Flotim Siaga Satu Hadapi Demam Babi Afrika
Penyebaran virus Demam Babi Afrika atau African Swine Fever ( ASF) yang telah membunuh ratusan ekor babi di Pulau Timor mendatangkan kekhawatiran
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Penyebaran virus Demam Babi Afrika atau African Swine Fever ( ASF) yang telah membunuh ratusan ekor babi di Pulau Timor mendatangkan kekhawatiran yang besar bagi peternak babi di Kabupaten Flores Timur ( Flotim), Pulau Flores.
Wakil Bupati (Wabup) Flotim, Agustinus Payong Boli, menyatakan Flotim siaga satu menghadapi penularan virus itu. Pemerintah melarang masuknya ternak babi dan semua jenis produk olahan dari babi.
• Misa Rekonsiliasi Akhiri Musibah Feses di SMP Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere
"Ini akan merugikan peternak jika virus ini masuk di Flotim. Saya keluarkan perintah kepada Sekda dan OPD terkait untuk antisipasi dan melarang masuknya ternak babi dan hasil olahannya beserta turunannya di Flotim secara ketat," kata Agus Boli, kepada POS-KUPANG.COM, Kamis (5/3/2020).
Surat perintah yang berisi larangan masuknya ternak babi beserta hasil olahannya di Flotim telah dikirim kepada para camat, kepala desa dan lurah serta pemangku kepentingan lainnya agar mensosialisasi ke semua lapisan masyarakat mewaspada masuknya ternak babi dan hasil olahannya di Flotim dari kabupaten lain.
• Tersangka Pelaku Percobaan Pemerkosaan di Sumba Timur Mengaku Minum Miras Jenis Peci
"Kita jaga di Pelabuhan Feri Waibalun dan Deri untuk masuknya ternak babi dan produk olahan dari Kupang. Kemudian di Boru, Adabang dan Ojandetun untuk masuknya dari Maumere Sikka. Pelabuhan Waiwerang,Solor, Waiwuring antipasi masuknya dari Lembata dan Bandara Gewayantana Larantuka," kata Agus Boli.
Ia mengimbau masyarakat Flotim jika menyaksikan ada pasokan ternak babi dari luar Flotim melapor kepada aparat pemerintah kecamatan dan desa.
"Kalau virus ASF ini masuk maka ekonomi petani-peternak kita lumpuh dari usaha ternak babi dalam skala kecil maupun besar," kata Agus Boli.
Ia mengatakan obat dan vaksin belum ada untuk jenis memberantas virus tersebut, sehingga solusi satu-satunya adalah boikot masuk di Flotim. (laporan wartawan POS-KUPANG.COM, eginius mo'a)