Kisah Orlando: Pelaut Amerika yang Terdampar di Lembata dan Upaya Merajut Mimpinya Kembali
Kisah Orlando: Pelaut Amerika Serikat yang Terdampar di Lembata dan Upaya Merajut Mimpinya Kembali
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
Kisah Orlando: Pelaut Amerika Serikat yang Terdampar di Lembata dan Upaya Merajut Mimpinya Kembali
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Sebuah kapal pesiar berbendera Amerika Serikat ditemukan hancur di perairan Tanjung Leur Pantai Waibere, Desa Tobotani, Kecamatan Omesuri Kabupaten Lembata, Kamis (24/10/2019).
Kejadiannya sekitar pukul 16.30 Wita. Awak kapal itu adalah seorang pelaut berusia 73 tahun bernama Harland Joseph Harris "Orlando".
• BREAKING NEWS: Polda NTT Periksa Penjabat Sekda TTU Soal Selisih Anggaran di KUA PPAS
Musibah itu menghancurkan kapal bernama Paladino Asheville, NC dan beruntung tidak sampai merenggut nyawa Orlando.
Dia kemudian ditolong oleh masyarakat di Desa Tobotani dan tinggal di sana bersama warga selama tiga hari sebelum polisi dan anggota TNI AL menjemputnya dan membawa pria kelahiran San Francisco-California itu ke Kota Lewoleba.
Selama di Tobotani, pria kelahiran 03 Oktober 1946 itu mengaku tinggal di rumah seorang warga yang bernama Timbo. Dia punya kesan istimewa selama berada di sana.
• Jadi Wadah Silaturahmi, BPW KKSS NTT Bangun Kantor Sekretariat di Kota Kupang
Warga memberinya makan, tempat beristirahat, mencuci pakaiannya dan menghibur dirinya yang sedang bersedih karena telah kehilangan kapal.
Saat ditemui Pos-Kupang.Com di Hotel Olimpic Lewoleba, Selasa (29/10/2019), pelaut yang akrab disapa Orlando ini masih ditemani petugas TNI AL dan pegawai Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas II TPI Maumere.
Mereka sedang membuat sebuah surat pernyataaan yang menyebutkan kapal milik Orlando telah hancur di perairan Lembata.
Orlando masuk ke Indonesia melalui Timor Leste dari Papua Nugini.
Di Dili dia tinggal selama lima minggu memperbaiki kapalnya. Sebenarnya dia hendak bergerak ke Kupang dan terus ke Bali karena seorang temannya sedang menunggu di sana.
Akan tetapi dengan mempertimbangkan gerak angin beberapa temannya di Dili mengusulkan sebaiknya dia mengikuti jalur perairan menuju Pulau Lembata lalu terus ke Pulau Dewata.
Dari cerita Orlando, angin dan gelombang di perairan tersebut memang cukup membuat dia kesulitan mengendalikan kapal.
"Saya sedang santai dan menikmati perjalanan. Saya kemudian mendengar alarm mesin dan saya kembali mematikan mesin karena saya tahu kalau bunyi alarm berarti mesinnya sedang bermasalah jadi saya kembali ke dalam kapal bagian bawah, ketika saya melangkah airnya sudah tinggi. Itu tidak normal seharusnya air tidak sebanyak itu dan ini pertanda saya tenggelam, airnya masuk terlalu cepat jadi saya buka ruang mesin dan lihat ke dalam di sini. Mesinnya dan airnya sudah hampir sampai di atas mesin. Mesinnya tenggelam," kenang Orlando mengisahkan detik-detik kapalnya mulai rusak.
Merasa sudah berada dalam keadaan bahaya, dia pun berusaha membawa kapal menuju tepi pantai yang berkarang untuk bisa menyelamatkan diri.
"Jika saya membawa kapal ke air yang dalam, saya mungkin hanya punya waktu yang sedikit karena saya harus mempertahankan hidup."