Berita Kabupaten TTU Terkini

Petani di Kecamatan Biboki Moenleu Keluhkan Harga Garam yang Terus Turun

Petani di Desa Oepuah, Kecamatan Biboki Moenleu, Kabupaten TTU mengeluhkan harga garam yang dibeli oleh para pengusaha dari Surabaya.

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/TOMMY MBENU NULANGI
Tambak garam milik Yosefina Un Usboko yang berada di Desa Oepuah, Kecamatan Biboki Moenleu. Gambar diambil, Sabtu (6/10/2018). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi

POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU - Petani di Desa Oepuah, Kecamatan Biboki Moenleu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) mengeluhkan harga garam yang dibeli oleh para pengusaha dari Surabaya.

Pasalnya, para pengusaha dari Surabaya membeli garam dengan harga yang tidak menentu. Bahkan harga garam yang dibeli oleh pengusaha itu cenderung turun dari hari ke hari.

Hal itu disampaikan oleh salah seorang petani garam, Yosefina Un Usboko yang ditemui di lokasi tambak garam di Desa Oepuah, Kecamatan Biboki Moenleu, Sabtu (6/10/2018) siang.

Baca: Kepala Rudenim Kupang Tegaskan Imigran di Kota Kupang Bukan Kriminal

Yosefina mengungkapkan, biasanya para pengusaha dari surabaya membeli garam dari para petani dengan harga menentu, bahkan harga dari hari-kehari terus mengalami penurunan.

"Dulu satu karung yang ukuran 50 kg biasanya dibeli dengan harga Rp. 120 ribu, sekarang harganya hanya Rp. 35 ribu per karung," ungkapnya.

Baca: Menpar Menari Likurai di Atambua, NTT

Menurutnya, harga yang ditentukan oleh para pengusaha tidak sebanding dengan proses produksi garam yang dihasil oleh para petani di Kecamatan Biboki Moenleu.

"Kalau kita mau lihat, untuk harga garam saat ini, memang tidak sebanding dengan jerih payah pada saat kami memproduksi garam," jelasnya.

Diakui Yosefina, dirinya bersama dengan para petani lainnya terpaksa menjual garam dengan harga murah. Hal itu dilakukan untuk dapat bertahan hidup bersama keluargannya.

"Kalau kita tidak jual garam yang sudah kita hasilkan, terus kita mau bagaimana dengan garam ini. Kalau kita tidak jual sekarang, takut
karungnya rusak. Jadi terpaksa kita jual dengan harga yang murah," ungkapnya.

Yosefina mengharapkan, pemerintah dapat mengontrol harga beli garam oleh pengusaha, sehingga antara pengusaha garam dan para petani sama-sama mendapatkan keuntungan. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved