Opini Pos Kupang

Merawat Kesehatan Rakyat ( Membangun NTT Sehat di Tahun 2020 )

Mari membaca Opini Pos Kupang Merawat Kesehatan Rakyat ( Membangun NTT Sehat di Tahun 2020 )

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Merawat Kesehatan Rakyat ( Membangun NTT Sehat di Tahun 2020 )
Dok
Logo Pos Kupang

Masalah utama yang bertalian dengan persoalan kesehatan masyarakat adalah kemiskinan (WHO Report 2019). Dengan tingkat pendapatan perkapita masyarakat minim keluarga-keluarga miskin seperti di negara kita hampir tidak mampu mencukupi kebutuhan mendasar: pangan, sandang dan papan.

Biaya-biaya untuk peningkatan kesehatan seperti menyewa rumah sakit atau membeli obat-obatan ketika mereka sakit menjadi masalah setiap keluarga miskin. Mereka belum mampu untuk membiayanya. Tak heran kalau kita boleh sepakat bahwa persoalan kesehatan memang sejatinya menjadi persoalan orang-orang miskin.

Kemiskinan memiliki pengaruh buruk terhadap kesehatan. Medico International sebuah NGO Jerman yang bergerak di bidang kesehatan membuat sebuah perbandingan sederhana. Mungkin ini menjadi bahan refleksi.

Seorang anak yang dilahirkan di Jepang saat ini akan mencapai umur 85 tahun atau bahkan lebih. Sementara untuk anak-anak yang lahir di negara miskin seperti Afganistan diprediksi akan mencapai umur 51 tahun. Dari 1000 anak yang lahir di negara Mali 178 meninggal sebelum mencapai umur 5 tahun (Medico International 2019 ).

Dari studi ini terlihat jelas bahwa situasi sosial -politik akan sangat menentukan hidup dan matinya warga masyarakat. Tragis memang. Di zaman yang kita sebut moderen. Orang-orang miskin menjadi korban-korban utama.

Dalam kemiskinannya mereka sangat rawan terkena penyakit. Ketidakmampuan membiayai kesehatan dan hidup yang sehat menciptakan angka kematian bayi di banyak negara-negara miskin bertambah.

Bukan sebuah kebetulan, di mana orang dilahirkan, akan menentukan berapa lama umur dan kemungkinan-kemungkinan untuk hidup sehat atau sakit, hidup dan atau cepat menemui kematianya.

Ketidakadilan dalam masalah kesehatan tidak hanya berdasarkan takaran geografis. Faktor-faktor sosial politik sangat menentukan.

Artinya, jika keberpihakan negara pada orang-orang miskin untuk meningkatkan taraf kehidupan kearah lebih sehat sangat minim, maka negara perlahan-lahan berubah menjadi organ tidak sehat.

Jika hal ini juga diperkuat oleh hilangnya kepedulian dan solidaritas dari orang-orang kaya dan kelas-kelas elit, maka negara tetap menjadi bangsa tidak sehat. Bangsa dengan rakyat yang sakit juga tidak bermartabat.

Peduli Kesehatan

Kesehatan bukan hanya menjadi urusan pribadi setiap orang. Ini menjadi persoalan sosial bersama dalam sebuan negara. Dalam arti jika setiap warga dalam sebuah negara sehat, maka negara juga akan sehat.

Bayangkan kalau sebagian besar penduduk dalam sebuah negara sakit. Bagaimana mungkin negara akan bisa berkembang menjadi sebuah negara sehat dan makmur.
Salah satu kriteria dalam mengukur kesejahteraan dan kemakmuran sebuah negara adalah tingkat kesehatan masyarakat yang baik.

Kemakmuran bukan sebuah pemberian cuma-cuma tapi merupakan sebuah hasil dari usaha dan kerja keras. Usaha dan kerja keras hanya mungkin terjadi dalam kondisi masyarakat dengan warganya yang sehat.

Di sini, karakter negara juga akan dipertanyakan. Negara dengan masyarakat kurang sehat atau tidak sehat akan kehilangan kemakmuran. Kehilangan kemakmuran disertai dengan hilangnya karakter dalam masyarakat akan menciptkan kemiskinan sempurna dan tragis.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved