Kematian Dosen FISIP Undana Murni Lakalantas Tunggal
Kematian Salah Seorang Dosen FISIP Undana Kupang Murni Lakalantas Tunggal
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
Sementara itu, berdasarkan hasil otopsi, diketahui penyebab kematian korban adalah terjadinya pendarahan di bagian otak akibat luka retak pada tengkorak kepala bagian belakang korban. Hal tersebut mengakibatkan terjadi pendarahan di otak.
Luka yang dialami korban akibat adanya persentuhan dengan benda tumpul yang berada di TKP.
"Persentuhan itu dijelaskan oleh dokter, bahwa adanya aktif kepala korban yang bersentuhan dengan benda tumpul. Kalau terjadi persentuhan menurut penjelasan dokter, adanya aktifnya kepala korban menuju benda tumpul ini," katanya
"Kalau kekerasan berarti adanya benda tumpul yang dibenturkan ke kepala korban. Bukan kepala korban yang aktif menyentuh benda tumpul ini," tambah dia.
Selanjutnya, pihak polisi lalulintas Polres Kupang Kota saat di TKP juga menemukan adanya goresan di aspal menuju polisi tidur yang mendukung fakta di TKP di mana sebelum terjatuh di TKP, korban sempat terseret hingga berhenti di titik TKP.
Pihaknya juga melihat adanya kesesuaian waktu saat korban ditelpon dan kembali menelpon sang istri.
"Durasi waktu almarhum ditelpon oleh istri dan menelpon ke istri kurang dari 10 menit," katanya.
Dari hasil otopsi dan keterangan saksi pihak kepolisian pun melakukan gelar perkara dan menyimpulkan kematian korban berdasarkan fakta-fakta dan bukti merupakan Kecelakaan lalulintas tunggal.
Diakuinya, laporan secara resmi dan penjelasan hasil penyelidikan polisi telah disampaikan, apabila pihak keluarga ingin mendapatkan penjelasan lebih lanjut pihaknya menyarankan untuk kembali bertanya kepada pihak kepolisian.
"Sebelum memberikan SP2HP, kami selaku pengendali penyidik sudah menjelaskan secara detail fakta-fakta di TKP dan hasil otopsi. Selanjutnya akan dibaca secara detail di SP2HP A 5," katanya.
Sementara itu, perwakilan keluarga, Yohanes Alex Nino mengatakan, pihaknya akan membawa hasil penyelidikan ke pihak keluarga besar untuk didiskusikan bersama.
"Saya bawa pulang ini (SP2HP) untuk baca dengan keluarga. Nanti jika kesimpulan-kesimpulan dan faka baru saya akan kembali bertanya pada polisi," katanya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)