VIDEO: Gurihnya Kerupuk Ikan Tuna Balauring, Baru Berhasil Setelah Gagal Berkali-kali. Ini Videonya
VIDEO: Gurihnya Kerupuk Ikan Tuna Balauring, Baru Berhasil Setelah Gagal Berkali-kali. Kerupuk ini diproduksi ibu-ibu di Desa Balauring, Lembata.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Frans Krowin
VIDEO: Gurihnya Kerupuk Ikan Tuna Balauring, Baru Berhasil Setelah Gagal Berkali-kali. Ini Videonya
POS-KUPANG.COM,LEWOLEBA – VIDEO: Gurihnya Kerupuk Ikan Tuna Balauring, Sukses Setelah Gagal Berkali-kali. Ini Videonya
Sejak tahun 2016, Asi Guhir, Veronika Lali Ehaq dan sekelompok ibu rumah tangga di Desa Balauring, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, melakukan uji coba pembuatan kerupuk yang bahan bakunya adalah ikan tuna.
Setelah dicoba berulang-ulang dan gagal juga berkali-kali, hasilnya justeru sangat mengagumkan. Kerupuk itu pun diberi nama, Kerupuk Ikan Tuna Balauring.
• VIDEO: Di Dolphin Loundry, Karyawannya adalah Mahasiswi, Kuliah Sambil Bekerja. Ini Videonya
• VIDEO: Abaikan Kaum Muda, Bengkel APPek Gelar Diskusi Peternakan di NTT. Ini Videonya
• VIDEO: Ini yang Dipamerkan Dapur Kelor Indonesia di Kupang. Ini Videonya
Sejak itu, kerupuk khas dengan cita rasa gurih tersebut mulai dipasarkan dan dikenal di seantero Kabupaten Lembata.
Pada momen Festival 3 Gunung tahun ini, Kerupuk Ikan Tuna jadi produk unggulan yang turut mengisi stand pameran Desa Balauring di Kawasan Wisata Bukit Cinta Lembata. Tidak hanya ikan, ada juga abon dan soto dari ikan tuna.
"Ini tahun kedua kami ikut pameran Festival 3 Gunung. Tahun lalu kami juga ikut pameran," kata Asi kepada Pos Kupang, Rabu (28/9/2019) siang.
Asi menceritakan sekali produksi dia dan kelompoknya bisa menghasilkan 40-an bungkus kerupuk ikan. Jumlah ini tergolong tetap dan belum terhitung kalau ada pesanan dari pelanggan.
"Kami jaga supaya stok kerupuk tidak habis. Harus selalu ada supaya kalau orang pesan bisa langsung ada," tambah Asi.
Veronika menambahkan saat ini kelompok mereka yang juga dinamai Kelompok Kerupuk Ikan Tuna Balauring sudah mendapatkan bantuan peralatan dari pemerintah, tetapi belum dimanfaatkan karena belum dibangun gedung produksi tersendiri.
"Kami kerja sekarang masih manual dulu."
Dipaparkan, untuk membuat kerupuk lokal ini, mereka biasa membeli 2-3 ekor ikan tuna kecil dari nelayan. Dua ekor didapat dengan harga Rp250 ribu.
Secara garis besar proses pembuatannya, ikan tuna yang ada dipotong dan diambil bagian daging merahnya saja.
"Daging cokelatnya dibuang tidak digunakan karena kolesterolnya tinggi.
Hanya ambil daging merahnya saja."
Kemudian, dagingnya diris-iris, dihancurkan dengan mesin mol daging. Daging ikan yang sudah hancur lalu dicampur bumbu, setelah itu dikukus masak, diiris lagi baru dijemur 3-4 hari. Proses pengeringannya bisa sampai seminggu sampai pada proses dibungkus untuk dijual.
Walau sudah banyak dikenal masyarakat Lembata, Veronika mengatakan pemasaran produk pangan ikan tuna ini belum sampai ke luar daerah.
"Belum begitu laris jadi belum bisa pastikan satu bulan dapat berapa. Buat banyak tapi ada juga yang tidak terjual," tandasnya.
• VIDEO: SMATER Don Bosco Lewoleba Juara Lomba Marching Band Festival 3 Gunung. Ini Videonya
• VIDEO: Ikuti Cara ini Sebelum Anda Membeli Mobil Keluarga. Simak Videonya
• VIDEO: Penuhi Permintaan Hotel, Lahan Tidur Disulap Jadi Kebun Sayur. Ini Videonya
Produk ini sudah sering dipamerkan pada berbagai event. Pada waktu Expo Uyelewun tahun 2017 lalu, Istri Gubernur NTT, Julie Sutrisno Laiskodat sempat juga beli beberapa bungkus dan bawa ke Kupang.
Menurut Veronika, selama ini dia masih menjual kerupuk ini dari rumah ke rumah.
"Kalau jual door to door maka laku habis. Di Balauring Kecamatan Omesuri juga orang biasa beli," lanjutnya seraya mengakui kalau produk ini belum terlalu laris dibeli.
"Kami tidak putus asa. Sedikit-sedikit kami juga buat."
Keduanya berharap produk pangan andalan ini bisa dikembangkan ke luar Lembata.
Mereka akan lebih semangat bekerja kalau ada pelanggan yang pesan banyak dalam kumpulan paket.
Di tempat pameran, kerupuk seharga Rp15 ribu, abon Rp20 ribu, dan soto Rp15 ribu. Semuanya berbahan dasar ikan tuna.
Pemerintah desa Balauring sendiri sudah berencana menjadikan kelompok ini sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) dan mulai dianggarkan pada tahun 2020. (POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)
Nonton Videonya Di Sini: