Ini Kisah Dokter Mangku Mengaku Bahagia Tangani Pasien Miskin, Rela Dibayar Rp 10 Ribu
Uang bukan faktor utama pembawa kebahagiaan. Ini yang dibuktikan dokter Mangku Sitepoe (84). Kebahagiaanya justeru ada pada orang miskin.
Namun, saat itu, banyak warga setempat yang mendatangi tempat kerjanya untuk minta berobat.
Padahal, Mangku bukanlah dokter umum.
"Mereka datang ke saya malah minta berobat. Kata mereka tidak apa apa, pak. Silahkan obati," ujarnya.
Kendati demikian, Mangku tetap mengobati warga yang sakit.
"Waktu itu hanya secara sukarela saja enggak dibayar. Warga sana sangat butuh diobati, karena di Langkat hanya ada satu dokter," terangnya.
• Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini Kamis 8 Agustus 2019 Gemini Bertemu Orang Baru,Scorpio Asmara di Udara
Sebagai imbalan, tak jarang warga membalas budi Mangku dengan buah musiman seperti durian, kelapa, maupun beras.
Dari sana, Mangku bekerja tak hanya sebagai Dokter hewan namun juga melayani masyarakat yang minta bantuan.
Mangku juga pernah menjadi dokter hewan di Filipina maupun Denmark.
Pada tahun 1967, Mangku memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Sumatera Utara agar bisa meraih gelar Dokter umum.
"Salah satu faktornya saya ingin jadi dokter umum karena cerita di Langkat itu. Setelah menjalani pendidikan, tahun 1978 saya disumpah sebagai Dokter," kenangnya.
Namun, ia masih bekerja di departemen pertanian hingga pensiun di tahun 1992.
Pensiun Jadi Dokter Umum
Meski sudah pensiun, ia menolak untuk menghabiskan masa tuanya dengan hidup tenang.
Perjalanan hidup baru Mangku pun kembali dimulai.
Bersama dengan ketiga temannya, salah satunya Farmakolog Idealis Prof Iwan Darmansjah, Mangku mulai bergerak untuk mengobati warga miskin.