Head Line News Hari Ini
Pelindo Kupang Berlakukan Delivery Order Online, Pengusaha Terhindar Pungli?
DO Online diberlakukan di Pelabuhan Tenau Kupang dan Pelabuhan Lorens Say Maumere, Kabupaten Sikka.
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Manajemen PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III menerapkan sistem Delivery Order (DO) Online untuk pengeluaran barang dari pelabuhan. Untuk wilayah NTT, diberlakukan di Pelabuhan Tenau Kupang dan Pelabuhan Lorens Say Maumere, Kabupaten Sikka. Kalangan pengusaha menyambut baik pemberlakukan DO Online.
Adapun tujuan DO Online, yakni meningkatkan kelancaran arus barang dan menurunkan biaya logistik di pelabuhan. Selain itu, memberikan kemudahan kepada pengguna jasa melakukan permohonan pengeluaran barang.
General Manager Pelindo III Pelabuhan Tenau Kupang, Baharuddin menyatakan telah menerapkan DO Online sejak 1 September 2019.

"Kami masih terus melakukan pendampingan, tinggal kemampuannya (SDM) saja karena sebelumnya manual lalu ke ke online jadi dirasakan cukup berat. Kami terus lakukan pendampingan supaya mereka familiar," kata Baharuddin saat dikonfirmasi Kamis (12/9/2019).
Demi kelancaran penerapan sistem DO Online, kata Baharuddin, pihaknya menyiapkan beberapa unit komputer di kantor. Hal itu dimaksudkan agar dapat memandu dan menjelaskan sistem baru ini kepada pelanggan. "Kalau ditanya, kami segera jelaskan," ujarnya.
Dia menjelaskan, selama ini pengguna jasa melakukan permohonan pengeluaran barang secara manual dengan langsung mendatangi loket yang tersedia di Kantor Pelindo III Pelabuhan Tenau.
• Eurico Guterres: Timor Timur Lepas Bukan Salah Habibie
Sistem DO Online memberikan kemudahan. Pelanggan tidak repot-repot mengunjungi dan berlama-lama antre di loket.
"Sebelumnya, datang urus di loket yang ada di Pelindo III dan bayar di sana. Sekarang saat dia (pelanggan) ada saldo langsung bayar secara online, lalu terbitkan job-nya lalu ke sana pergi ambil," terangnya.
"Pelanggan tidak perlu capek-capek mengeluarkan biaya untuk ke sana ke mari, bisa transaksi di rumah atau lewat Handphone," tambahnya.
• KISAH Penderita HIV/AIDS di Kupang, Yulius Tak Putus Asa
Baharuddin berterima kasih kepada para pengguna jasa yang selama ini telah menjadi mitra. Ia mengharapkan dukungan semua pihak untuk lebih menjalin koordinasi dan komunikasi memaksimalkan penggunaan sistem DO Online.
"Dengan memanfaatkan media online ini sangat membantu mitra sehingga tidak ada banyak waktu yang terbuang. Saya juga harapkan dukungan semua mitra saya untuk mendukung kelancaran distribusi melalui pelabuhan Tenau Kupang," ucap Baharuddin.

Lebih lanjut Baharuddin mengungkapkan, bongkar muat di Pelabuhan Tenau Kupang dalam satu jam, rata-rata 20 sampai 25 box atau peti kemas yang dilakukan bongkar muat. Rata-rata tunggu paling lama 3-4 jam, tunggu di pelabuhan kapal sandar. Dalam sebulan, volume barang yang masuk dan keluar dari pelabuhan Tenau Kupang rata-rata 7 ribu sampai 8 ribu box.
Dia mengatakan, pihaknya akan menambah jumlah crane jika dibutuhkan demi kelancaran aktivitas bongkar muat peti kemas. "Nanti kalau kapasitasnya sudah melampaui kami akan mengusulkan. Dalam waktu dekat ini belum," katanya saat kembali dihubungi Senin (16/9/2019).
• Artis Ganteng Leo Consul Puji Ayu Ting Ting Teman Ivan Gunawan Disebut Dekat dengan Robby Purba
Menurutnya, jika jumlah box atau peti kemas mencapai rata-rata 200 ribu peti kemas, maka pihaknya akan mempertimbangkan untuk menambah jumlah crane. "Standarnya sampai 200 ribu box. Kami baru rata-rata 100 ribu box per bulan," ujarnya.
Saat ini, pihaknya menggunakan dua unit crane untuk aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tenau Kupang.

Pengusaha di Kota Kupang, Theo Widodo mengatakan, DO Online sangat bermanfaat untuk memperlancar arus barang dan menurunkan biaya logistik di pelabuhan. Pengurusan pun jadi transparan.
Menurut Theo, yang dialami selama ini pengurusan terlalu lama sehingga barang terlambat keluar dari pelabuhan. Hal itu mengakibatkan tingginya biaya pelabuhan sehingga harga barang menjadi lebih mahal.
"Selama ini karena menggunakan proses manual di pelabuhan sehingga menyebabkan biaya logistik pelabuhan jadi tinggi. Untuk itu DO Online jawabannya. Pemerintah sudah menyiapkan portal inaportnet dan DO Online yang mempermudah pemilik barang, tidak perlu lagi mengurus izin keluar barang dari pelabuhan dengan cara tatap muka," kata Theo saat dikonfirmasi Sabtu (14/9/2019).
• Pernah Viral Dijuluki Pemain Voli Tercantik, Sabina Altynbekova Kini Berhijab, Foto Jadi Sorotan
"Saya berharap pihak Pelindo bisa terapkan sistem ini secara baik. Yang harus dibenahi Pelindo selain penerapan inaportnet dan DO Online, juga fasilitas bongkar muat perlu ditambah/diperluas," ujarnya.
Pengusaha lainnya, Bobby Pitoby mengatakan, sistem DO Online sangat bagus. Keuntungannya, yakni mempercepat proses bongkar muat barang. Kalau sebelumnya menunggu bongkar muat bisa lebih dari dua minggu.

Menurut Bobby, dengan DO Online otomatis akan berdampak terhadap harga jual barang. Karena bila cost expedisi bisa dikurangi, harga pum bisa turun. Apalagi 90 persen barang konsumsi datang dari Pulau Jawa. Selain itu, ongkos kirim barang pun bisa lebih murah.
"DO Online adalah salah satu jawaban untuk masalah-masalah kita pengusaha di daerah. Saya berharap kepada Pelindo untuk mempercepat proses bongkar muat dan menjalani sistem DO tanpa birokrasi yang rumit," ujar Bobby saat dikonfirmasi Minggu (15/9/2019).
• Manajemen Ruben Onsu dan Betrand Peto Temui Kepala SMPN 1 Ruteng Manggarai, Ini yang Disampaikan
Selain itu, lanjut Bobby, peralatan bongkar muat dan space untuk sandar kapal juga harus diperhatikan untuk diperluas.
"Karena sekarang banyak kapal antri untuk bongkar muat dan tidakada tempat dan crane untuk bongkar muat. Kupang sudah sangat berkembang sekarang sehingga pelabuhan kita juga harus berkembang," imbau Bobby.
Hindari Pungli
Owner PT Aneka Niaga, Hengky Marloanto mengaku baru mendengar DO Online mulai diterapkan dalam bulan September ini. Karena baru diterapkan sehingga otomatis akan ada kendala. Ada hambatan, proses agak lambat.
"Pertama agak sulit karena baru. Kalau sudah terbiasa pasti bisa. Sehingga butuh waktu untuk pelaksanaannya. Dimana SDM-nya harus dipersiapkan. Jangan samakan dengan orang di Jakarta dan wilayah Pulau Jawa lainnya. Mereka sudah terlebih dahulu menerapkan DO Online, sedangkan NTT ini baru," ujar Hengky saat dihubungi, Kamis (12/9/2019).
• PHRI Sikka Anjurkan Festival Budaya Hewokloagg Digelar Musim Liburan Turis Eropa
Menurut Hengky, semua yang diberlakukan pasti ada nilai tambahnya dan minusnya. "Tidak semua orang bisa mengoperasikan ini, karena butuh waktu dan sosialisasi. Sebab orang baru bisa karena telah terbiasa."
Dikatakannya, sistem DO Online juga mengedukasi masyarakat agar anak-anak generasi saat ini bisa lebih peka dengan sistem teknologi sehingga mempermudah mereka dalam bekerja.
"Saya rasa pemerintah sudah mengarahkan untuk mengasah SDM. Tapi perlu diedukasi, dipandu dan disosialisasikan. Kalau bisa diajarkan untuk mengoperasikan," tukasnya.
• Bupati Kupang Sosialisasi di Baumata, Balai Wilayah Sungai Nusra II Bangun Bendungan Manikin
Semua sistem, lanjutnya, sudah otomatis online dan memang harus seperti ini. Di awal agak kesulitan tapi di akhir bisa lebih mudah. Penerapan ini dibuat, katanya, salah satunya untuk menghindari pungli. "Sehingga DO Online ini sangat bagus karena lebih transparan," puji Hengky.
Kendali Jalur Tata Niaga
Pemberlakuan sistem DO Online belum tentu membuat harga barang turun. DO Online memang bisa mempercepat bongkar muat barang, yang berarti biaya bongkar muat dan gudang menjadi lebih murah.
"Apakah harga barang akan turun? Belum tentu, karena biaya bongkar muat hanya salah satu unsur biaya. Faktor lain yang juga menentukan penetapan harga barang adalah jalur tata niaga," kata Pengamat Ekonomi, Dr. Frits O Fanggidae saat dihubungi Senin (16/9/2019).
• Memanas Hubungan Ustadz Yusuf Mansur & Ustadz Maaher Atthuwalibi Dipicu Wirda Mansur Film The Santri
Menurutnya, banyak biaya yang harus dikeluarkan sepanjang jalur tata niaga. Bila jalur tata niaga tidak diatur dengan baik, akan menimbulkan tekanan yang besar terhadap biaya dan akan berpengaruh pada harga.
Selain itu, lanjut Frits, perilaku pengusaha juga sangat menentukan. Untuk komoditas yang pasarnya monopolistik atau duopoli, harga barang dominan ditentukan oleh pengusaha.
Dosen Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang ini mengatakan, apabila Pelindo telah menerapkan DO Online, hal ini sudah bagus. Selanjutnya pengendalian perlu dilakukan pada jalur tata niaga, termasuk di dalamnya perizinan.
• Tiga Mantan Wakil Ketua DPRD NTT Jadi Ketua Fraksi
• Harta Belimpah Tak Kalah dari Ashanty, Ayu Ting Ting Boyong 15 Karyawan dan Keluarga ke Labuan Bajo
Ia menegaskan, perizinan sangat penting, agar komoditas tertentu yang menguasai hayat hidup banyak orang seperti sembako, bahan bangunan seperti kayu, tidak dikuasai oleh pemain tertentu saja.
"Pemberian izin usaha untuk komoditas seperti ini harus dipercepat sehingga banyak pemain bisa terlibat didalamnya. Semakin banyak pemain, pasar akan menjadi kompetitif, bersaing secara sempurna, sehiiingga harga ditentukan oleh mekanisme pasar, bukan mekanisme paksa oleh pengusaha," tandas Frits. (yen/ii/kk)