Bayimu Alami Epilepsi, Ternyata Ada 6 Penyebab, Jangan Kuatir Ini Cara Mengatasinya
Bayimu alami epilepsi, ternyata ada 6 penyebab, jangan kuatir ini cara mengatasinya.
POS-KUPANG.COM - Bayimu alami epilepsi, ternyata ada 6 penyebab, jangan kuatir ini cara mengatasinya.
Epilepsi adalah sebuah gangguan yang terjadi di otak kita.
Perlu kita ketahui, otak manusia adalah sekelompok sel saraf tak terbatas yang disebut dengan neuron.
Neuron ini berkomunikasi satu sama lain melalui sebuah impuls listrik.
Baca: VIDEO: Nekat Ingin Bebas, Tahanan Pria Ini Bobol Lubang Toilet, Begini Nasibnya
Baca: Saat Istirahat, Jantungmu Berdetak Lebih Cepat? Waspada, Ini yang Terjadi Pada Dirimu
Baca: Anda Wajib Tahu, Durasi Tidur yang Baik Untuk Kesehatan Sesuai Tingkatan Usia
Epilepsi sendiri terjadi ketika sel mengirim sinyal listrik secara bersamaan.
Efeknya, gelombang listrik yang tidak normal ini menguasai otak dan menyebabkan kejang.
Salah satu tanda umum epilepsi adalah kejang.
Namun tidak semua kejang mengindikasikan penyakit epilepsi.
Kerap menimpa orang dewasa, ternyata epilepsi juga bisa menyerang bayi loh.
Lantas apa sih penyebab dari epilepsi sendiri?
Ada banyak alasan mengapa bayi mengalami kejang dan epilepsi.
Umumnya, hal ini terjadi karena faktor berikut:
1. Kelahiran prematur memiliki risiko pendarahan di dalam otak, yang dapat menyebabkan serangan kejang dan perdarahan intrakranial.
2. Saat kelahiran, bayi kekurangan oksigen di otak, hal ini meningkatkan risiko hipoksia prenatal.
Ini dapat menyebabkan cedera di otak dan dapat menyebabkan epilepsi.
3. Kadar glukosa, natrium atau kalsium yang rendah dalam darah dapat menyebabkan epilepsi.
4. Infeksi seperti ensefalitis dan meningitis adalah penyebab kejang dan epilepsi.
5. Bayi yang lahir dengan otak abnormal atau tidak berfungsi dengan baik, memiliki kemungkinan epilepsi yang tinggi.
6. Epilepsi sering diwarisi dari orang tua.
Nah itu dia beberapa penyebab seseorang terutama bayi terkena epilepsi.
Jika bayi menunjukkan tanda-tanda seperti kejang, ada baiknya orang tua langsung berkonsultasi dengan dokter ya!(*)
Baca: Ya Ampun, Kaki Bayi Ini Terbakar Karena Perawat di RS Lupa Matikan Pengering Rambut
Baca: Waspada, 3 Perlengkapan Bayi Ini Bisa Datangkan Penyakit Jika Tak Pernah Diganti
Cara Menangani Anak yang Mengalami Epilepsi
ORANG tua ketika menghadapi epilepsi pada anak, rasa khawatir pastinya tidak berhenti menyelimuti pikiran Anda. Apalagi ketika harus melihatnya kejang-kejang. Meski berat, Anda harus tetap tenang dan menghadapi epilepsi pada anak dengan cara yang benar.
Epilepsi merupakan gangguan pada sistem saraf pusat atau aktivitas sel saraf di otak. Anak-anak yang menderita epilepsi akan menampakkan gejala seperti kejang-kejang, dan kadang juga kehilangan kesadaran diri, pada saat terjadi serangan. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat memengaruhi perkembangan dan kemampuan belajarnya.
Lantas, bagaimana cara menghadapi epilepsi pada anak? Berikut tipsnya:
1. Siapkan Kebutuhan Obat-obatannya
Obat-obatan untuk epilepsi bertujuan bukan untuk menyembuhkan tapi mengontrol gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Karena itu, siapkan selalu obat-obatan yang dibutuhkan oleh anak Anda.
Ada banyak jenis obat-obatan yang tersedia untuk menangani epilepsi pada anak. Obat-obatan tersebut antara lain:
Phenytoin
Carbamazepine
Valproate
Valproic acid
Ethosuximide
Topiramate
Gabapentin
Oxcarbazepine
Zonisamide
Lamotrigine
Felbamate
Obat-obatan tersebut memiliki efek samping berupa pusing, mual, pening, penglihatan ganda, ruam, dan gangguan koordinasi tubuh. Sementara efek samping yang jarang terjadi, antara lain hiperaktif, depresi, dan mudah tersinggung.
Namun sebaiknya, sebelum menggunakan obat-obatan itu berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter.
seghiMasing-masing jenis dan tipe epilepsi akan memerlukan obat-obatan yang berbeda. Karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali gejala epilepsi dan segera bawa anak untuk berkonsultasi ke dokter, guna mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat.
Jika anak Anda telah memasuki bangku sekolah, pastikan dia mengetahui tata cara pemakaian obat tersebut, seperti dosis dan waktu meminumnya saat di sekolah. Jelaskan pula kondisi anak Anda pada guru dan pembimbing di sekolahnya.
Baca: Teganya, Bayi Kembar Ini Dibuang di Tempat Pembuangan Sampah Oleh Pembantu Rumah Tangga
Baca: Warga Kota Medan Heboh, Buka Kardus Popok Bayi Ternyata Berisi Mayat Seorang Gadis
2. Dekati dari Sisi Kejiwaannya
Anak yang menderita epilepsi mungkin mengalami gangguan emosional, seperti rendah diri atau depresi. Namun, jangan biarkan hal itu terjadi pada buah hati Anda.
Untuk menguatkan kondisi kejiwaannya, jelaskan seluk-beluk penyakit yang dideritanya, seperti apa itu epilepsi, apa gejalanya, dan bagaimana cara mengatasinya.
Tumbuhkan kepercayaan dirinya dengan mengatakan bahwa dia masih bisa melakukan aktivitas yang ia sukai, namun harus dilakukan secara hati-hati atau perlu pengawasan.
Bantu anak untuk memahami bahwa ‘menjadi berbeda’ adalah hal yang normal, anjurkan untuk terus berfokus pada apa yang bisa dia lakukan. Dia juga masih bisa berprestasi, karena epilepsi tidak memengaruhi kecerdasannya selama diberikan pengobatan dari dokter.
Beritahu pula kondisi yang dialami anak Anda pada seluruh anggota keluarga dan teman-temannya, agar tidak terlontar kata-kata yang bisa menyakiti hatinya. Jelaskan kepada mereka bahwa epilepsi bukanlah penyakit menular. Jadi, tidak ada lagi alasan untuk menjauhinya.
3. Jaga Keselamatannya
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, ada baiknya dampingi anak Anda ketika dia sedang menjalani aktivitas yang bisa membahayakan nyawanya apabila terjadi kejang, misalnya berenang.
Ditakutkan, epilepsinya kambuh ketika dia sedang bermain di air. Atau pakaikan pelindung kepala saat ia bersepeda dan jangan biarkan dia bersepeda sendirian.
Saat berada di kamar mandi, beri tahu dia agar tidak mengunci pintu kamar mandi. Jika sewaktu-waktu dia mengalami kejang, Anda bisa dengan mudah menolongnya.
Jangan biarkan anak terlalu kelelahan dan mengalami demam karena hal ini bisa memicu terjadinya kejang.
4. Ketika Anak Kejang
Saat anak kejang-kejang, Anda tidak boleh panik. Tenangkan diri Anda agar Anda bisa menolongnya.
Pastikan dia dalam keadaan yang aman. Jauhkan dia dari benda-benda yang tajam, benda yang keras, tangga, dan perabot rumah.
Setelah itu, baringkan tubuhnya ke arah kanan atau kiri agar cairan dalam mulutnya bisa keluar dan tidak masuk ke jalan napasnya. Jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut anak selama kejang berlangsung, kondisi ini dapat menghambat jalan napas.
Saat dan setelah kejang, pantau kondisi anak apakah ia bernapas. Jika setelah kejang, anak tidak bernapas, maka segeralah bawa anak ke IGD rumah sakit terdekat.
Selama dan setelah kejang berakhir, anak Anda mungkin ketakutan dan bingung dengan kondisi yang dialami. Tenangkanlah dia dengan berkata bahwa semua baik-baik saja dan bahwa Anda selalu ada di sisinya.
Biarkanlah dia beristirahat. Hindari memberikan obat tambahan, kecuali bila diresepkan oleh dokter.
Baca: Merasa Ditipu, Gary Memutilasi Pacarnya dan Taruh di 7 Kantong Plastik, Isi Wasiatnya Menghebohkan
Baca: Grace Natalie Laporkan Dua Akun Medsos ke Polisi, Karena Dituding Selingkuh dengan Ahok
Kejang-kejang adalah kondisi yang perlu mendapat pemeriksaan dan penanganan dokter. Terlebih jika hal itu berlangsung lebih dari lima menit dan disertai sesak napas.
Epilepsi pada anak memang terdengar seperti sesuatu yang mengerikan. Tapi dengan penanganan yang tepat, seperti memberikan obat-obatan dan berkonsultasi ke dokter secara rutin, serta mengawasi aktivitasnya, dapat mengurangi risiko anak terkena bahaya.
Jika kondisinya semakin memburuk setelah mengonsumsi obat-obatan, Anda bisa kembali berkonsultasi ke dokter agar mendapat pengobatan baru atau menjalani terapi untuk mengontrol gejala epilepsi pada anak. (*)