VIDEO - Virus Babi Mulai Masuk Kota Kupang. Bangkai Babi Dibuang di Pinggir Jembatan Petuk

VIDEO - Virus Babi Mulai Masuk Kota Kupang. Babi Mati Dibuang di Pinggir Jalan. Tiga minggu terakhir, banyak warga jual babi dengan harga amat murah.

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Frans Krowin

"Yah itu tadi mungkin pembeli takut karena sudah tau ada virus babi itu. Kami harap pemerintah segera turun ke lapangan untuk melakukan pengawasan,” ujarnya.

Pantauan POS-KUPANG.COM, lokasi tempat jualan daging babi di Kelurahan Liliba, berada di dekat sebuah jembatan. Warga setempat menyebutnya sebagai Jembatan Liliba Kecil, untuk membedakan Jembatan Liliba yang berukuran lebih besar di Jalan Piet A Tallo.

Di bawah Jembatan Liliba Kecil tersebut, ada kali kecil. Airnya keruh dan berbau busuk. Sampah-sampah plastik menumpuk. Sementara di pinggir kali, terlihat tulang-belulang yang dihinggapi lalat-lalat besar.

Salah seorang warga yang enggan menyebutkan namanya, mengatakan, kali tersebut merupakan tempat untuk menyembelih dan mencuci daging babi.

"Di situ sudah orang biasa bunuh babi, dong (mereka) bunuh di situ, cuci juga di situ. Makanya tempat itu menjadi bau dan airnya kotor," ungkapnya.

Penjual daging di Oebufu juga mengeluhkan, saat ini pendapatan mereka menurun drastis dalam beberapa pekan terakhir.

"Aduh jangan tanya lagi, kami biasanya dapat empat sampai lima juta per hari. Tapi sekarang, sangat kurang. Paling banyak Rp 1 juta," ungkap salah seorang penjual daging babi.

Ia mengaku menjual daging milik Dorti Dethan, warga Oebufu. Daging babi yang dijual itu berasal dari ternak hidup yang dibeli dari para peternak di Kota Kupang.

"Kami yakin daging babi yang kami jual ini dari ternak yang sehat. Tapi karena orang sudah takut katanya ada virus ASF, makanya permintaan turun drastis," ungkapnya.

Ia juga mengaku, bosnya, Dorty Dethan juga memelihara babi untuk disembelih dan dijual. "Babi yang dipelihara itu sehat-sehat, tidak ada yang mati atau sakit," ungkapnya.

VIDEO - Antisipasi Virus Babi Meluas Di Belu, Dinas Peternakan Bentuk Unit Reaksi Cepat

VIDEO - Saat Ditanya Petugas Sensus, Gubernur NTT Menjawab, Saya Ini Suku Helong

VIDEO: Penjabat Kepala Desa Oenenu Selatan Diadukan ke Kejaksaan Negeri TTU. Lho, Kenapa?

Sementara itu pengunjung di Depot Aroma di Kelurahan Fatululi, juga berkurang. Karena informasi terkait virus babi sudah ramai dibicarakan masyarakat.

"Yang pasti kami rugi, karena pengunjung berkurang dalam tiga minggu terakhir ini. Informasi lebih lengkapnya nanti tanya saja ke pemilik depot ini," ungkap salah seorang staf  Depot Aroma yang enggan menyebutkan namanya.

Yustin, salah seorang pengunjung kepada POS-KUPANG.COM mengaku ia belum mendengar informasi terkait virus babi. Saat ini ia masih menunggu informasi resmi dari Dinas Peternakan.

"Kalau sudah ada info resmi, yah saya pikir-pikir lah mau makan daging babi. Jadi saya harap pemerintah segera selidiki ini dan temukan solusinya bagaiamana agar warga juga bisa tenang," ungkapnya.

Babi Mati Dibuang di Jembatan Petuk

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved