Prakiraan Cuaca

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Daerah di NTT Akan Alami HTH Ekstrem, Ini Dampaknya

Simak Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Daerah di NTT Akan Alami HTH Ekstrem, Ini Dampaknya yang harus diwaspadai

Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM/MARIO TETI
HTH Ekstrem - Seekor kuda di lahan persawahan kering di Desa Sanggaoen, Lobalain, Rote Ndao NTT. Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Daerah di NTT Akan Alami HTH Ekstrem, Ini Dampaknya 

POS-KUPANG.COM - Sejumlah Daerah di NTT akan mengalami Hari Tanpa Hujan Ekstrem ( HTH Ekstrem ).

Simak dampak yang harus diwaspadai.  Kemarau panjang mulai melanda wiayah NTT. 

BMKG menyebut Hari Tanpa Hujan ( HTH ) makin meluas dan panjang.

Menurut BMKG, Wilayah NTT mengalami HTH kategori panjang 21–30 hari.

Beberapa daerah bahkan mengalami HTH Ekstrem panjang lebih dari 60 hari berturut-turut.

Baca juga: BMKG: Cerah Mendominasi Cuaca NTT Hari Ini, Sabtu 4 Oktober 2025

Adapun Sejumlah Daerah di NTT yang akan mengalami HTH Ekstrem meliputi Lembata, Kupang, Sabu Raijua. Termasuk Fatubena, Baumata, dan Stasiun Waingapu Sumba Timur. Wairiang, Lambanapu, dan Kanatang juga mengalami kondisi serupa tanpa hujan panjang.

BMKG menyebut HTH Ekstrem di NTT dipicu oleh rendahnya curah hujan di awal bulan Iktober. 

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Timur ( BMKG NTT ) dalam laporan pembaruan informasi iklim pada Dasarian III September 2025, curah hujan tergolong rendah, berkisar 0–50 mm per dasarian di hampir seluruh wilayah NTT. 

Dampak HTH Ekstrem yang harus diwaspadai.

Menyikapi kondisi iklim tersebut, BMKG NTT mengingatkan Warga NTT agar mewaspadai kekeringan. 

Berdasarkan data info BMKG, prediksi awal Oktober 2025 menunjukkan curah hujan rendah.

Peluang curah hujan rendah mencapai probabilitas 71–100 persen.

Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG: NTT Hari Ini Berawan, Hujan Ringan di Manggarai Timur

 Kondisi ini perlu diwaspadai karena berdampak pada sektor pertanian dan ketersediaan air bersih masyarakat.

BMKG imbau masyarakat waspadai dampak kekeringan meluas. Perlu pengelolaan air dan jadwal tanam adaptif. Pemerintah daerah juga diharapkan mengantisipasi risiko kekeringan berkelanjutan di wilayah terdampak.(*)

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved