Opini Pos Kupang
Isolasi Sosial-Serentak di Eropa
Mari membaca dan simak Opini Pos Kupang berjudul Isolasi Sosial-Serentak di Eropa
Virus Corona seakan-akan memperkuat egoisme masyarakat Eropa. Ketika kita berpergian dengan angkutan-angkutan umum terlihat jelas setiap penumpang baik kereta ataupun bus secara suka rela ingin menjauh dari penumpang lain.
Sehingga percuma kalau ada yang berupaya memakai parfum mahal saat ini, karena toh jarang orang mendekat sekalipun wangian sangat mengundang rasa. Tak perlu memaki lipstik kalau masker tidak mau kotor dan berwarna merah. Bahkan kerinduan untuk berjalan bergandengan tangan setiap pasangan seakan-akan dibatasi karena di setiap celah jari ada orang ketiga yang tidak menginginkan kemesaraan.
Ketidakpastian apakah seseorang terinfeksi atau tidak membuat relasi sosial masyarakat dibatasi. Isolasi sosial masyarakat saat ini memang tak pernah diinginkan. Namun konsekuensinya sangat besar. Berharap tak ada depresi sosial kolektif di saat udara hangat di awal musim semi yang indah.
Namun di balik semuanya ini teruslah menatap ke depan. Di sini harapan badai pasti berlalu meski kuat. Waktu akan menjawab semuanya. Di tengah isolasi sosial kita toh tidak mau dan tak akan melupakan sesama, seperti yang diserukan oleh Paus Fransiskus. Berharap waktu musim panas tiba si Corona bukan lagi seperti nona-nona dan nyong-nyong yang mau merebut kebahagiaan orang lain. *