Daftar Orang NTT yang Pernah Menjadi Menteri Kabinet Indonesia, Nomor 3 Luar Biasa
Berikut adalah daftar orang NTT yang pernah menjadi menteri Kabinet Indonesia atau pejabat setingkat menteri.
Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
Pengalaman Organisasi
1980-1985, PMKRI, ANGGOTA, JAKARTA
1980-1985, MENWA BATALYON XI MAHAJAYA, ANGGOTA, JAKARTA
1985-2013, PMKRI, ANGGOTA DEWAN PERTIMBANGAN, JAKARTA
2010-2013, PKDI, KETUA DEWAN PERTIMBANGAN, JAKARTA
2012-2013, PDKI, KETUA MAHKAMAH, JAKARTA
2010-2013, DEWAN KEHORMATAN, ISKA, JAKARTA 2012-2015, PRESIDIUM PUSAT PEMUDA KATOLIK, PENASEHAT AWAM, JAKARTA
Ketua Departemen Energi SDA dan Lingkungan Hidup DPP NasDem
2. Saleh Husin
Saleh Husin, S.E., M.Si. (lahir di Rote NTT, 16 September 1963; umur 56 tahun), adalah seorang politikus yang pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dalam Kabinet Kerja dari tahun 2014 hingga 2016.

Pada 27 Juli 2016, ia digantikan oleh Airlangga Hartarto.
Riwayat Pendidikan
S-1; Fakultas Ekonomi, Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Jakarta tahun 1996.
S-2; Magister Administrasi Publik, Universitas Krisnadwipayana selesai pada tahun 2007.
English Course in University of Oregon, Eugene, Oregon-USA (1992)
Kursus Reguler Angkatan (KRA) XXXIX Lemhannas (2006)
Public Speaking, John Robert Power
Pengalaman kerja[sunting | sunting sumber]
Direktur PT Shelbi Pratama (1989)
Komisaris PT Ades Alfindo Putra Setia, Tbk (1993)
Anggota DPR RI untuk periode 2009-2014
Menteri Perindustrian dalam Kabinet Kerja tahun 2014-2016
Pengalaman organisasi
Wakil sekretaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura
3. Nafsiah Mboi
Dokter Andi Nafsiah Walinono Mboi, SpA, M.P.H. (lahir di Sengkang, Sulawesi Selatan, 14 Juli 1940; umur 79 tahun) adalah Menteri Kesehatan Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu II.
Ia menggantikan Endang Rahayu Sedyaningsih yang meninggal karena penyakit kanker pada tanggal 2 Mei 2012.

Nafsiah Mboi adalah seorang dokter spesialis anak yang mendapat gelar Master of Public Health (MPH) dari Institute of Tropical Medicine, Antwerpen, Belgia pada tahun 1990 dan sempat menjadi research fellow untuk Takemi Program dalam kesehatan internasional di Universitas Harvard, Cambridge, AS pada tahun 1990-1991.
Sepak terjang Nafsiah di bidang kesehatan dimulai sejak tahun 1978, ketika ia bahu-membahu dengan sang suami, dr. Aloysius Benedictus Mboi, MPH, yang pada saat itu bertugas sebagai Gubernur Nusa Tenggara Timur dalam mengangkat derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat NTT yang saat itu merupakan provinsi tertinggal di Indonesia.
Karyanya di bidang pelayanan kepemerintahan pernah mengantar pasangan itu menerima Ramon Magsaysay Award tahun 1986, di samping penghargaan nasional lainnya, termasuk Satya Lencana Bhakti Sosial tahun 1989.

Ia juga dikenal aktif di bidang HAM dan pernah menjadi ketua komite hak-hak anak untuk PBB. Di bidang pemerintahan, ia pernah menjadi anggota MPR RI pada tahun 1982-1987.
Sejak 2006, Nafsiah dipercaya menjabat sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional dan wakil ketua Komisi Nasional (Komnas) perempuan.[4]