Berita Kota Kupang
Tragedi Kapal Multi Prima 1, Keyakinan Pendoa Hingga Seorang Ayah
Walau suara dan kabar para korban telah tak terdengar hampir lebih dari sepuluh hari, pihak keluarga yakin bahwa mereka masih bernafas.
Penulis: Lamawuran | Editor: Rosalina Woso

Senin (19/11), di desa Watoone ada kedukaan sehingga mengharuskan Opin melayat di desa kelahiran mantan gubernur Frans Lebu Raya itu.
"Saya mengabarkan padanya (Pelipus) bahwa ada kematian di desa Watoone. Dia sempat bertanya soal kematian itu. Setelah saya jelaskan via SMS dan menanyakan posisinya, dia tidak balas lagi," ujar Opin.
Setelah itu, Opin tidak merasakan adanya firasat akan adanya kisah naas itu. Karena tidak ada informasi baik dari perusahaan kapal maupun orang lain.
Naasnya, kisah tenggelamnya kapal itu diketahui Opin dan keluarga pada Sabtu (24/11), dua hari setelah kapal itu ditelan laut.
"Kami dapat kabar tenggelam juga hari Sabtu. Sementara kapal tenggelam hari Kamis. Kami dapat informasi juga dari catatan kaki di Metrotv. Setelah itu saya telpn istrinya (Pelipus), Sri Handayani. Dia juga tidak tahu," terang Opin.
Seorang narasumber lain yang berhasil dihubungi POS-KUPANG.COM adalah Florentina Waton. Florentina adalah istri dari Nahkoda KM Multi Prima 1 kapten Tarsisius Dusi Atulolong (38).
Florentina mengatakan, komunikasi terakhir dengan suaminya terjadi pada Selasa (20/11) sewaktu kapal tengah berlayar.
"Waktu itu suami saya mengirimkan pesan suara kepada si kecil," kata Florentina, Selasa (4/12).
Dia kaget dengan kejadian itu, lantaran tak ada firasat buruk yang diterima jelang kejadian itu.
"Dengar kabar itu awalnya kaget karena tidak punya firasat apa-apa. Yang kita tahu mereka baik-baik pergi kerja kan. Berlayar," ujarnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ambuga Lamawuran)