KISAH Penderita HIV/AIDS di Kupang, Yulius Tak Putus Asa

Ia didiagnosa positif HIV/AIDS tahun 2013. Yulius tidak tahu awal mula tubuhnya digerogoti virus.

Penulis: Gecio Viana | Editor: Alfons Nedabang
Essay by IAS Paper
Ilustrasi HIV/AIDS 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Kota Kupang terbanyak kasus HIV/AIDS di Provinsi NTT. Para penderita penyakit mematikan itu disebut sebagai Orang Dengan HIV/AIDS atau ODHA. Salah satu ODHA adalah Yulius (45). Meski kerap mendapat stigma negatif, dia tetap beraktifitas seperti biasa. Kini Yuliusberperan sebagai pendamping ODHA lainnya.

Ia didiagnosa positif HIV/AIDS tahun 2013. Yulius tidak tahu awal mula tubuhnya digerogoti virus.

"Saya terinfeksi pada 2013. Berarti di 10 tahun yang lalu ada satu kejadian yang terlupakan lalu ketahuan lagi," tutur Yulius saat ditemui di Sekretariat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Perjuangan, Jl Amabi Kelurahan Oepura, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Senin (9/9/2019).

Aktivis LSM Perjuangan, Yulius
Aktivis LSM Perjuangan, Yulius (POS-KUPANG.COM/GECIO VIANA)

Saat ini Yulius bekerja sebagai staf LSM Perjuangan. Salah satu tugasnya yakni melakukan pendampingan ODHA lainnya. Peran itu ia lakukan bersama empat rekannya. Dalam melaksanakan tugas, LSM Perjuangan berkoordinasi dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Kupang.

Menurut Yulius, virus HIV dapat bertahan di tubuh manusia selama belasan tahun.. Virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh (imun).

Sebagai ODHA, Yulius harus mengkonsumsi obat antiretroviral (ARV) setiap hari seumur hidup. "Dalam sehari minum obat yang bekerja 12 jam dan ada yang 24 jam tergantung hasil laboratorium dan keputusan dokter," paparnya.

Betrand Peto dan Ruben Onsu, Suami Sarwendah, ke Manggarai Awal Oktober, Siap Dijemput Meriah

Namun demikian, lanjut Yulius, terdapat beberapa jenis ARV yang memiliki efek samping. Jika demikian, dokter akan merekomendasikan ARV jenis lainnya untuk dikonsumsi ODHA.

"Kekurangan ARV tidak ada akan tetapi dampak dari obat itu ada, misalnya nevirapin mengakibatkan gatal-gatal. Sampai di tengah jalan dokter memutuskan ganti. Ada lagi evapiren mengakibatkan halusinasi," ujarnya.

ODHA harus disiplin dan konsisten konsumsi ARV sehingga sistem kekebalan tubuh tetap terjaga. Jika tidak disiplin maka virus HIV akan resisten dan berdampak pada kesehatan ODHA. Virus akan kembali menyerang sistem imunitas.

RAMALAN ZODIAK Hari Besok Rabu 18 September 2019: Virgo Menuai Hasil, Sagitarius Beruntung

Mengenai ketersediaan ARV, Yulius mengatakan, sangat memadai dan dapat diambil di RSUD Prof Dr WZ Johannes dan RS Wirasakti. "Untuk pasokan tidak macet. Kadang yang mau keluar kota 2-3 bulan dokter tetap kasih."

Yulius mengatakan, penyebab tingginya angka ODHA di Kota Kupang karena perilaku seks bebas dan penularan dari ibu ke anaknya. "Rata-rata penularan dari hubungan seks dan dari ibu ke anak. Di mana, ibu yang tidak mengetahui status medisnya, sangat berpeluang untuk menularkan ke anaknya saat ada di kandungan," ujar bendahara LSM Perjuangan ini.

Menurutnya, seseorang mengidap HIV/AIDS tidak serta merta langsung mengetahui keadaan medisnya tanpa melalui tes kesehatan. Jika seseorang tidak mengetahui bahwa telah terkena virus HIV dan sering melakukan hubungan badan dengan pasangan yang berbeda maka potensi penyebaran virus semakin tinggi.

Memanas Hubungan Ustadz Yusuf Mansur & Ustadz Maaher Atthuwalibi Dipicu Wirda Mansur Film The Santri

Saat melakukan pendampingan, kendala yang dihadapi adalah bagaimana mendampingi keluarga ODHA yang baru mengetahui anggota keluarganya mengidap HIV/AIDS.

"Kalau orang yang terkena pemikiran awalnya merasa putus asa, hilang harapan dan cita-cita, menurutnya bahwa hidup sudah berakhir. Akan tetapi kami terus dampingi dan mereka bisa terima," katanya.

"Masalah lainnya adalah penerimaan orang dekat dari ODHA. Jadi kita tidak hanya mendampingi orang yang sakit tapi dihadapkan juga dengan situasi keluarga. Jadi kami juga memberikan penjelasan. Awal-awal berat, tapi mereka (keluarga atau orang dekat) terima juga," kisahnya.

Gunung Ile Mandiri Dilahap Api, Wabup Flotim Pimpin Pemadaman

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved