Mengenal SMAK St. Kristoforus Pali di Inerie Kabupaten Ngada
SMAK St. Kristoforus Pali telah didirikan di Pali Desa Warupele II Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
Dengan kondisi seperti itu maka peningkatan kualitas lembaga pendidikan menyangkut pemenuhan 8 standar nasional pendidikan akan lekas tercapai.
Keempat, penambahan satuan kerja dalam bentuk Sekolah Menengah Agama Katolik, akan membuka peluang kerja bagi orang Katolik sebagai PNS/ASN di Kementerian Agama RI.
Kelima, Sekolah Menengah Agama Katolik akan memberikan kontribusi besar dalam mengokohkan iman masyarakat Katolik. Karya pastoral Gereja Katolik akan sangat didukung oleh lembaga pendidikan ini. SDM di dalamnya akan menjalankan tugasnya dengan tenang guna menghasilkan output handal bagi masa depan Gereja Katolik.
Keenam, peran hierarki Gereja Katolik tetap terjaga dalam membina dan mengarahkan, karena seluruh materi kurikulum yang bernafaskan agama Katolik, baik ajaran iman, moral maupun tradisi-tradisi, tetap menjadi kewenangan Magisterium Gereja Katolik.
Ia menerangkan dalam proses kurikulumnya SMAK St. Kristoforus Pali memberlakukan 70 persen mata pelajaran Agama Katolik dan 30 persen pelajaran umum.
Untuk program wajib kelas 1 ada 10 jam keagamaan yaitu: Katekese, Doktrin, Kitab Suci, Liturgi, Sejarah Gereja Katolik. Mata pelajaran umum bagian A itu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan PKN. Sedangkan mata pelajaran umum bagian B itu Seni Budaya, Prakarya, dan Olahraga.
"Karena keterbatasan guru dan ruang maka hanya terima jurusan IPS/Ilmu-Ilmu Sosial, sedangkan IPA/MIA/ilmu alam belum bisa. Ke depan juga akan kami lakukan jika tenaga pendidik dan ruang belajar telah ada dan memadai," jelas dia.
Longginus yang telah puluhan tahun mengabdi sebagai Guru Agama Katolik di Ngada bagian Selatan tersebut menuturkan jika semangat dan antusiasme anak-anak untuk sekolah itu sangat tinggi tetapi terkendala sebab orang tua tidak sanggup membiayai.
Ia mengharapkan, semoga dengan hadirnya SMAK St. Kristoforus di Pali ini memberikan pelayanan secara total kepada umat Katolik di Ngada Selatan serta memutus mata rantai anak-anak yang hanya tinggal di rumah setelah tamat SD.
"Ini juga membantu orang tua yang mau menyekolahkan anak-anaknya untuk tidak perlu pergi jauh ke kota. Kami hadir untuk mengurangi biaya mereka yang tinggi jika harus berada di tempat yang jauh dari rumah. Kalau di sini, anak-anak masih bisa untuk tinggal bersama orang tua. Kami juga hendak membina anak-anak untuk menjadi 100 persen Katolik dari Paupaga sampai Waebela," ujar dia.
Ia juga menghimbau kepada seluruh masyarakat yang ada di Kecamatan Inerie bahwa SMAK St. Kristoforus Pali sangat terbuka untuk umum karena sekolah ini di bawah Kementerian Agama RI.
Dirinya menegaskan jika pihaknya siap mendidik anak-anak dengan total untuk menjadi manusia Katolik yang cinta tanah air, cinta orang tua dan cinta sesama sesuai pesan Injil Kristus.
Ia mengakui kendala yang dihadapinya adalah biaya karena memang sekolah ini diberi kesempatan berjuang dan bertumbuh sendiri baru diintervensi Kemenag.
"Mengenai peran pemerintah, kami sudah ajukan untuk pembangunan gedung. Kami membutuhkan sarana prasana. Dana BOS sudah diproses dan kita tinggal menunggu. Sebagai pengelola, saya berharap walau pun secara regulasi di bawah Kemenag tetapi tidak menutup kemungkinan kami disupport dana dari Pemerintah Kabupaten, Kecamatan, dan Desa," tukasnya.
RD. Albert Yunialdus Ninung atau yang lebih dikenal dengan Romo Ayub, Pastor Paroki St. Martinus Ruto, menyampaikan bahwa kehadiran sekolah tersebut sangat membantu umat Paroki disana.