Renungan Harian Kristen Protestan, Sabtu, 14 Desember 2019 : Belajar dari Yohanes Pembaptis

Tidak mengakui kekurangan diri tetapi juga tidak mengakui kelebihan orang lain. Kekurangan diri dan kelebihan orang lain saling bertolak belakang

Editor: Rosalina Woso
istimewa
Pdt. Mesakh Pinis STh 

Ia berharap agar Mesias menghakimi dosa, bukan menjadi sahabat orang berdosa, tetapi semua info yang dia terima dari murid-muridnya adalah tentang kebaikan dan kemurahan Yesus (menyembuhkan orang yang sakit dan yang buta), dsb.

Karena itu Yohanes Pembaptis merasa tidak tenteram karena dia tidak membayangkan bahwa Mesias, Juruselamat dunia, akan mengerjakan hal-hal seperti ini. Kita tentu ingat jika kita mengamati kembali khotbahnya di Matius pasal 3 dan Lukas pasal 3, di sana Yohanes berbicara bahwa Mesias yang akan datang itu akan membersihkan tempat pengirikan dengan api.

Dia akan membakar debu jerami dengan api. Pusat perhatiannya adalah pada penghakiman, bukan anugerah.

Yesus yang mengerjakan hal-hal yang berbeda dengan yang dia kerjakan. Ketika sang raja berbuat dosa, Yohanes Pembaptislah maju menegur raja. Akan tetapi yang dia lihat Yesus justru menjadi sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Yohanes menjadi kebingungan.

Mana penghakimannya? Yohanes Pembaptis merindukan datangnya penghakiman atas dosa. Semua nabi menghardik dosa. Tetapi Yesus malahan makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa.

Yohanes Pembaptis sangat bingung. Dia melihat Roh Kudus datang ke atas Yesus saat ia dibaptis. Dan Allah sudah berkata pada Yohanes Pembaptis bahwa jika ia melihat Roh Kudus turun pada seseorang, maka ia akan tahu bahwa orang itu adalah Mesias, Juruselamat dunia. Jadi Yohanes Pembaptis tahu, "Ya, aku telah melihat Roh turun ke atas Yesus.

Dialah Mesias, Juruselamat itu. Tetapi dia tidak berlaku sebagaimana seharusnya seorang Mesias berperilaku. Mesias, Juruselamat dunia, seharusnya menghancurkan dosa. Dia bukannya membinasakan para pendosa di Israel tapi ia malah bersahabat dengan mereka.

Kebingungan inilah yang menyebabkan di ayat 2 bahwa Yohanes mengutus murid-muridnya kepada Yesus dan menanyai dia, "Engkaukah yang akan datang (Mesias) itu atau haruskah kami menantikan orang lain?"

Ungkapan, 'Dia yang akan datang itu' adalah ungkapan yang sudah lazim di kalangan umat Yahudi untuk mengacu kepada Mesias. "Engkau atau orang lain lagikah yang Mesias itu?" Yohanes Pembaptis mau mengatakan "Tolonglah aku untuk memahami hal ini. Mengapa tindak-tandukmu tidak seperti apa yang kuharapkan?"

Dari sini dapat kita belajar bahwa berbahaya jika kita menilai seseorang menurut pandangan kita sendiri.

Berbahaya jika saya menilai seorang menurut definisi saya sendiri tentang bagaimana seharusnya seorang karena kita hadir dalam berbagai bentuk dan ukurannya, berbagai macam kepribadian yang berbeda; perilaku tidak seragam. Janganlah membandingkan satu dengan yang lainnya. Kita tidak boleh menilai manusia menurut pamahaman kita sendiri.

Ketiga : Yohanes gagal paham terhadap suatu aspek penting dalam pekerjaan Mesias

Belum apa-apa Yohanis Pembaptis sudah membayangkan seperti apa itu Mesias. Dan dia menemukan bahwa Yesus tampaknya tidak cocok dengan gambarannya. Lalu dia mulai merasa kecewa dengan Yesus. Dari sini kita dapat melihat bahwa Yohanes Pembaptis juga memiliki kekurangan. Kalau orang seperti Yohanis Pembaptis juga memiliki kekurang karena prasangka, apalagi kita.

Hal ini kita biasa sebut gagal paham. Gagal paham itu sering menyakitkan, apalagi gagal paham menimbulkan penghinaan, menimbulkan gosib, menimbulkan korban (korban kebijakan). Mengapa Yohanis pembaptis gagal paham? Karena ia hanya memahami satu aspek dari pekerjaan Mesias. Dia belum memahami aspek lain yang lebih penting, atau paling tidak sama pentingnya, dari pekerjaan Mesias.

Inisiatif mengatasi gagal pahamnya dilakukan oleh Yohanis dengan menyuruh murid-muridnya datang kepada Yesus dan mengajukan pertanyaan. Di sini, kesabaran Yohanis diuji, dengan sabar walau di penjara ia menyuruh murid-muridnya untuk berjumpa langsung, bertatap muka langsung dan berklarifkasi bersama Yesus agar kebingungan Yohanes dapat teratasi

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved