Ribuan Umat Rayakan Galungan di Pura Oebanantha Kupang

Prosesi tersebut fiawali dengan Sabwan Jawa, Sabwan Bali, Penyekaban, Penyajan, Penampan, Galungan, Manis Galungan dan Padilan Guru.

Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/RYAN NONG
Umat mengikuti Upacara Galungan si Pura Agung Oebanantha Kelurahan Oeba Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang pada Rabu (19/2/2020) petang. 

"Dimensi spiritual misalnya, selalu ada dukungan  yang diberikan bagi umat untuk beribadah dan menjalankan kewajiban agama. Dimensi sosial kemasyarakatan, umat selalu terlibat dalam segala kegiatan sosial dimana tanpa sekat. Sementara dalam dimensi ekonomi, umat hindunjuga mendapat ruang yang sama untuk berkerja dan berusaha secara ekonomi," ujarnya. 

Ia meyakinkan bahwa keberadaan umat Hindu di NTT juga menjadi bagian pentung untuk  berkontribusi bagi kesejahteraan seluruh masyarakat NTT. 

Sementara itu, Ketua PHDI Kota Kupang I Wayan Wira Susana menambahkan, hampir sebanyak 80 hingga 90 persen dari total 6 ribu jiwa jumlah umat Hindu di Kupang ambil bagian dalam upacara keagamaan  tersebut. Namun, karena keterbatasan tempat, tidak semua ikut merayakan puncak sembahyang bersama yang berlangsung pada pukul 18.00 Wita. 

Sebagian umat menyesuaikan  dengan kondisi dan hadir sepanjang malam hingga Kamis pagi. "Secara umum semua umat Hindu pasti akan hadir tetapi dia bertahap sesuai kondisinya, besok pagi baru selesai," katanya. 

Meski sudah melaksanakan sembahyang galungan di tujuh Pura masing masing tempekan sejak pagi hingga siang, namun pada odalan untuk Pura Agung yang diresmikan pada tahu 1976 itu umat tetap hadir dan melaksanakan sembahyang. 

Wita Suasana juga menyampaikan, pesan Galungan untuk seluruh umat adalah pesan Damai untuk mempererat hubungan baik dengan sesama umat Hindu maupun dengan yang berbeda agama. 

"Dengan galungan kita harus mempererat hubungan dengan umat, tidak boleh ada gesekan, demikian pula dengan umat yang beragama lain,  karena dharma kita yakini tertinggi kedudukannya di dunia ini," pungkasnya. 

Semwntara itu Pengempon Pura Oeba, I Made Ardika mengataka perayaan galungan melewati delapan  tahapan sampai pada prosesi galungan terakhir. 

Prosesi tersebut fiawali dengan Sabwan Jawa, Sabwan Bali, Penyekaban, Penyajan, Penampan, Galungan, Manis Galungan dan Padilan Guru. 

"Puncaknya pada hari raya galungan yang ditandai dengan penyucian alam beserta isinya, pembersihan diri dan persembahyangan untuk memohon kekuatan Tuhan untuk seluruh umat serta alam. 

Dikeroyok Sejumlah Pemuda, Mahasiswa di Kupang Ini Patah Kaki

Curi Motor, Polisi Bekuk Quardo Leonardo Eklemes

Niat Lerai Perkelahian, Mahasiswa di Kota Kupang Ini Malah Dikeroyok Hingga Tangan Patah

Jangan Ditunda, Jaga Kesehatan Jantung dengan Mengonsumsi 5 Makanan Sehat

"Galungan sebagai wujud kemenakan kebaikan dan kebajikan terhadap ketidak bajak, berpengaruh bukan hanya bagi umat Hindu tetapi bagi kita semua umat," pungkasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong ) 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved