VIDEO: Prevalensi Stunting di Belu Menurun Dratis. Bupati Punya 2 Cara Jitu. Simak Videonya
VIDEO: Prevalensi Stunting di Belu Menurun Dratis. Bupati Punya 2 Cara Jitu. Cara pertama, intervensi gizi spesifik. Kedua intervensi gizi sensitif.
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Frans Krowin
VIDEO: Prevalensi Stunting di Belu Menurun Dratis. Bupati Punya 2 Cara Jitu. Simak Videonya
POS KUPANG.COM, ATAMBUA – VIDEO: Prevalensi Stunting di Belu Menurun Dratis. Bupati Punya 2 Cara. Simak Videonya
Wakil Bupati Belu, Drs. J.T Ose Luan membuka Pertemuan Analisa Situasi Stunting Tingkat Kabupaten Belu Tahun 2020, di Hotel Nusantara II Atambua, Rabu (5/2/2020).
Kegiatan itu diselenggarakan Dinas Kesehatan Kabupaten Belu bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D).
• VIDEO: Dua Hari Berturut-turut, Polisi Bekuk 4 Pelaku Curanmor Di Ende. Ini Videonya
• VIDEO: Siswa SMK Bina Mandiri Nggorang, Labuan Bajo, Belajar Di Ruangan Darurat. Ini Videonya
• VIDEO: Frid Ndiwa Sebut SKD CPNS di Nagekeo, Aman dan Lancar. Ini Videonya
Acara itu dihadiri Pelaksana Harian (Plh) Sekda Belu, Marsel Mau Meta, Kadis Kesehatan dr. Joice Manek dan Kepala BP4D, Florianus Nahak.
Hadir pula Kadis Peternakan, Umbu K. Biri, Kadis PMD, Januaria Nona Alo, S.IP, Kadis Pertanian, Gerardus Mbulu para kepala puskesmas dan perwakilan LSM.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Belu, JT Ose Luan mengatakan, pertemuan itu memfokuskan pembahasan pada upaya percepatan penanggulangan stunting.
Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas), prevalensi balita stunting di Indonesia sebesar 37,2 persen pada tahun 2013 dan tahun 2018 turun menjadi 30,8 persen.
Untuk Kabupaten Belu, prevalensi stunting sebesar 26,95 persen pada tahun 2018 dan setahun kemudian, turun menjadi 21,23 persen pada tahun 2019.
Strategi utama dalam penurunan stunting itu, adalah pendekatan multi sektor dan intervensi tertintegrasi.
Upaya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, juga diperlukan untuk mempercepat upaya menurunkan angka prevalensi stunting pada anak.
Di Kabupaten Belu, katanya, pencegahan stunting dilakukan melalui dua cara. Pertama intervensi gizi spesifik dan kedua, intervensi gizi sensitif.
Dua cara ini merupakan solusi paling ampuh yang diambil Bupati Belu, Wilibrodus Lay, dalam mencegah stunting di kalangan masyarakat daerah itu.
Gizi spesifik merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) dan berkontribusi 30 persen penurunan stunting.
Kegiatan dalam rangka intervensi gizi spesifik tersebut, umumnya dilakukan pada sektor pertanian.
Sedangkan intervensi gizi sensitive, lanjut dia, merupakan kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan dan berkontribusi pada 70 persen penurunan stunting.
Sasaran dari intervensi gizi spesifik adalah masyarakat secara umum dan tidak khusus ibu hamil dan balita pada 1.000 hari pertama kelahiran.
Upaya pencegahan stunting akan lebih efektif bila intervensi gizi spesifik dan sensitif dilakukan secara konvergen.
• VIDEO: Petani Kawangu Mengeluh. Tanaman Jagung Diserang Ulat Grayak. Ini Videonya
• VIDEO: Kades Adrianus Bilang, PLTMH Sangat Membantu Masyarakat Wolokisa. Ini Videonya
• VIDEO: Ini Kisah Warga Wolokisa. Nikmati Listrik 24 Jam Berkat Tenaga Mirkro Hidro. Ini Videonya
Untuk diketahui, pertemuan analisa situasi stunting ini dibagi dalam empat kelompok kerja.
Pertama, kelompok kerja pelayanan kesehatan yang diketuai Kepala Dinas Kesehatan.
Berikutnya, kelompok kerja ketersedian pangan yang dipimpin Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.
Kelompok kerja perlindungan pemberdayaan masyarakat, yang diketuai Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
Terakhir, kelompok kerja peningkatan penyedian air bersih dan sanitasi, yang diketuai oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (POS KUPANG.COM, Teni Jenahas)
Tonton Videonya Di Sini: