipasi para pekerja yang terkena PHK dan pekerja harian yang penghasilannya terdampak wabah Covid-19, Presiden akan mempercepat penyaluran kartu pra kerja.
Rencananya, penerima kartu ini akan mendapat Rp 1 juta setiap bulannya selama 3-4 bulan.
4. Rumah sakit rujukan penanganan corona ditambah
Melansir laman Kementerian Kesehatan (17/3/2020), pemerintah pun menyediakan 227 rumah sakit rujukan tambahan.
Awalnya, rumah sakit rujukan untuk penaganan pasien corona berjumlah 100.
Namun, pada 10 Maret, dilakukan penambahan menjadi 132 buah. Selain dialokasikan secara nasional, pemerintah daerah juga secara spesifik menyebutkan penambahan jumlah rumah sakit rujukan untuk penanganan pasien corona.
Misalnya di Provinsi Jawa Tengah, dilakukan penambahan 45 rumah sakit dari sebelumnya hanya 13.
Selain itu, tiga rumah sakit swasta juga telah bersedia untuk menjadi RS rujukan penanganan corona, yaitu Rumah Sakit Siloam Kelapa Dua, Rumah Sakit Mitra Keluarga Jatiasih, dan Rumah Sakit Hermina Karawang.
5. 15 juta masker disiapkan untuk hadapi corona
Yuri juga mengatakan bahwa pemerintah telah menyediakan stok 15 juta masker untuk menangani virus corona. Keterangan ini disampaikan pada Kamis (12/3/2020) lalu.
Adapun masker-masker ini didapat dari BUMN dan BUMD. Namun, menurut Yuri, saat ini, yang terpenting bukanlah jumlah stok masker, tetapi penelusuran terhadap orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan para pasien positif Covid-19.
(Sumber: Kompas.com/ Ihsanuddin, Achmad Nasrudin Yahya, Rakhmat Nur Hakim |Editor: Fabian Januarius Kuwado, Icha Rastika)
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rapat dengan Gubernur, Jokowi Ungkap Alasan Larang Lockdown", https://nasional.kompas.com/read/2020/03/24/10004361/rapat-dengan-gubernur-jokowi-ungkap-alasan-larang-lockdown?page=2.
Penulis : Ihsanuddin
Editor : Krisiandi
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Update: Berikut 5 Kabar Baik soal Penanganan Virus Corona di Indonesia", https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/25/180000265/update--berikut-5-kabar-baik-soal-penanganan-virus-corona-di-indonesia?page=all#page4.
Penulis : Vina Fadhrotul Mukaromah
Editor : Virdita Rizki Ratriani