Renungan Harian Kristen Protestan, Sabtu, 9 November 2019 : Membangun Desa, Ini Dasar Teologisnya
Disinilah peran serta masyarakat termasuk gereja sebagai lembaga keagamaan dan kekuatan sosial masyarakat diperlukan.
Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."
Sebetulnya Yohanes Pembaptis menolak untuk membaptis Yesus karena merasa itu tak pantas, karena pembaptisan adalah penyucian dari dosa-dosa, sementara Yohanes tahu bahwa Ia adalah anak Allah yang maha tinggi.
Tetapi Yesus mengatakan biarlah hal itu terjadi karena itu adalah kehendak Allah sendiri (Bandingkan Matius 3:13-15). 13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. 14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?" 15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.
Rasul Paulus melihat peristiwa kerendahan hati dan ketaatan Kristus ini dalam suatu perbandingan antara Adam sebagai manusia pertama dan Kristus sebagai Adam kedua, yakni pada ketidaktaatan Adam dan ketaatan Kristus kepada Kehendak Allah. Melalui ketidaktaatan Adam semua orang berada dalam penghukuman Allah, namun melalui ketaatan Yesus semua orang dibenarkan dan diberi kesempatan hidup dalam anugerah Allah (Roma 5:12-19).
Sikap penekanan pada kampung dan bukan kota besar juga diajarkan Yesus setelah kebangkitanNya kepada para muridNya. Galilea, bukan Yerusalem, kampung bukan kota besar (bandingkan Matius 28:7-10; Markus 16:7).
Titik tolak dari awal pelayanan para murid hendaknya dimulai dari kampung Galilea dan bukan kota besar Yerusalem. Yerusalem sebagai tempat para nabi dibunuh Yerusalem juga sebagai tempat pengadilan Yesus yang berujung kepada hukuman mati dalam bentuk penyalibannya.
Orientasi desa, dan bukan kota: oleh karena pedesaan masih menawarkan kesejukan, kepolosan dan kenyamanan, sebaliknya kota besar menawarkan segala kerumitan dan polusi agama, budaya dan sosial.
Memang di desa banyak keterbatasan dikota banyak fasilitas termasuk fasilitas untuk buat jahat, tetapi Yesus menyuruh para murid memulai awal yang baru dari desa. Di desa ada banyak pohon, tapi di kota ada banyak tempat judi, tempat minum mabok, tempat Pitrad, SPA plus plus dan lain-lain.
Tugas kita semua dan juga termasuk tugas gereja dan pemerintah adalah bagaimana mendidik dan mendorong orang-orang muda untuk membangun kampungnya dari pada lari ke kota yang belum tentu membawa kebaikan bagi mereka.
Penciptaan lapangan kerja di desa dan pemberian modal yang disertai dengan pelatihan dan pendampingan yang baik bagi mereka akan menolong mereka mencintai kampung halaman mereka.
Jadi marilah bangun desa kita, kalau bukan sekarang kapan lagi dan kalau bukan kita siapa lagi. (*)
