Januari 2020 Pulau Komodo Ditutup Untuk Konservasi

Pemerintah Provinsi NTT ( Pemprov NTT) akan menutup Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat per Januari 2020.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS KUPANG.COM/RICKO WAWO
Seminar tentang Penutupan Pulau Komodo yang diselenggarakan Badan Koordinasi Humas Lingkup Pemprov NTT di Hotel Ima, Jalan Timor Raya, Kota Kupang, Kamis (23/5/2019). 

"Jika tidak mau nginap di darat, silakan nginap di kapal tapi kita kenakan charge sesuai berapa lama dia situ. Itu semua diatur."

Pemprov NTT berharap konservasi ini akan menjadikan TN Komodo salah satu tempat konservasi bermutu tinggi di dunia.

"Kita menghindari mass tourism atau turisme massal dimana semua orang bisa masuk. Ini salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Jadi harus butuh waktu, tenaga dan biaya. Tidak mudah orang mencapainya. Ini mimpi besar bapak gubernur," ungkapnya.

Dalam hal jumlah kunjungan, menurutnya, pemerintah lebih mementingkan kualitas daripada kuantitas wisawatan.

"Orang-orang yang masuk ke dalam harus 'orang-orang terpilih'. Punya uang, punya apresiasi terhadap lingkungan. Yang boleh masuk ke sana orang-orang yang berkelas secara ekonomi, berkelas apresiasi terhadap lingkungan, berkelas dalam perlakuan terhadap komodo dengan baik. Orang bertanya jadi tidak semua bisa masuk? Namanya masuk ke dalam tujuh keajaiban dunia," jelasnya seraya menyamakannya dengan wilayah konservasi di Afrika.

Terkait upaya konservasi ini, Marius menyampaikan Gubernur NTT Viktor Laiskodat memang menghendaki agar wilayah itu tertutup. Jadi resikonya penduduk setempat harusnya dipindahkan. Hal ini akan disosialisasikan kepada masyarakat.

"Begitu masih ada orang di situ. Kemungkinan untuk menyimpang itu ada. Pasokan rantai makanan harus terjamin."

Ketika ditutup, pemerintah akan merekomendasikan wisatawan ke destinasi lain di NTT dan tidak terkonsentrasi di Taman Nasional Komodo. Ini menunjukkan NTT kaya akan tempat wisata kelas dunia.

"Kita mau supaya NTT dikenal semua tidak hanya tempat-tempat tertentu."

Kepala Dinas Pariwisata, NTT, I Wayan Darmawa dalam paparannya menggarisbawahi
NTT yang memiliki destinasi wisata kelas dunia seperti Sumba sebagai pulau terindah, Hotel Nihiwatu, Komodo, Kelimutu, Waerebo, Taman laut di Alor dan Nembrala Rote, Ikan Paus Lamalera, rumah adat dan kampung adat, serta tenun ikat.

Keunggulan lainnya, tandasnya, Provinsi NTT dikenal dengan toleransi terbaik, bandara dan pelabuhan laut terbanyak di Indonesia, dengan 14 bandara, ragam kuliner terbanyak, produk rumput laut dan kelor terbaik. Yang paling penting, kata dia, adalah bagaimana mengangkat hal-hal yang unggul dari NTT dan membangun kesadaran (awareness) wisata masyarakat NTT.

Kepala Balai Taman Nasional Komodo, Lukita Awang Nistyantara juga mendorong pemerintah daerah untuk membuka lokasi wisata lainnya terutama daerah habitat binatang purba Komodo yang ada di wilayah daratan Flores bagian utara. Menurutnya, hal ini penting untuk keadilan dan kesetaraan pariwisata di semua daerah potensi wisata yang belum diberdayakan. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved