Ketua DPD Golkar NTT Melki Laka Lena Sebut Pilih Pemimpin Harus Lihat Empat Parameter Ini
Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi NTT Melki Laka Lena mengatakan, memilih pemimpin harus melihat empat parameter
Penulis: Gecio Viana | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi NTT Melki Laka Lena mengatakan, memilih pemimpin harus melihat empat parameter penilaian.
Parameter itu diantaranya, pertama, melihat rekam jejak, latar belakang dan Curriculum Vitae (CV). Hal ini berlaku untuk capres, DRR RI, DPRD tingkat satu dan DPRD tingkat dua.
"Pilihlah calon yang sudah selesai dengan dirinya. Jangan sampai calon yang urus dirinya sendiri tidak bisa bagaimana urus orang lain," ungkapnya saat menjadi narasumber dalam seminar dengan tema 'Pemilu yang Aman Damai dan Berkualitas' yang dilakukan di Aula STIKUM Prof. DR. Yohanes Usfunan, DRS., SH., MH di Jalan Pendidikan No. 6 Nasipanaf, Penfui, Kabupaten Kupang, Sabtu (23/3/2019).
Parameter kedua, harus melihat bagaimana orang atau pihak yang berada di balik orang tersebut.
"Terkadang dia bagus tapi harus dilihat orang dibelakangnya harus dilihat partainya, tim suksesnya atau siapa saja saat dia kampanye. Tidak ada orang yang bicara anti korupsi, kalau dibelakang dia itu para koruptor. Tidak ada dia bilang pro lingkungan hidup kalau di sekitar dia itu tebang pohon terus," ujarnya
"Kalau dia sudah bagus tapi partainya bermasalah atau tim suksesnya bermasalah jangan dipilih. Karena saat dia terpilih nantinya berpotensi terpengaruh dengan lingkungan disekitar dia," tambahnya.
Lebih lanjut, parameter ketiga yakni orientasi dan keberpihakan calon pemimpin tersebut benar-benar pro terhadap kepentingan orang banyak.
"Orang ini atau disekitarnya jelas berpihak kepada orang banyak," jelasnya.
Parameter keempat yaitu pemimpin tersebut memegang teguh ideologi bangsa yakni Pancasila sebagai dasar negara.
Selain itu, dalam pemilu kali ini, pihaknya sebagai pemimpin partai telah memberikan instruksi tiga hari sebelum pemilu, alat peraga kampanye harus diturunkan.
Alat peraga kampanye tersebut selanjutnya disarankan untuk diberikan kepada para petani.
"Kami sudah kasih instruksi tiga hari terakhir (masa kampanye) semua baliho diturunkan langsung kasih petani untuk jemur padi biar ada guna sedikit," jelasnya.
Pihaknya juga mengimbau untuk mengantisipasi politik uang dan politik barang yang kemungkinan besar akan dipraktekkan dalam pemilu kali ini.
"Antisipasi politik uang atau politik barang. Ini pasti banyak, saya sudah dengar informasi. Ada yang sudah bilang ke saya satu kepala Rp 300 Ribu, ini beredar di seluruh NTT," paparnya.