Pendidikan
SMA Katolik St. Kristoforus Pali Hadir di Ngada Untuk Bantu Anak Putus Sekolah
Sekolah Menengah Atas ( SMA) Katolik St. Kristoforus hadir di Pali, Desa Warupele II, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Apolonia Matilde
Pada tahun 2018 Dirjen Bimas Katolik datang mengecek lokasi pendirian dan pembangunan sekolah, dan pada tanggal 15 Oktober 2017 dikeluarkan ijin operasionalnya," ungkap Longginus.
• Pilkada Sumba Timur 2020, Demokrat Sumba Timur Belum Tentukan Arah Dukungan
Ia mengatakan 16 Oktober 2018 SMAK St. Kristoforus menerima siswa angkatan pertama 67 orang yang berasal dari Desa Waebela, Desa Kelitei, Warupele I, Desa Warupele II Desa Sebowuli, Desa Inerie, Desa Paupaga tetapi yang terbanyak dari Pomasule (Desa Sebowuli) dan Malapedho (Desa Inerie).
Angkatan kedua, katanya, jumlah siswa sebanyak 43 orang. Jadi, jumlah keseluruhan siswa ada 107 orang. Dengan tenaga guru 21 orang, yakni guru mata pelajaran agama Katolik 5 orang dari guru PNS yang mengajar di SD, serta guru umum 15 orang, dan satu orang pegawai.
Menurutnya, visi dan misi SMAK St. Kristoforus Pali adalah terciptanya generasi yang unggul tetapi juga beriman dan bermoral dan misinya adalah terciptanya kader Gereja Katolik yang beriman dan bermoral.
• Peringatan Dini BMKG, Waspada! 7 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir Hari Ini
Ia mengatakan, ada enam alasan berdirinya sekolah tersebut.
Pertama, dalam bingkai NKRI, umat Katolik mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan negeri yang berciri khas Katolik sebagaimana yang diperoleh warga negara atau umat beragama lainnya.
Kedua, siswa/siswi pada SMAK St. Kristoforus Pali pada umumnya berasal dari masyarakat kelas bawah/miskin yang tinggal di pedesaan di Ngada Selatan. Mereka kurang mampu membiayai pendidikan, karena anggaran penyelenggaraannya disediakan oleh pemerintah.
Ketiga, SDM (Guru dan Pegawai) pada SMAK akan dapat ditata dengan baik, gaji terstandar, kualifikasi akademik terjamin, pengurusan kenaikan jenjang kepangkatan (karier) teratur dan kesejahteraan memadai.
Dengan kondisi seperti itu maka peningkatan kualitas lembaga pendidikan menyangkut pemenuhan 8 standar nasional pendidikan akan lekas tercapai.
• Waspada, 6 Tanda Ini Menandakan Ini Menunjukkan Anda Kelebihan Gula, DIABETES
Keempat, penambahan satuan kerja dalam bentuk Sekolah Menengah Agama Katolik, akan membuka peluang kerja bagi orang Katolik sebagai PNS/ASN di Kementerian Agama RI.
Kelima, Sekolah Menengah Agama Katolik akan memberikan kontribusi besar dalam mengokohkan iman masyarakat Katolik.
Karya pastoral Gereja Katolik akan sangat didukung oleh lembaga pendidikan ini. SDM di dalamnya akan menjalankan tugasnya dengan tenang guna menghasilkan output handal bagi masa depan Gereja Katolik.
Keenam, peran hierarki Gereja Katolik tetap terjaga dalam membina dan mengarahkan, karena seluruh materi kurikulum yang bernafaskan agama Katolik, baik ajaran iman, moral maupun tradisi-tradisi, tetap menjadi kewenangan Magisterium Gereja Katolik.
Ia menerangkan dalam proses kurikulumnya SMAK St. Kristoforus Pali memberlakukan 70 persen mata pelajaran Agama Katolik dan 30 persen pelajaran umum.
• DPR RI Sebut Tiga Kabupaten di NTT Masuk Zona Merah Pilkada Serentak 2020
Dikatakannya, program wajib kelas 1 ada 10 jam keagamaan yaitu: Katekese, Doktrin, Kitab Suci, Liturgi, Sejarah Gereja Katolik.
Mata pelajaran umum bagian A itu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan PKN. Sedangkan mata pelajaran umum bagian B itu Seni Budaya, Prakarya, dan Olahraga.