Keliling Kampung Mengais Rupiah: Pria asal Mauponggo Raup Jutaan Rupiah Perbulan, Ini Pekerjaannya!

Bekerja keras dan menjalani usaha untuk menghasilkan uang tentu sesuatu yang tidak mudah.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Ferry Ndoen
Pos Kupang.com/Gordi Donafan
Fransiskus Mite (45) pemilik mesin giling batang pisang asal Mauponggo saat giling batang pisang milik warga di Batawa Desa Wolokisa Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo, Sabtu (9/3/2019) sore. 

Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Gordi Donofan

POS-KUPANG.COM | MBAY -- Bekerja keras dan menjalani usaha untuk menghasilkan uang tentu sesuatu yang tidak mudah.

Butuh tekad dan keinginan yang kokoh serta rasa optimisme tinggi.

Itulah yang dilakukan oleh pria asal Mauponggo Kabupaten Nagekeo ini.

Ia menjalani profesi yang tidak kalah menjanjikan yaitu, "Bisnis Mol Batang Pisang"

Warga setempat biasa menyebutnya usaha atau bisnis yang dijalani pria tersebut adalah jasa mesin giling batang pisang.

Adalah Fransiskus Mite (45) warga yang berasal dari Kampung Boaora Desa Lokalaba Kecamatan Mauponggo Nagekeo.

Menekuni profesi sudah ia jalani hampir delapan tahun.

Mengais rupiah dari kampung ke kampung dari rumah ke rumah sudah menjadi rutinitasnya. Ya rupiahlah yang ia cari demi menghidupi keluarganya.

Pria yang sudah memiliki tiga orang anak ini rupannya sangat terampil dalam menghancurkan batang pisang dengan sebuah mesin sederhana yang ia miliki.

Tak mudah menyerah dan komit serta konsistensi waktu membuat dirinya optimis kelak hidup keluarganya akan bahagia dan sejahtera.

Dalam seminggu bisa mengumpulkan uang satu juta hingga satu juta setengah. Jika sebulan bisa mencapai 4 hingga 5 juta rupiah.

Harga untuk satu batang pisang yang akan digiling Rp. 10.000.

"Kalau memang tidak tekun ya memang susah juga. Harus tekun. Perbatang 10.000 rupiah. Biasanya dirumah-rumah itu mereka siapkan lebih dari 5 batang pisang untuk digiling," ujar Frans, saat ditemui POS KUPANG.COM, di Kampung Batawa Desa Wolokisa Kecamatan Mauponggo, Sabtu (9/3/2019) sore.

Saat itu ia hendak melakukan proses penggilingan batang pisang milik warga.
Dengan teliti ia memasukan satu persatu batang pisang ke mesin yang ia rancang itu.

Sambil menyeka keringat yang keluar dari wajah Frans terlihat serius dan fokus memastikan batang pisang yang ia masukan kedalam mesin penggilingan sore itu.

Tak kenal lelah ia tetap semangat meskpun keringat bercucuran keluar dari tubuhnya.

"Mesin dan alatnya saya beli. Saya rancang lagi supaya lebih sederhana lagi sehingga bisa dibawa pakai motor seperti gerobak. Pisaunya bisa diasa satu kali setiap hari supaya tetap tajam saat menggiling batang pisang. Setelah giling harus cuci supaya bersih," ujar Frans.

Ia mengatakan penghasilnya dalam setiap hari bekerja pasti tiga ratus ribu rupiah. Karena setiap hari warga akan membutuhkan makanan ternak untuk diberikan kepada babi.

"Ya bisa 300.000 rupiah setiap hari. Bisa lebih juga, kalau saya rajin bisa lebih dari 500.000 rupiah setiap hari," ujarnya.

Ini Kisah WNA Fiilipina  Sejak 2010 ‘Terdampar’ di Desa Ile Lewotobi, Sikka-NTT

Klaim  Belum  Dibayar, Belasan  Nasabah AJB Bumi  Putra Mengamuk  di  Maumere  

Ia mengaku dirinya sudah memiliki pelanggan tetap di seputaran Mauponggo. Karena banyak warga yang menjadi peternak babi.

Jika pelanggan sudah menelepon berarti otomatis uang ada dan dirinya bergegas menjemput rejeki itu dengan melakukan penggilingan batang pisang milik warga yang menelepon dirinya.

Ia mengaku dirinya saat ini sudah terbantu karena sudah ada pelanggan. Padahal, sebelum-sebelumnya ia jalan mengendarai sepeda motor dari kampung ke kampung untuk menanyakan apakah ada batang yang hendak digiling.

Ia mengatakan dulu berjuang mencari pelanggan dan sekarang sudah terbantu pelanggan mencari dirinya karena layanan yang diberikan bagus dan hasilnya lumayan. Batang pisang hasil olahan mesinya dinilai sangat bagus.

"Kalau sudah ditelepon itu otomatis ada uang. Karena pelanggan sudah lebih dari 30 orang. Bisa 40 orang pelanggan. Rata-rata mereka tunggu saya untuk giling batang pisang. Saya keliling Mauponggo. Minggu dan Senin istirahat. Saya sudah 8 tahun. Anak tiga, anak pertama kelas 3 SD, anak kedua umur lima tahun dan anak ketiga 1 tahun 7 bulan. Satu minggu tiga kali jalan keluar jam 13.00 Wita siang sampai pukul 18.00 Wita," ujarnya.

Ia mengaku didaerah seputaran Maukeli banyak warga menjadi peternak Babi. Sehingga banyak yang membutuhkan jasanya untuk mengolah batang pisang seperti digiling.

Dianggap Jorok

Frans mengaku masih banyak orang menilai pekerjaan yang ia tekuni saat itu berupa giling batang pisang itu adalah pekerjaan yang jorok dan dianggap remeh oleh sebagian orang.

Tapi Frans, tak menyerah. Baginya cerita seperti itu tak perlu didengar. Intinya pekerjaan tersebut halal dan dapat menghasil rupiah demi istri dan anak-anak dirumah.

"Ada yang bilang jorok, kotor. Ada yang memang gensi. Itu yang susah. Padahal itu hanya pikiran yang kurang baik. Intinya tekun dan sungguh-sungguh kerja," ujarnya.

Ia mengaku jika tidak ada kemauan dan kerja keras pasti tidak akan mendatangkan pundi-pundi uang disaku atau didompet.

Ia mengatakan semua tergantung kedalam pribadi masing-masing. Mau kena kotor atau tidak. Jika tidak mau kotor dan kena ampas batang pisang silakan cari pekerjaan lain.

Belajar dari Teman

Pada kesempatan itu juga, Frans mengungkapkan awalnya ia mau terjun ke bisnis itu belajar dari teman asal Bajawa kabupaten Ngada.

Frans mengatakan dirinya tertarik karena kerjanya cukup santai dan rela terkena kotor saat melakukan penggilingan batang pisang.

"Dulu itu ikut teman di Boripo Bajawa. Belajar teknik giling, caranya bagaimana. Cara atur piso dan akhirnya bisa kerja sendiri. Ternyata bisa. Akhirnya berani memutuskan untuk beli mesin sendiri jalani usaha ini," ujarnya.

Ia mengaku saat ini sudah terbantu karena sudah ada sepeda motor yang membantu untuk menari mesin giling batang pisang.

Jika jalan keliling mesin tersebut diikat dengan baik dibagian belakang yang kebetulan juga mesin tersebut sudah diranjang sedemikian rupa seperti gerobak roda dua.

"Yang sulit pas jalan mendaki apalagi kalau jalan rusak. Tapi medan disini sudah saya kuasai semua. Ya jadi aman saja," ujarnya.

Ket: Fransiskus Mite (45) pemilik mesin giling batang pisang asal Mauponggo saat giling batang pisang milik warga di Batawa Desa Wolokisa Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo, Sabtu (9/3/2019) sore.
9 Lampiran

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved