Opini Pos Kupang

Penyakit Jantung Koroner dan Kematian Mendadak

Mari membaca dan simak Opini Pos Kupang berjudul penyakit jantung koroner dan kematian mendadak

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Penyakit Jantung Koroner dan Kematian Mendadak
Dok
Logo Pos Kupang

Mari membaca dan simak Opini Pos Kupang berjudul penyakit jantung koroner dan kematian mendadak

Oleh : dr Thomas Aquinas Teron, Dokter UGD RSUD WZ Johannes Kupang

POS-KUPANG.COM - Dewasa ini kita sering dikejutkan dengan berita-berita kematian mendadak, baik dari sanak keluarga sendiri maupun orang-orang di sekitar kita. Kerap kali banyak pernyataan-pernyataan seperti, "dia tidak pernah sakit sebelumnya atau dia sehat-sehat saja sebelum kejadian ini" dilontarkan oleh sanak keluarga atau orang-orang terdekat.

Berbagai opini dan asumsi tentang penyebab kematian beredar di kalangan masyarakat, apalagi masyarakat NTT yang masih terikat dengan kepercayaan-kepercayaan yang mengaitkan kematian mendadak dengan hubungannya dengan hal-hal magis atau hal-hal serupa lainnya.

Belajar dari Masker dan Corona

Namun ketika ditelusuri lebih jauh akan terungkap bahwa orang yang meninggal ini mempunyai riwayat penyakit yang telah lama diderita sebelum kematiannya. Penyakit-penyakit tersebut antara lain sakit gula, sakit ginjal, penyakit paru, darah tinggi, dan penyakit jantung.

Penyakit jantung yang dikenal dengan penyakit jantung coroner (PJK) merupakan penyebab utama disabilitas dan kematian mendadak di seluruh dunia. Penyakit ini terjadi karena adanya penyumbatan di pembuluh darah jantung. Risiko terjadinya PJK meningkat seiring bertambahnya usia, dimana pada pria usia di atas 45 tahun dan pada wanita usia di atas 55 tahun.

Riwayat penyakit jantung pada usia muda didalam keluarga juga merupakan faktor risiko penting, misalnya pada ayah atau saudara laki-laki usia di bawah 55 tahun, dan pada ibu atau saudari perempuan di usia di bawah 65 tahun. Serangan jantung terjadi secara tiba-tiba dan biasanya menyebabkan kematian sebelum penderita tiba di rumah sakit, sehingga pencegahan dan modifikasi faktor-faktor risiko sangatlah penting untuk menghidari disabilitas dan kematian dini.

Bupati Niga Senang Gubernur Kucurkan Dana untuk Jalan Provinsi di Sumba Barat

Henti jantung tiba-tiba menyebabkan 300.000 -400.000 kematian di Amerika Serikat setiap tahunnya. Data Riskesdas tahun 2013 menunjukan prevalensi tertinggi untuk penyakit kadiovaskular di Indonesia adalah penyakit jantung koroner, dimana berdasarkan prevalensi tersebut Provinsi Nusa Tenggara Timur mendapat angka tertinggi (4,4 persen).

Henti jantung merupakan salah satu penyebab kematian mendadak paling sering di dunia. Apa sebenarnya pengertian dari henti jantung mendadak (sudden cardiac death) itu sendiri? Henti jantung mendadak merupakan kematian alamiah yang terjadi tiba-tiba dan tidak terduga, yang disebabkan penyumbatan pembuluh darah ke jantung, dan terjadi kurang lebih 1 jam sesudah timbulnya keluhan awal, pada penderita yang tidak memiliki riwayat penyakit fatal sebelumnya. Henti jantung tiba-tiba adalah manifestasi yang paling umum dan paling sering dari penyakit jantung koroner.

Faktor-faktor risiko PJK yang perlu diperhatikan antara lain tekanan darah tinggi, kadar kolesterol darah yang tinggi, merokok, diabetes, obesitas dan kurangnya aktivitas fisik. Faktor-faktor ini dapat dikontrol untuk mencegah terjadinya PJK, namun ada pula faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol antara lain usia (semakin bertambahnya usia semakin tinggi risiko PJK), jenis kelamin (PJK dan henti jantung mendadak lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding perempuan), riwayat keluarga, dan ras .

Gejala yang perlu diketahui ketika seseorang mengalami serangan jantung antara lain rasa berat didada seperti dihimpit, ditekan, diremas, panas atau dada terasa penuh, dimana sulit untuk melokalisir rasa nyeri. Nyeri juga dapat menjalar ke lengan kiri, bahu, punggung, ulu hati, leher rasa tercekik atau rahang bawah terasa ngilu.

Lamanya nyeri ini berlangsung 30 menit dan tidak hilang setelah istirahat atau minum obat jantung. Bisa juga disertai rasa mual, muntah dan keringat dingin. Jika Anda mengalami keluhan tersebut segeralah menuju rumah sakit terdekat sebab akan berakibat fatal jika tidak sesegera mungkin ditangani karena akan berisiko terjadinya henti jantung yang mengakibatkan kematian.

Upaya pencegahan yang bisa dilakukan antara lain dengan melakukan medical check up secara berkala di rumah sakit atau di puskesmas terutama bagi mereka yang memiliki faktor-faktor risiko seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Perubahan gaya hidup pada penderita diabetes seperti mengurangi makanan, minuman manis dan makanan tinggi karbohidrat dapat bermanfaat untuk mengurangi kadar gula darah. Untuk penderita kadar kolesterol tinggi dapat mengurangi konsumsi makanan dengan kadar lemak tinggi seperti minyak goreng, lemak daging, mentega, dan lainnya. Diet dan menurunkan berat badan bagi penderita obesitas, berolahraga teratur dan meningkatkan aktivitas fisik (tetapi tidak dianjurkan berolahraga yang bersifat kompetitif), berhenti merokok bagi perokok aktif, berhenti mengkonsumsi kopi yang berlebihan.

Sayangnya, kenyataan yang terjadi di masyarakat adalah adanya keterbatasan pemahaman seperti masuk angin atau sering diistilahkan sebagai angin duduk, angin jahat sehingga dianggap sebagai gejala yang biasa-biasa saja yang sebenarnya mengancam jiwa. Banyak kematian mendadak dengan gejala penyakit jantung koroner menjadi masalah yang tak terpecahkan karena data post mortem di Indonesia hampir tidak ada atau sangat kurang karena penolakan bedah mayat oleh keluarga pada kematian mendadak, tidak seperti negara maju yang mengharuskan tindakan ini untuk mendapatkan data mutlak penyebab kematian.

Di sisi lain masyarakat juga lebih percaya dengan pengobatan herbal dan suplemen kesehatan yang menjanjikan penyembuhan instan berdasarkan testimoni kasuistis tanpa studi kedokteran yang mendalam bahkan juga harga suplemen kesehatan tidaklah murah. Sistem pelayanan gawat darurat kita yang masih terkendala sarana dan prasarana baik dalam kualitas maupun kuantitas yang membuat pertolongan pertama di rumah atau di tempat kejadian belum berjalan karena adanya iliterasi atau buta informasi dibidang kesehatan yang masih menyeluruh di masyarakat.

Berbeda dengan negara-negara maju yang mempunyai umur harapan hidup lebih panjang karena maju dibidang promosi kesehatan dan menjadi pencegah utama kematian mendadak.

Namun demikian, pemeriksaan pertanda penyempitan pembuluh darah di Kupang sudah mulai tersedia walaupun keterbatasan dana masyarakat masih menjadi momok yang belum teratasi. Bagi masyarakat yang mengalami gejala gangguan koroner tersebut bisa memanfaatkan fasilitas kateterisasi jantung yang sudah tersedia di Rumah sakit di Kupang baik dengan fasilitas BPJS dan Non BPJS.

Tetapi, fasilitas kedaruratan dan sistem jejaring cepat dan tepatnya pelayanan darurat harus tersedia dari Pustu dan Puskesmas serta tempat layanan primer lainnya baik oleh pemerintah maupun swasta menuju pelayanan prima seiring dengan akreditasi paripurna RS di Kupang dan NTT.

Dengan demikian kematian mendadak merupakan peristiwa yang menyedihkan bagi kita semua dapat diatasi. Kita harus tetap memiliki pengharapan untuk dapat terhindar dari kejadian tersebut dengan selalu mempertahankan hidup sehat. Caranya????

Pertama, berpikirlah secara positif artinya hindari anggapan bahwa kematian mendadak disebabkan oleh angin jahat. Kedua, bagi anda yang memiliki faktor risiko, waspadalah terhadap makanan dan minuman yang dapat mempercepat terbentuknya sumbatan pada pembuluh darah seperti lemak berlebihan, garam berlebihan, karbohidrat berlebihan, selalu berpikiran negatif, merokok dan kopi berlebihan ditambah kurang berolahraga. Bila kehidupan yang terkontrol dijalankan maka harapan kita terhindar dari kematian mendadak menjadi kenyataan. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved