Berita Religi
Alumni Asrama Stela Maris Bertemu Kangen, Ini Yang Dilakukan
Puluhan ibu-ibu terlihat sedang bersenda gurau dan saling membagi pengalaman di Aula Asrama Putri Stela Maris Naikoten 2 Kupang.
Penulis: Apolonia M Dhiu | Editor: Apolonia Matilde
Menurut Helena, walau di dunia maya, namun mereka tetap mencari jalan agar suatu saat bisa bertemu dan tecetuslan ide untuk melakukan reuni.
• Korban Tenggelam Belum Ditemukan, Keluarga Gelar Ritual adat Pemakaman Radu Bani
"Kami saling kontak dan akhirnya membuat pertemuan awal pada 3 Desember 2018 untuk merencanakan persiapan reuni. Disepakati untuk reuni di Kupang, karena reuni pertama dan harus kembali ke Asrama Putri Stela Maris Naikoten. Kami hubungi teman-teman yang mau ikut bepartisipasi dan mendaftar, kerja sebagai panitia intens rapat dua bulan terakhir, sehingga terjadilah reuni ini," katanya.
Helena mengatakan, sebelumnya memang sudah ada komunikasi dengan membentuk kelompok arisan, tetapi sempat tidak berjalan karena kesibukkan masing-masing, namun akhirnya dilanjutkan kembali dan membuat iuran wajib.
Sehingga, katanya, dari iuran tersebut tercetuslah untuk reuni perdana kali ini.
Dikatakannya, dirinya tidak menyangka bisa betemu lagi dengan sekian banyak teman dari berbagai tempat.
• Peryataan Ikan Asin Galih Ginanjar Terhadap Fairuz Termasuk Pelecehan Seksual, Ini Alasannya
Menurutnya, pada reuni perdana tersebut jumlah semua anggota yang hadir sebanyak 49 orang, tetapi ada yang berhalangan sehingga ada yang hanya meminta kostum.
"Kami sebenarnya ada banyak orang dari total anggota asrama saat itu. Angkatan I sebanyak 86 orang, angkatan II sebanyak 70 orang, dan angkatan III sebanyak 90 orang," katanya.
Menurut Helena, dalam reuni perdana, mereka melakukan beberapa kegitana selama tiga hari.
Hari pertama, sharing pengalaman, hari kedua nanti di CFD, selanjutnya ziarah ke makam Uskup Gregorius Monteiro di Gereja Katedral Kristus Raja Kupang, ziarah Taman Doa Yesus Maria Yosep Oebelo, makan siang di Raknamo dan pulang refrehing di Pantai Oesapa menikmati sunset dan istirahat.

"Kami menginap di Hotel Cahaya Bapa untuk mengenang aktivitas di seputaran Asrama Stela Maris saat remaja, semacam napak tilas bahwa dulu kami sangat aktif di gereja.
• Ini Alasan Warga Desa Pocong Desak Pemerintah Perhatikan Jembatan Menge
Hari ketiga tanggung koor misa kedua dan puncak acara di kediaman panitia di Liliba, mengundang tetangga dan ramah tamah bersama, selanjutnya kembali ke rumah masing-masing," katanya.
Sementara Dr. Intje Kleden, salah satu anggota asrama tahun 1987, mengatakan, banyak hal positif yang didapatkan dari kehidupan di asrama suster.
Dia mengatakan, setelah keluar dari Asrama Stela Maris, rata- rata menjadi orang sukses.
"Kami perlu berkumpul kembali untuk saling menguatkan dan bisa membantu anak-anak, dan adik-adik di sini dengan baik. Ada banyak hal yang kami petik dari Asrama Stela Maris, terkait kebersamaan, persaudaraan, belajar berorganisasi, belajar memahami orang lain, dan spiritual.
Reuni, katanya, agar bisa saling mengisi karena sekian lama tahun tidak bertemu dan saat ini melakukan sharing apa saja yang bisa bermanfaat di tempat kerja, keluarga dan masyarakat.
Dia berharap, asrama Stela Maris tidak boleh ditutup dan semakin banyak anak yang tinggal di sini. (*)