Kronologi Lengkap Bayi 5 Bulan di Desa Oebelo yang Meninggal Usai Divaksin di Posyandu

Masyarakat Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang dihebohkan dengan meninggalnya bayi berusia 5 bulan

Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/GECIO VIANA
Marteda Sipa Anone (kanan) didampingi suaminya duduk disamping jenazah anaknya, Risin Suryani Sipa (5 bulan) di RT 17 RW 007 Dusun 4 Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Rabu (4/3/2020) siang. 

"Jadi teman-teman dari dinas (Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang) akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi NTT, nanti Pokja imunisasi Provinsi NTT yang akan menyelidiki apa penyebabnya," katanya saat dihubungi per telepon, Rabu (4/3/2020).

Sebelumnya, bayi berumur 5 bulan bernama Risin Suryani Sipa meninggal usai mengikuti posyandu di RT 19 RW 007 Dusun 4 Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang pada Selasa (3/3/2020) lalu.

Setelah meninggal, pihak keluarga melihat bayi tersebut mengeluarkan busa berwarna putih dari mulutnya dan tangan serta kakinya menghitam.

Diakuinya, bidan dari Puskesmas Tarus yang bertugas memberikan vaksin terhadap bayi 5 bulan yang meninggal telah bekerja sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada.

Pihaknya pun telah memberikan keterangan saat pertemuan bersama dengan Kapolsek Kupang Tengah, Kabid P2P, dan bidan yang memberikan vaksin.

Sebelum memberikan vaksin, pihak bidan masih mengecek untuk memastikan kesehatan korban dan menanyakan kepada ibu korban terkait kesehatan bayi.

Diketahui bayi tersebut pada bulan sebelumnya tidak mengikuti imunisasi karena sakit, sehingga pihak bidan kembali menanyakan kesehatan bayi tersebut.

Sebab, lanjut dia, jika bayi masih mengalami sakit seperti batuk, pilek atau demam, maka tidak boleh melakukan vaksinasi.

"Sejauh ini sesuai prosedur SOP, anak-anak yang mengalami batuk, pilek dan demam kami tidak suntik. Bahkan kemarin ada beberapa anak ada yang pilek, apalagi demam tidak vaksin," ujarnya.

"anak ini saat ditanya oleh bidan kami kepada ibunya apakah demam atau tidak, kata ibunya tidak (sehat), sehingga bidan kami suntik," tambahnya.

Dijelaskannya, vaksin yang diberikan adalah vaksin DPT 3 dan Polio. Vaksin ini juga telah diberikan kepada bayi tersebut pada bulan sebelumnya dan tidak mendapatkan reaksi.

Pihaknya pun kaget karena baru pertama kali mendapati kejadian bayi meninggal pasca divaksin dan terdapat busa yang keluar dari mulut bayi serta kaki dan tangan yang berubah berwarna biru.

Menurutnya, berdasarkan Keadaan Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), bayi yang divaksin akan mendapatkan reaksi pada tubuhnya seperti ruam, merah, gatal dan demam.

"Dan KIPI berat mengakibatkan kematian, tapi butuh waktu, bukan setelah suntik langsung meninggal," katanya.

Pihaknya belum dapat memberikan keterangan lebih jauh karena penyebab meninggalnya bayi tersebut akan ditangani dan diberitahukan penyebabnya oleh Pokja imunisasi Provinsi NTT.

"Harus segera dikoordinasikan sehingga tidak mengakibatkan masyarakat takut ke posyandu," paparnya.

Menurutnya, Posyandu dan imunisasi sangat penting bagi balita dan anak-anak sehingga tidak mengalami stunting dan para orangtua mendapatkan informasi serta wawasan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan anak.

Sehingga, pihaknya juga mengimbau masyarakat agar tidak terpengaruh dengan pemberitaan serta informasi di media sosial yang dipertanyakan kebenarannya.

Siswa SD di Penkase Panjat Tembok ke Sekolah, Ini Penyebabnya !

Bayi 5 Bulan Meninggal Usai Pulang Dari Posyandu Akan Ditangani Pokja Imunisasi Provinsi NTT

Para Tersangka Dikenakan Pasal 170 (1) dan Pasal 55 KUHP

"Masyarakat lebih memilah berita yang berkembang di media sosial. Jangan terlalu mudah percaya, karena bukti belum ada. Jangan setelah membaca berita lalu menjudge bahwa anak ini meninggal karena Imunisasi," tegasnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved