Corona di ntt
Bandara Komodo Labuan Bajo Tidak Bisa Ditutup, Ini Komentar Wakil Bupati Maria Geong
Keputusan tersebut diambil juga diambil dengan pertimbangan yuridis yakni aturan baik secara nasional terkait penanganan Covid-19.
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Bandara Komodo Labuan Bajo Tidak Bisa Ditutup, Ini Komentar Wakil Bupati Maria Geong
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Otoritas Bandar Udara (Bandara) Komodo Labuan Bajo mengkonfirmasi, bandara itu tidak dapat ditutup, Kamis (26/3/2020).
Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Manggarai Barat (Mabar), Maria Geong hanya bisa pasrah dan memberikan keputusan tersebut kepada Menteri Perhubungan RI
"Saya sangat mengerti, dan kalau surat saya ditolak, saya sangat paham itu aturan," katanya saat dihubungi per telepon pada Kamis malam.
Maria menegaskan, dalam surat Bupati Manggarai Barat bernomor : Kesra.440 / 94 / III / 2020 yang dikirimkan, pihaknya tidak memberitahukan melakukan kebijakan lockdown, namun memberitahu untuk menutup penerbangan arus manusia dari dan ke Labuan Bajo.
Hal tersebut dilakukan demi mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19) masuk ke daerah itu.
"Kemarin kami minta tidak lockdown, dan kepentingan bandara lainnya tetap berjalan.
Cuman, kami minta tidak ada penumpang yang bisa membawa resiko. Hal tersebut melihat kondisi daerah," jelas.
Maria meyakini Manggarai Barat yang saat ini negatif Covid-19 akan terancam virus mematikan tersebut jika arus kedatangan orang masih terbuka.
Sebab, lanjut Maria, penyebaran virus Corona dapat terjadi di Manggarai Barat melalui orang yang berasal dari daerah terinfeksi Covid-19
"Kalau ada 1 orang yang lolos, maka 250 ribu warga berpotensi. Jadi, pertimbangan epidemiologi," ujarnya.
Maria mengakui surat yang dikirimkannya dapat dikatakan 'ekstrim', namun hal itu berdasarkan kajian objektif daerah dan demi keselamatan serta kenyamanan masyarakat.
Menurutnya, hadirnya pemerintah daerah sesuai amanat undang-undang dan otonomi daerah sebagai representasi negara harus memberikan perlindungan kepada masyarakat dan seluruh sumber daya yang ada.
"Penyakit ini eksotis, karena belum pernah dilaporkan, tentunya kesiapan untuk penanggulangan penyakit ini membutuhkan waktu," paparnya.
Menurutnya, selama penghentian sementara arus masuk-keluar baik darat, laut dan udara merupakan waktu yang tepat untuk pemerintah daerah menyiapkan diri dengan melengkapi sarana prasarana untuk penanganan Covid-19.