Di TTS, NTT- Hanya Bermain-Main Ucapan tapi Berujung Maut, Polisi Tetapkan 8 Orang Jadi Tersangka

Hati-hati jika kita ingin bermain gila (kelakar) apa lagi jika dalam keadaan mabuk karena bisa ditanggapi salah. Hal inilah yang menimpah Matan Yongki

Penulis: Dion Kota | Editor: Ferry Ndoen
Pos KUpang.com/Dion Kota
para tersangka kasus pembunuhan Matan Yongki sedang digiring menuju sel tahan Mapolres TTS usai diperiksa. 

Pada awal berduel pelaku hanya menggunakan tangan kosong.

Namun, saat korban kalah dan ingin melarikan diri, ketiga teman pelaku lainnya justru mengejar dan melakukan pengeroyokan hingga pembacokan.

"Korban dikeroyok lawannya empat orang. Awalnya satu lawan satu terus temannya ikut bantu
saat korban terjatuh ingin kabur ke semak semak. Korban dikeroyok pakai gesper dan dibacok,"
jelasnya.

Atas kejadian itu, kata I Made korban mengalami luka dibagian punggung dan pinggang akibat
bacokan senjata tajam.

"Ada tiga bacokan sajam jenis celurit dibagian pinggang dan punggung. Korban sempat dapat perawatan di rumah sakit, saat ini kondisinya sudah membaik dan sudaj pulang,"ucapnya.

Usai kejadian keempat pelaku langsung melarikan diri ke tempat persembunyiannya yang biasa dijadikan base camp.

Atas insiden itu, kepolisian Polsek Medan Satria langsung mengejar keempat pelaku dan berhasil menangkap pelaku di base camp yang tak jauh dari lokasi pengeroyokan dan pembacokan.

"Tim reskrim kita langsung cepat dan buru pelaku. Keempat pelaku ditangkap di tempat
tongkrongannya berbentuk gubuk. Disana juga ditemukan berbagai jenis senjata tajam,"
paparnya.

Barang bukti berupa satu buah baju seragam sekolah Pramuka milik korban yang berlumuran
darah, dua bilah Sajam jenis celurit, dua bilah senjata tajam jenis gergaji es.

"Para pelaku masih dibawah umur kita akan konsultasi jaksa seperti apa proses pengadilannya.
Yang jelas kita jalankan proses peradilan anak. Tapi sementara untuk pasal pelaku dikenakan
Pasal 170 Ayat 2 KUHPidana Tentang Tindak Pidana Pengeroyokan dengan ancaman hukuman
tujuh tahun penjara," katanya

Lelucon Berujung Maut, Seorang Mekanik Tewas

Mengutip Grid.ID, setiap orang tentu perlu bersenda gurau demi menghalau bosan dan memecah suasana.

Namun, selain menimbulkan sensasi kebahagiaan, senda gurau atau lelucon juga juga bisa membawa duka.

Dilansir dari Gulfnews, April lalu, seorang mekanik asal Bangladesh, berusia 34 tahun mengolok-olok rekan kerjanya hingga berujung kejadian fatal.

Tawa canda mereka berubah menjadi amarah dan rasa kesal.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved