Berita Nasional
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon Tengah Berduka Unggahan Twitternya Ini Jadi Sorotan
wakil Ketua DPR RI Fadli Zon Tengah Berduka Unggahan Twitternya Ini Jadi Sorotan. Intip Yuk!
Penulis: Hasyim Ashari | Editor: maria anitoda
Sementara dengan perwakilan mahasiswa tak henti pula membahas keadaan ini. Di antara pembahasan tersebut, nyeletuklah Harry Roesli: "enggeus pindah we ulah di Gasibu..."
Ketika celetukan tersebut muncul, pertanyaannya: pindah ke mana?
Ging, di sana, menyarankan agar berkoordinasi dengan GSSTF (Gelanggang Seni Sastra Teater dan Film) Unpad.
Terhubunglah kembali dengan Lea tapi kemudian lebih intens dengan Hikmat Gumelar.
Dari Hikmat lah muncul penawaran agar aksi dilaksanakan di ruang cafe kampus Unpad yang sedang tidak aktif.
Harry sepakat, dengan pikiran tak usahlah aksi dalam jumlah besar dulu, yang penting waktunya bisa panjang, melibatkan banyak pentolan, dan ada media yang menyuarakan.
Inilah yang melahirkan peristiwa "24 Jam Menolak Bredel."
Kasus DBD di Kota Kupang Naik Dua Kali Lipat ! Masyarakat agar Waspada
Pernyataan Gubernur NTT Tutup TNK! Beri Angin Segar bagi Destinasi Wisata di Provinsi Tetangga
Gembong Pencuri Diseret Lagi ke Penjara
Kegiatannya kami galang di Bandung sementara Ging menggalang pemberitaan terutama media luar karena media Nasional umumnya sedang tiarap.
Rangkaian kebersamaan dengan Ging, membawa pula langkah ke pertemuan Sirnagalih, Bogor, 7 Agustus 1994 yang kemudian melahirkan deklarasi anti-bredel yang disatubungkuskan dengan pendirian AJI.
Kami dari Bandung pergi bertiga (saya, Ging, dan @Muhammad Ridlo 'Muhammad Ridlo Eisy), saya sendiri yang nyetir mobil jenis mini bus butut warna merah ati.
AH itu semua serbasekilas saja yang semula tak hendak atau tak pernah ada keinginan untuk menceritakannya. Namun karena kepergian Ging, tiba-tiba di "layar tancap ingatan" itu berlesatan kembali gambar-gambarnya.
Sesungguhnya bukan itu saja kebaikan hati, konsistensi, dan kesabaran Ging; ia pun begitu besar perhatiannya terhadap kesenian-kesenian yang termarjinalkan.
Jejaknya berbekas sejak masa menampilkan Ibu Dewi sang dalang topeng dari Losari hingga begitu gigihnya memperjuangkan "Metateater" agar pentas di TIM yang masih bersinar.
DAN ah, ketika Ging masih kuliah di ASTI Bandung, jika ngobrol kakinya itu hampir selalu "nangunjar" (berselonjor).
Terngiang ia antara lain pernah bilang: "sesungguhnya dalam hidup ini tidak ada yang susah, kecuali satu hal...."
Saya tak sabar mengejar dengan tanya: "naon?"
"Susah nyari sepatu ukuran nomor 47," katanya sambil memperlihatkan ukuran kaki/sepatunya yang memang tidak biasa.
DAN ah, tak juga akan terlupakan; Ging yang memotret pernikahan kami yang "selon" tak bermodal karena saking "selon"nya saya sebagai mempelai pria.
DAN ah, saya dengar juga dari Ine Arini dan Vinny Soemantri tentang begitu baiknya Ging dari mulai menjemput hingga mengantar ke mana-mana saat mereka "berkesenian" di Belgia.
DAN ah, Ging tak disangka-sangka berpulang begitu cepat mendahului kami.
Masih segar dalam ingatan saat bertemu di acara "80 tahun Saini K.M.
Ia menasihati kami (demikian yang kini terasa) agar menulis dan membukukan bio-kreatif Saini K.M.
"Pa Saini KM teh guru urang sararea," kata Ging kepada saya, Koko Sondari, dan Hermana Hmt.
Lantas dengan seksama ia mendengarkan pengisahan Koko Sondari dari sisi "human interest."
"Tah, gambaran hidup seperti itu yang penting, itu sejatinya guru kita," katanya.
"Sok atuh Ging anu ngabangun tim kerjanya," tawar saya.
"Wah, urang mah rariweuh euy..."
DAN ah, selamat jalan Ging... sampai jumpa lagi ya.
Mengutip BBC.COM, Ging dikenal sebagai salah satu pendiri organisasi wartawan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), yang dibentuk pada 1 Agustus 1994.
Ketika itu, pemerintah hanya mengakui Persatuan Wartawan Indonesia sebagai satu-satunya organisasi sah bagi para wartawan.
Ging pernah mendekam di penjara setelah ditangkap pada 10 Maret 1998 saat digelar Kongres Rakyat Indonesia (KRI) yang bermaksud "memilih secara simbolik presiden versi rakyat".
Ging Ginanjar saat melakukan salah satu liputan untuk BBC Indonesia.
Minta Nomor Telepon Korban di Ibu Korban, Pria Ini Lalu Memperkosa Remaja Usia 16 Tahun Ini
Jelang Pemilu ! KPUD TTU Tetapkan 55 Relawan Demokrasi
KRI digelar tepat sehari sebelum Soeharto dipilih dan dilantik kembali sebagai presiden.
Fotografer Erik Prasetya mengabadikan jalannya persidangan Ging pada 20 Mei 1998 di Pengadilan Negeri Jakarta Utara.
Bersama beberapa seniman dan aktivis, Ging dinyatakan bersalah namun dibebaskan pada hari itu juga.
Sehari kemudian Soeharto menyatakan mundur sebagai presiden dan digantikan oleh B.J. Habibie.
Soeharto jatuh setelah muncul demonstrasi besar-besaran yang dimotori mahasiswa di berbagai kota.
Aksi mereka juga berhasil menduduki gedung DPR/MPR di Senayan, Jakarta. (*)