Naskah Pidato Nadiem Makarim di Hari Guru Nasional Viral, Komentar Dian Sastro Curi Perhatian
Naskah Pidato Nadiem Makarim di Hari Guru Nasional Viral, Komentar Dian Sastro Curi Perhatian
POS-KUPANG.COM - Kata kunci atau keyword pidato Nadiem Makarim masuk Google Trends Indonesia Minggu (24/11/2019).
Naskah pidato Nadiem Makarim akan disampaikan pada Hari Guru 25 November 2019 Senin (25/11/2019).

• Inilah Ucapan Selamat Hari Guru Lengkap Bahasa Inggris dan Indonesia, Bisa Kirim ke Guru Kamu via WA
• Pidato Mendikbud Nadiem Makarim di Hari Guru Nasional Berbeda dengan Penduhulunya, Begini Isinya
• Respon Dian Sastrowardoyo Soal Pidato Hari Guru Menteri Pendidikan Nadiem Makarim Visi Nadiem Jelas
• Karakter dan Pengetahuan Jadi Modal Dasar Pembangunan, Ini Kata Mendikbud Nadiem Makaraim
• Jokowi Berniat Tambah Enam Wakil Menteri Lagi, Salah Satunya Dampingi Nadiem, Info Lengkap
• Tak Dipilih Jadi Menteri, Ini Momen Anak SBY AHY Bertemu Presiden Jokowi, Bakal Jadi Wakil Nadiem?
Ini naskah lengkap pidato Nadiem Makarim:

PIDATO MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI GURU NASIONAL TAHUN 2019
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Shalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Rahayu,
Selamat pagi dan salam kebajikan bagi kita semua,
Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati,
Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia dari Sabang sampai Merauke,
Guru Indonesia yang Tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit.
Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan.
Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.
Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan.
Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan.
Anda frustasi karena anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal.
Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi.
Anda ingin setiap murid terinspirasi, tetapi anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi.