Breaking News

Pemerintah Kabupaten Sikka Menggagas Pembentukan FKUB di Setiap Kecamatan

Pemerintah Kabupaten Sikka menggagas pembentukan FKUB di setiap kecamatan di Sikka, Pulau Flores.

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/EUGENIUS MOA
Pertemuan perdana 2020 FKUB Sikka, Rabu (4/3/2020) di Gedung Sekretariat FKUB, Jalan Advokat, Kelurahan Kota Baru, Kota Maumere, Pulau Flores. 

Pemerintah Kabupaten Sikka menggagas pembentukan FKUB di setiap kecamatan

POS-KUPANG.COM|MAUMERE--- Pemerintah   Kabupaten  Sikka  menggagas  pembentukan  FKUB  di  setiap kecamatan  di   Sikka, Pulau  Flores.

Sekretaris Kesbangpol  Sikka, Frederik Edmundantes ,  membeberkan uregensitas pembentukan FKUB di setiap kecamatan di Sikka. Menurutnya, Forum di setiap kecamatan itu mesti dibentuk agar toleransi dan kerukunan hidup beragama tercipta dan semua umat beragama merasa nyaman dan aman dalam menjalankan agama yang dianutnya.

“Forum di setiap kecamatan itu mesti ada agar mereka bisa menangkal isu SARA yang berpotensi konflik,”  kata  Frederik, dalam  pertemuan   perdana FKUB  perdana  di awal tahun kerja 2020,  di   Gedung Sekretariat FKUB, Jalan Advokat, Keluarahan Kota Baru, Kota  Maumere,   Pulau   Flores.

Frederik menyinggung tentang DBD yang menurutnya seperti tulah  dan terorisme yang sudah dan sedang menyerang warga Sikka.

“Kita mau buat apa dengan DBD ini? Apa yang bisa kita buat untuk menanggapi DBD ini?” Forum memutuskan membuat aksi bersama bersih-bersih yang akan terjadi di wilayah Kelurahan Kota Uneng.

Isu   lain   yang mengemuka dalam   pertemuan  perdana  menyoroti  kejadian  di  SDK Ferari tahun lalu. Seorang peserta didik tidak mau menghormati lambang negara (bendera) karena bertentangan dengan ajaran agama atau aliran kepercayaannya. Masalah itu sudah dan sedang ditangani oleh pihak berwajib.

Anggota Forum, Pater Hendrik Maku, SVD mengucapkan terima kasih untuk perekrutan dirinya menjadi bagian dari Forum. Ia mengharapkan agar Forum ini sungguh-sungguh bekerja untuk merawat toleransi dan kerukunan hidup beragama.

“Kita, Forum tidak boleh hadir di tengah masyarakat hanya sebagai mobil pemadam kebakaran. Kita jangan hanya eksis ketika ada masalah, ketika ada konflik,”  kata   Pater  Hendrik.

Ia   mengapresiasi pengurus Forum yang telah merancang berbagai program kerja.Semua program kerja Forum akan berdampak positif bagi terciptanya toleransi dan kerukunan hidup beragama kalau semua program itu bisa dilaksanakan secara maksimal.

“Kita tidak akan lagi dicap sebagai mobil pemadam kebakaran kalau semua program yang telah dipaparkan tadi bisa dilaksanakan”, demikian Pater Hendrik.

Dosen Islamologi di STFK Ledalero dan Pegiat dialog dan kerja sama lintas agama ini menganjurkan FKUB bisa bekerja sama dengan media untuk memberitakan ide-ide dan kerja nyata dari Forum.

Anggota DPRD Sumba Barat, Raimon Toka : Masyarakat Butuh Air, Bukan Hanya Kubur Pipa

NTT Akan Miliki Tujuh Rumah Sakit Rujukan Untuk Corona

Kasus Siswa Pukul Guru, Ini Tanggapan Pengamat Pendidikan

Sinergitas Imigrasi dan Polri Perlu Ditingkatkan dalam Mengawasi WNA

“Kita butuh media. Media adalah corong yang akan mengkomunikasikan kepada dunia, apa yang kita pikirkan dan apa yang kita kerjakan. Kita tidak mau hal-hal baik yang kita lakukan menjadi konsumsi sendiri. Aksi-aksi sosial dalam menganimasi toleransi dan kerukunan mesti bisa menginspirasi yang lain,” saran  Pater  Hendrik. (Laporan  Reporter POS -KUPANG.COM, Euginius  Mo’a).

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved