Renungan Harian Kristen Protestan, Sabtu, 14 Desember 2019 : Belajar dari Yohanes Pembaptis

Tidak mengakui kekurangan diri tetapi juga tidak mengakui kelebihan orang lain. Kekurangan diri dan kelebihan orang lain saling bertolak belakang

Editor: Rosalina Woso
istimewa
Pdt. Mesakh Pinis STh 

Apa jawaban Yesus kepada Yohanes? Apakah Yesus berkata, "Aku akan memberitahu kalian tentang apa yang diuraikan oleh Perjanjian Lama tentang bagaimana seharusnya Mesias bertindak"? Apakah dia berkata, "Yah, aku sangat kecewa dengan Yohanes Pembaptis. Aku mengharapkan hal yang lebih baik dari dia.

Bagaimanapun juga, dia adalah seaorang hamba Allah yang besar. Dia seharusnya lebih tahu tentang ini"? Tidak ada hal semcam ini. Keindahan dari kepribadian Yesus terungkap.

Yesus hanya berkata kepada para murid Yohanes, "Perhatikanlah hal-hal yang kukerjakan dan kembalilah kepada Yohanes dan sampaikan padanya tentang apa yang telah dilihat dengan mata kalian sendiri, orang buta memperoleh penglihatan, orang lumpuh berjalan, orang kusta ditahirkan, yang tuli mendengar dan bahkan orang mati dibangkitkan.

Dan orang miskin, orang-orang yang tersisih dari Israel, mereka mendengarkan kabar baik." Dan dia menambahkan satu kalimat lagi, "Berbahagialah mereka yang tidak tersandung karena-Ku."

Keempat : Yesus mengutip Yesaya untuk mentransformasi pola pikir Yohanis Pembaptis.

Yohanes Pembaptis adalah orang yang sangat mengerti akan Firman Allah. Yesus seolah-olah sedang memberitahu Yohanes Pembaptis, "Jika engkau telah mengerti apa yang telah dinubuatkan oleh Yesaya, maka engkau tidak akan kecewa denganku.

Bagian-bagian seperti Yesaya 29:18-20, 35:5-6 dan 61:1. Jika kamu sudah memahami ayat-ayat tersebut, maka kamu tidak akan tersandung dengan apa yang aku kerjakan. Malahan kamu akan melihat bahwa yang aku kerjakan ini adalah penggenapan dari nubuatan tentang Mesias."

Kelima : Kebesaran Yohanes Pembaptis terletak pada kualitas kerendahan hatinya

Kebesarannya Yohanis Pembaptis tidak terletak pada apakah dia menyembuhkan orang sakit atau tidak. Kebesaran Yohanes Pembaptis terletak pada kualitas wataknya.  Kualitas watak Yohanis terletak pada cara dia berbicara untuk bisa memahami Yesus. 

Pada saat ada yang bertanya kepada Yohanes Pembaptis, "Apakah kamu ini Mesias? Apakah kamu ini nabi besar? Lalu siapakah kamu?" Yohanes Pembaptis menjawab, "Tidak, aku bukanlah Mesias. Aku bahkan tidak layak untuk membuka tali kasut Mesias. Jangan sebut aku Mesias. Aku bahkan tidak layak untuk membasuh kakinya. Kita patut beljar dari Yohanis dan merenungkan sifat dan wataknya

Kebanyakan orang, kadang berpikir dan banggakan diri, "Sungguh beruntung Kristus mendapat orang Kristen seperti saya! Aku lulus sarjana dengan penghargaan. Jemaat bisa mendapatkan seseorang yang pintar seperti kita, Sungguh beruntung jemaat karena mendapatkan pendeta seperti saya! sungguh merupakan suatu kemuliaan bagi gereja ini. Nampaknya yang dibanggakan bukan Yesus tapi diri sendiri.

Dalam terang ini, kita patut belajar dari kerendahan hati Yohanis.. "Aku bahkan tidak layak untuk melepas tali kasutnya."

Terakhir : Yesus Kristus harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil

Dan di dalam Yoh 3:26, beberapa orang Yahudi mendatangi Yohanes Pembaptis dan berkata, "Tahukah kamu? Yesus membaptis lebih banyak orang daripada kamu. Kamu mulai dikalahkan olehnya. Dia mendapat sukses yang lebih besar daripadamu.

Ada apa denganmu? Kamu terus saja berkata, 'Dia adalah Mesias,' jadi sekarang orang banyak datang padanya. Tidak ada yang mau mendengarkanmu sekarang. Kamu sudah tersingkirkan. Dulu kamu sangat berhasil dan segenap Israel datang padamu. Tetapi sekarang mereka tidak datang kepadamu; mereka pergi kepada Yesus."

Sumber: Pos Kupang
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved