Luar Biasa, Kisah Dokter Perempuan Mengabdi di Papua, Tak Semua Dokter Mau Melakukannya

Luar biasa, kisah dokter perempuan bernama Amelia yang mengabdi di Papua, tak sSemua dokter bisa dan mau melakukannya.

facebook
Dokter Amalia dan timnya 

Pasien tersebut adalah bidan tim kami, yg saya rasa saya akan sebut pasien mengingat ia adalah org sakit,, saya rasa kami hanyalah perantara, agar desa tersebut dapat dilihat oleh dunia luar, bahwa masih ada tempat yg ditinggali masyarakat indonesia yg jauh dari kita, jauh dari alat komunikasi, yang belum ada listrik, sinyal radio dsb.

Bnyak masyarakat sakit yg dibopong keluarganya sendiri, namun mereka tidak punya alat untuk merekam kepedihan yg mereka rasakan selama puluhan tahun, sebwlum ada tim Nusantara Sehat @nusantarasehat, yg menetap di desa tersebut, mereka memilih berobat ke papua newgini, dengan jalan kaki..

Dokter Amalia dan timnya
Dokter Amalia dan timnya (facebook)

Akses jalan tdak pernah ada kejelasan, masyarakat jalan berhari2 mengantar anak sekolah, masyarakat menggendong anaknya usia 17 an tahun, kakek2 dll dibawa berobat, tidak ada yg tau,, kami hanya perantara,, tdak ingin dipuji dsb, cuma ingin negara tau, disana bnyak masyarakat yg perlu diperhatiakan kehidupannya,,, set bppsdmkes jkt @kementriankesehatanRI" tulis dokter Amalia pada keterangan fotonya.

Melansir dari Kompas.com pada Rabu (20/6/2018), diketahui dokter Amalia bertugas di pedalaman Boven Digoel Papua.

Ia bergabung dalam program Nusantara Sehat dari Kementerian Kesehatan dan ditugaskan selama 2 tahun di Puskesmas Ninati, Kabupaten Boven Digoel, Papua.

Baca: Banyak Manfaat Kesehatan Setelah Minum Kopi, Tapi Jika Jantungmu Berdebar, Waspada

Baca: Rumah Nenek Raffi Ahmad Ini Dibilang Seharga Rp 100 Milyar, Seperti Apa Sih?

Dokter Amalia, dokter muda yang bertugas di pedalaman Papua. (Kompas.com/Dok. Pribadi)
Dokter lulusan Ilmu Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara itu sudah bertugas di sana sejak 17 Mei 2017 bersama 6 orang lainnya.

Dalam tim tersebut terdiri dari dirinya sebagai dokter umum dan 6 rekannya yang merupakan perawat, bidan, ahli kesehatan lingkungan, ahli gizi, analis kesehatan, dan apoteker.

Dokter Amalia menjelaskan banyak hal terkait kondisi pedalaman Papua saat diwawancari Kompas.com pada Kamis (14/6/2018).

Diketahui, sebelum ada program Tim Nusantara pada tahun 2015, masyarakat di Distrik Ninati lebih memilih beribat ke Papua Nugini karena terbatasnya layanan kesehatan di tempat mereka tinggal.

dokter amelia
dokter amelia (facebook)

“Sebelum kami menetap itu, hanya ada puskesmas pembantu yang dikunjungi sebulan sekali dari puskesmas distrik lain yang terdekat. Dan jarak (masyarakat) ke puskesmas dengan ke Papua Nugini lebih dekat ke Papua Nugini, lewat hutan-hutan begitu,” kata perempuan kelahiran Medan, 15 Mei 1990 ini.

Puskesmas tempat dokter Amalia bertugas pun hanya memiliki 3 staf yang terdiri dari kepala puskesmas, bidan, dan perawat.

“Tapi (mereka) jarang di tempat, karena kami (Tim Nusantara Sehat) stay di tempat,” ujar dia.

dokter amelia dan anak-anak Papua
dokter amelia dan anak-anak Papua (facebook)

Dokter Amalia juga menceritakan bahwa masyarakat di pedalaman tidak memiliki akses untuk berkomunikasi dengan dunia luar karena terbatasnya piranti dan jaringan komunikasi.

“Untuk jaringan, tergantung cuaca. Kalau hujan ada petir, hilang sinyal, kami naik-naik pohon buat cari sinyal,” kata Amalia.

Dokter Amalia, dokter muda yang bertugas di pedalaman Papua. (Kompas.com/Dok. Pribadi)
Bahkan jalanan di 5 kampung ke distrik yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini juga belum diaspal dan mengakibatkan mobilitas menjadi sangat terbatas.

Baca: 4 Jam Main Gadget atau Bekerja di Komputer, Hambat Peredaran Darah, Sudah Ada Korban

Baca: 10 Posisi Duduk Yang Benar Ketika Sedang Di Depan Komputer, Agar Tak Kena Penyakit Berbahaya

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved