Renungan Harian Kristen Protestan, Sabtu, 14 Desember 2019 : Belajar dari Yohanes Pembaptis

Tidak mengakui kekurangan diri tetapi juga tidak mengakui kelebihan orang lain. Kekurangan diri dan kelebihan orang lain saling bertolak belakang

Editor: Rosalina Woso
istimewa
Pdt. Mesakh Pinis STh 

Renungan Harian Kristen Protestan, Sabtu, 14 Desember 2019 : Belajar dari  Yohanes Pembaptis

POS-KUPANG.COM--Pembaca yang budiman, jujur bahwa ketika kita melihat kekurangan pada diri kita dan pada saat yang sama ketika kita juga melihat kelebihan dari orang lain, kita tidak pernah akan mengakuinya.

Tidak mengakui kekurangan diri tetapi juga tidak mengakui kelebihan orang lain. Kekurangan diri dan kelebihan orang lain saling bertolak belakang.

Apakah penyebabnya?

“ego”, karena ego pribadi orang sulit mengakui kelebihan orang lain apalagi belajar dari orang lain tentang kelebihannya.

Orang yang lebih dari kita, hanya akan dilihat sebagai saingan dan ia hanya akan diremehkan. Kalau orang itu adalah saingan, kita akan menunggu saat yang tepat untuk menyindirnya, mengoloknya, menghinanya bahkan mungkin menjatuhkannya. Di kampung, anak-anak milenial Timor bilang nane ho derita (NHD).

Dalam bacaan minggu ini (Matius 11:2-11), dapat kita melihat sikap Yohanes Pembaptis terhadap Yesus. Yohanis Pembaptis sebagai perutusan Allah, yang datang mendahului Yesus untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus tentu sebagai manusia ia juga memiliki sikap dan penilaian terhadap Yesus. Dan untuk menentukan sikapnya ia berupaya   untuk mencari tahu/mendengarkan cerita tentang Yesus.

Yohanis pembaptis tidak memulai dengan vonis dan prasangka-prasangka, ia memulai dengan mendengarkan dari Yesus melalui murid-murid kepercayaanNya. 

 Walaupun Yohanis Pembaptis di penjara tetapi ia mengutus murid2nya untuk bertemu langsung dengan Yesus, demi mengetahui apa saja yang dikatakan dan dilakukan oleh Yesus.  Karena itu ada beberapa sikap yang patut menjadi teladan bagi kita.

Pertama : Yohanes Pembaptis pribadi yang kokoh dalam menyatakan suara kenabiannya

Yohanes Pembaptis sedang berada di dalam penjara, dia depenjara karena teguran secara terbuka terhadap raja Herodes, yang mengambil Herodias, isteri saudaranya. Ini adalah suatu tindakan yang sangat berani.

Tindakan ini menunjukkan kepribadian Yohanes: dia tidak takut pada manusia. Dalam memberitakan Firman Allah, dia menjalankan kewajiban itu tanpa kenal takut. Menegur raja pada zaman itu adalah perkara hidup dan mati.

Penjara pada masa itu adalah tempat yang sangat buruk. Saat itu jelas tidak ada televisi untuk ditonton seperti yang ada di dalam penjara masa kini. Tidak ada  makanan yang enak. Dan jika kondisi penjara tidak bagus, kita tidak akan bisa melakukan aksi mogok atau protes atau memukuli sipir penjara.

Di tempat beginilah Yohanes berada, di dalam penjara, menunggu saat-saat terakhirnya. Dan memang tidak lama setelah itu, dia dipenggal.

Kedua : Yohanes Pembaptis mengklarifikasi pendapatnya tentang Yesus secara langsung.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved