Ini Kisah Dokter Mangku Mengaku Bahagia Tangani Pasien Miskin, Rela Dibayar Rp 10 Ribu
Uang bukan faktor utama pembawa kebahagiaan. Ini yang dibuktikan dokter Mangku Sitepoe (84). Kebahagiaanya justeru ada pada orang miskin.
Kala itu, ia bersama ketiga temannya menyelenggarakan pengobatan gratis dalam rangka HUT RI ke-50 di sebuah gereja.
Antusias masyarakat pun tinggi, sebab pada tahun 1992, belum ada BPJS maupun asuransi kesehatan yang menanggung biaya warga miskin.
• Prada DP Gergaji dan Bakar Mayat Kekasihnya Vera Oktaria, Sosok Yang Menyuruhnya Tewas Mengenaskan
"Tampaknya, orang tertarik sekali dengan pengobatan gratis," katanya.
Mengutip perkataan Prof Iwan Darmansjah, lanjut Mangku, setiap orang yang memiliki akal sehat memiliki Altruisme.
Altruisme itu merupakan perhatian kepada kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri.
Tahun 1995, mereka membangun poli klinik Pratama Bhakti Sosial Kesehatan Cabang St Tarsisius di bilangan Barito, Jakarta Selatan.
Tujuannya, agar masyarakat benar-benar mendapatkan manfaatnya ketimbang hanya sekali berobat saat ada acara tertentu.
Kemudian di tahun 2003, Cabang poli klinik berbiaya sukarela ini dibangun lagi di Kebayoran Lama.
Dibayar Rp 10 Ribu per Pasien
Dari tahun 1992 hingga sekarang, Mangku mengaku hanya dibayar sukarela oleh pasien.
Bahkan, tak sedikit yang tak bayar.
Namun, ia tak membeda-bedakan para pasien itu.
"Saya tidak beda-bedain pasien. Semua sama. Saya tangani semua dengan benar-benar. Satu orang bahkan bisa 15 menit," terangnya.
• Live Streaming Indosiar Persela Lamongan vs Persib Bandung Liga 1 2019, Kamis (8/8) Jam 18.30 WIB
Mangku pun dibayar Rp 10 ribu per pasien yang datang kepadanya.
"Per pasien hanya bayar Rp 10 ribu saja. Sudah termasuk obat-obatannya ya," katanya.