VIDEO: Indahnya Toleransi di Lembata. Majelis Taklim Jadi Panitia Pesparani Katolik. Tonton Videonya
VIDEO: Indahnya Toleransi di Lembata. Majelis Taklim Jadi Panitia Pesparani Katolik. Majelis Taklim juga bawa dulang untuk sukseskan acara itu.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Frans Krowin
VIDEO: Indahnya Toleransi di Lembata. Majelis Taklim Jadi Panitia Pesparani Katolik. Tonton Videonya
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA – VIDEO: Indahnya Toleransi di Lembata. Majelis Taklim Jadi Panitia Pesparani Katolik. Tonton Videonya
Air mata Haji Mansyur Masan Purab tak terbendung, saat puluhan umat muslim yang tergabung dalam Majelis Taklim, memasuki pekarangan Rumah Pastoran Dekenat Lembata, Minggu (24/11/2019) petang.
Haji Mansyur merasa terharu, dan tak membayangkan kalau momen indah dan bersejarah itu, terjadi lagi di Lewotana Lembata kali ini.
• VIDEO: Hujan Pertama di Kupang Langsung Makan Korban. Banyak Rumah Warga Rusak. Ini Videonya
• VIDEO: Pelamar CPNS di Lembata, Bawa Anak ke Kantor BKD Saat Serahkan Berkas Lamaran. Simak Videonya
• VIDEO: Ternyata, Pulau Sumba Itu Punya Potensi Energi Tenaga Surya dan Tenaga Air. Tonton Videonya
Kedatangan Majelis Taklim yang disambut para pastor, suster dan umat Katolik lainnya itu, bukan tanpa alasan.
Mereka membawa 'hantaran' atau bagian dari kontribusi mereka masing-masing untuk menyukseskan penyelenggaraan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Tingkat Kabupaten Lembata tahun 2019 ini.
Hantaran yang dibawa sesama umat Islam itu, berupa uang maupun bahan makanan.
Kebiasaan membawa 'hantaran' ini lazim bagi orang Lamaholot khususnya di Lembata, apabila suatu keluarga hendak melangsungkan sebuah acara sebagaimana dalam acara Persparani kali ini.
Masyarakat sering menyebutnya dengan antar dulang. Ibu-ibu biasanya menjunjung dulang yang berisi bahan makanan itu di atas kepala.
Menariknya lagi, walau Pesparani merupakan acaranya umat Katolik, namun Haji Mansyur justru ditunjuk sebagai Ketua Panitia Pesparani.
Dan, Majelis Taklim pun berkomitmen untuk terlibat di dalam kepanitiaan selama acara ini berlangsung tiga hari ke depan.
"Saya ditunjuk sebagai Ketua Panitia Penyelenggaraan Pesparani di Kabupaten Lembata. Saya pikir saya sendirian, tapi ternyata ada banyak orang di belakang," ungkap Haji Mansyur.
Kata Haji Mansyur, persatuan antara umat Islam dan Katolik di Lembata, menunjukkan bahwa perbedaan itu indah. Ibarat sebuah taman, keindahan itu tercipta manakala ada warna-warni bunga. Begitu pula dengan perbedaan agama.
"Hari ini kita tunjukkan bahwa perbedaan yang ada di Lembata itu indah sekali. Dengan dukungan umat, saya merasa sangat kuat dan ternyata kegiatan ini berlangsung dengan baik," sebut Mansyur.
"Ini spontanitas. Ini Majelis Taklim punya mau. Saya hampir tidak bisa omong. Mereka sendiri yang menginisiatif hantaran seperti ini," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Taklim Lembata, Haja Nurmila, mengucapkan terima kasih dan bersyukur mereka juga terlibat dalam kegiatan akbar umat Katolik, yakni Pesparani tahun 2019 ini.
"Selama ini kami tidak pernah membayangkan bisa terlibat dalam acara ini. Kami bersyukur dan bangga sekali," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata, Haji Isak Sulaiman, mengatakan, pertemuan umat dua agama besar, yakni Katolik dan Islam, semacam hukum alam.
"Hukum alam itu segala sesuatu indah pada waktunya. Kita benci hoax, kita benci persaudaraan yang tercerai berai. Dialog tidak hanya kata-kata, dialog itu kita wujudkan. Dan, hari ini, kita lalui bersama-sama," ujarnya.
Lebih lanjut Sulaiman menambahkan, kegiatan Pesparani tahun ini dirancang dengan warna yang lain.
"Kita ingin supaya kerinduan itu terbuka lebar. Ini sebuah cerminan kebahagiaan kita bersama," ujarnya.
• VIDEO: HEBOH. Detik-detik Insiden Adu Mulut Anggota Dewan Dengan Ketua DPRD Lembata. Ini Videonya
• VIDEO: Nakertrans Manggarai Barat Dituding Pilih Kasih Dalam Melayani Pelamar CPNS. Ini Videonya
• VIDEO: Sambil Memegang Map, Para Pelamar CPNS Padati Kantor BKPSDMD Sumba Timur. Ini Videonya
Sementara itu, Deken Dekenat Lembata, Romo Sinyo da Gomez, mengatakan, kedatangan Majelis Taklim itu merupakan suatu kehormatan, kebanggaan dan jadi kebahagiaan tersendiri. “Ini sebuah kebahagiaan bersama yang menyata di Lembata,” ujarnya.
"Baru pertama kali saya temukan keterlibatan sesama umat Islam dalam jumlah yang besar seperti ini. Hari ini kita catat sejarah untuk tanah ini dan Indonesia. Kita menghidupkan kembali suatu nilai yang kadang kadang orang sering lupakan, yakni nilai toleransi,” ujarnya.
Semua orang, kata Romo Deken, rindu akan hidup dalam kebersamaan. Walapun ini kegiatan khas gereja katolik, tapi bapak ibu ikut terlibat. “Semoga peristiwa yang hari ini kita lukiskan, jadi warisan bagi anak cucu," pungkasnya. (POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)
Tonton Videonya Di Sini: