Renungan Harian Kristen Protestan, Sabtu, 9 November 2019 : Membangun Desa, Ini Dasar Teologisnya
Disinilah peran serta masyarakat termasuk gereja sebagai lembaga keagamaan dan kekuatan sosial masyarakat diperlukan.
Dunamis (bahasa Yunani artinya "Kuasa"), bukanlah sekadar kekuatan atau kemampuan; lebih dari pada itu istilah ini khusus menunjuk kepada kuasa yang bekerja, yang bertindak.
Lukas dalam “des lukanischen Doppelwerkes” nya (dalam tulisannya yang pertama Injil Lukas dan dalam Kisah Para Rasul) menekankan bahwa kuasa Roh Kudus termasuk kekuasaan untuk mengusir roh-roh jahat dan urapan untuk menyembuhkan orang sakit sebagai kedua tanda penting yang menyertai pemberitaan Kerajaan Allah (Lihat misalnya. Lukas 4:14,18,36; 5:17; 6:19; 9:1-2; Kisah Para Rasul 6:8; 8:4-8,12-13; 10:38; 14:3; 19:8-12).
Kuasa atau Roh Kudus diberikan untuk bersaksi. Dan bersaksi dalam banyak bentuk, baik dalam kata-kata maupun perbuatan. Bersaksi tidak harus dalam bentuk khotbah. Bersaksi tidak harus menangkan Jiwa.
Bersaksi tidak harus teriak-teriak atau malah memaki-maki, mencela dan menuding orang. Bersaksi juga tidak harus pamer kehebatan, kesombongan dan kebesaran diri. Bersaksi tidak harus unjuk kepintaran. Bersaksi lebih menunjuk kepada kebesaran Tuhan Allah sendiri.
Bersaksi bisa dalam kata-kata dan perbuatan kita yang nyata dalam melaksanakan amanat Agung Yesus dalam Matius 28:19-20. Orang percaya memiliki tanggungjawab untuk menyasikan kebaikan dan kebenaran Tuhan.
Orang bisa saja bertobat karena kesaksian kita, namun itu bukan usaha kita tetapi karya Roh Kudus melalui kita. Ketika kita menyangka bahwa pertobatan orang lain adalah karena kita, maka kita sesunguhnya mendukakan Roh Kudus, karena kita telah menyangkali kuasanya (dunamisnya) yang sedang bekerja dalam diri kita.
Oleh karena itu bersaksi adalah gaya hidup kita, bukan beban yang memberatkan kita. Bersaksi bukan untuk mendapatkan keuntungan material dan ketenaran diri. Sebab kuasa Roh Kudus yang bekerja dalam diri membebaskan kita, memberikan semangat kepada kita. Bahkan ketika kita merasa tak mampu ia justru menolong kita hingga kedatangan kembalinya Yesus.
Menarik bahwa dalam teks Lukas 4:16-30 ada penekanan bahwa melalui tuntunan Roh Kudus Yesus memulai pelayananNya dari kampung kecil Nazaret di wilayah Galilea dan bukan dari kota besar di Yerusalem.
“Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab”. (Lukas 4:16).
Penekanan pada kampung atau desa dan bukan kota atau perkotaan merupakan sikap kerendahan hati Kristus. Bahkan hal ini sudah tergambar sejak kelahirannya, dimana ia dilahirkan dari tempat yang paling udik di Israel dan bahkan dalam sebuah kandang (Lukas 2:4-7). Puncak dari perendahan diri Kristus adalah kematiannya di salib (Lukas 23:33-49; bandingkan Filipi 2:6-8).
Kerendahan hati Kristus oleh penulis Lukas hanya mungkin terjadi karena ia dalam kontrol Roh Tuhan, dan ini sudah ditegaskan sebelumnya dalam Lukas 4:14 “Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu”.
Memberi diri untuk selalu di kontrol oleh Roh kudus harus menjadi tekat setiap anak-anak Tuhan. Karena hanya itu yang mampu membuat kita menepis godaan-godaan dunia yang makin hari makin canggih berbagai-bagai bentuk kejahatan.
Ungkapan “dalam kuasa Roh Kudus” diterjemahkan dari ungkapan aslinya evn th/| duna,mei tou/ pneu,matoj oleh beberapa terjemahan terlihat ada berbagai variasi yang menarik.
Versi Einheitsuebersetzung (1980) Jerman: erfüllt von der Kraft des Geistes (dipenuhi dengan kuasa Roh), English Standard Version (2001): full of the Holy Spirit (penuh dengan Roh Kudus, atau dalam versi Amplified Bible (2015) full of [and in perfect communication with) the Holy Spirit (penuh dengan [dan dalam komunikasi yang sempurna dengan] Roh Kudus), E.J. Tinsley: armed with the power of the Spirit (dipersenjatai dengan kuasa Roh) (lihat E.J. Tinsley, The Gospel According to Luke, Cambrige At The University Press, 1965, halm., 51).
Ungkapan ini dalam berbagai variasinya mau menunjukkan bahwa kuasa Yesus adalah berasal dari Allah Bapa pencipta, yang diperolehnya dari sikap kerendahan hatinya untuk dibaptis oleh Yohanes Pembaptis (Lukas 3:21-22 “Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya.
